Lupakan Ini

"Kamu mau menikah sama dia?" tanya Tiara.

Melvin tersenyum, setelah terdiam satu sama lain, akhirnya Melvin bisa mendengar suara Tiara juga.

"Kalian mau menikah?"

Melvin melirik Bianca dan merangkulnya begitu saja.

"Iya, aku akan menikahinya."

"Secepat itu, belum satu bulan, Vin."

"Memangnya kenapa, ini pilihan ku dan ini keputusan ku."

"Benarkah?"

Bianca mengernyit, sebenarnya ada apa antara mereka, kenapa sekarang Bianca melihat Tiara yang hendak menangis, suaranya pun telah bergetar.

"Tunggu dulu, ini sebenarnya ada apa, aku bertanya sama kalian," ucap Bianca.

"Kenapa, kamu keberatan dengan pilihan ku terhadap Bianca?" tanya Melvin.

Tiara menggeleng, ia menunduk sesaat ketika air matanya menetes tak tertahan.

"Ini ada apa sih, ya ampun kenapa jadi tegang seperti ini?" tanya Sintio.

"Dia lelaki yang selama ini aku ceritakan, dia yang selama ini aku tangisi."

Bianca seketika melepaskan rangkulan Melvin, bagaimana bisa seperti itu, kenapa Bianca tidak pernah tahu jika lelaki yang dimaksud Tiara adalah Melvin.

"Kenapa harus seperti itu?" tanya Melvin.

Bianca diam, apa yang harus dikatakannya, Bianca tidak mau pertemanannya dengan Tiara rusak hanya gara-gara Melvin.

"Apa benar kalian tidak tahu tentang ku, memangnya berapa lama kalian berteman dengan wanita ini?"

Tak ada yang berani menjawab, mereka hanya diam berniat untuk menyimak saja.

"Bii, sejak kapan kamu berteman dengan dia?"

Bianca diam, panggilan Melvin padanya begitu membuat perasaannya hangat, Bianca sedikit tersenyum tapi itu hanya sekilasan saja, bukan itu yang harus jadi fokusnya saat ini.

"Apa pertanyaan ku begitu sulit untuk dijawab?"

"Kami berteman sejak 4 tahun lalu."

"Dan kamu tidak pernah tahu tentang ku?"

"Tidak, kami tidak pernah tahu tentang kamu, Tiara tidak pernah cerita apa pun, kami hanya tahu kalau dia kecewa karena seorang lelaki, tapi tidak tahu lelaki siapa."

Melvin tersenyum seraya mengangguk, Bianca meliriknya, kenapa seperti itu, apa mereka memiliki masalah besar.

"Itulah dia, memang seperti itu dia."

"Apa maksud kamu?" tanya Bianca.

"Dia tidak pernah mau orang lain tahu hubungannya dengan ku, dia menutupi semuanya, dia selalu melarang ku untuk bertemu dengan teman-temannya yang mungkin kalianlah."

"Diam kamu, apa kamu tidak mengerti juga tentang semuanya?"

"Tidak perlu marah, kamu harusnya berfikir, dulu kamu selalu takut kalau aku berpaling pada teman mu, kamu begitu menggenggam ku erat, hingga akhirnya aku lepas juga, dan sekarang kamu lihat kebenarannya, ini adalah hasil dari pemikirkan kamu, aku bersama teman mu sekarang."

Tiara berpaling, ia mulai terisak karena perbicangan mereka saat ini, niat mereka untuk bertemu dan berbahagia ternyata gagal.

"Ada acara apa kamu disini?" tanya Melvin.

Bianca menoleh, ia juga melirik mereka bergantian, dan balasannya hanya gelengan kepala saja.

"Bii."

"Aku hanya mau kumpul saja, soalnya sekarang kita sudah mulai sulit bertemu, dan hari ini kebetulan lagi kosong bareng, jadinya kita sepakat kumpul."

"Kalau gitu sebaiknya, kita pulang saja."

"Mana bisa seperti itu, kalau kamu mau pulang, silahkan pulang sendiri."

"Kita pulang sama-sama."

"Aku gak mau, aku masih mau sama mereka."

Tiara berlalu begitu saja, ia tidak bisa terus berada di sana bersama dengan mereka semua.

"Tiara."

Bianca menoleh, tidak boleh, hubungan mereka tidak boleh sampai rusak.

"Tiara."

Melvin segera menahan Bianca yang hendak pergi, ia melirik mereka semua dan meminta mereka untuk menyusul Tiara saja.

"Aku ikut."

"Kamu diam sama aku."

Mereka berlalu meninggalkan Melvin dan Bianca di sana, biarkan saja mereka memang butuh bicara sekarang.

"Aku gak suka ya seperti ini," ucap Bianca.

"Apa yang kamu gak suka, kamu akan suka jika aku kembali sama dia?"

Bianca diam, mana mungkin seperti itu, tentu saja Bianca tidak mau Melvin pergi darinya, bahkan meski untuk temannya sendiri.

"Kenapa diam, kamu mau bilang kalau aku lebih baik kembali sama dia?"

"Tidak."

Melvin berpaling sesaat, ia menggeleng dan mengusap wajahnya perlahan.

"Kita akan temui mereka lain waktu, sekarang kita pulang saja."

Bianca hanya mengangguk saja dan ikut saat Melvin membawanya pergi, Bianca bisa menghubungi Tiara setelah Melvin tidak ada bersamanya nanti.

"Apa yang tidak kamu sukai?"

"Aku tidak suka karena kamu sudah membuat wanita menangis."

"Dia menangis sendiri, kenapa aku yang disalahkan, apa yang aku lakukan?"

"Melvin."

"Kita perlu bicara tentang ini, kamu tidak tahu apa pun, jadi jangan berani menyimpulkan apa pun dari apa yang terjadi tadi."

Melvin membuka pintu mobil dan membiarkan Bianca masuk, untuk sesaat Melvin melirik Cafe itu lagi, dan segera memasuki mobil.

"Kita kembali ke rumah kamu?"

"Tidak, disana tidak ada siapa-siapa, di luar saja."

"Oke."

Melvin melajukan mobilnya, itu bukan masalah, Melvin tahu banyak tempat nyaman untuk mengobrol.

"Kalian baru berpisah, kenapa bisa kamu langsung mencari pengganti, apa bisa semudah itu?"

"Kenapa harus dipersulit?"

"Kalau kamu gagal sama aku, apa kamu akan begitu mudahnya melupakan aku?"

"Tergantung dirimu sendiri, pertanyaan itu hanya dirimu sendiri yang bisa menjawab."

"Apa maksudnya?"

Melvin langsung meminggirkan mobilnya dan menghentikannya, Melvin berbalik menatap Bianca di sampingnya.

"Aku bertanya baik-baik, aku harap kamu tidak marah."

Melvin tersenyum mendengarnya, kenapa juga harus marah, Melvin tidak suka marah-marah.

"Apa aku bisa marah padamu?"

"Mungkin saja."

"Sayangnya aku tidak bisa."

"Melvin, aku sedang tidak ingin bercanda."

"Aku juga serius, 2 minggu lalu aku memutuskan hubungan ku dengan Tiara."

"2 minggu, dan sekarang kamu sudah berbicara tentang pernikahan sama aku?"

"Apanya yang salah, aku memang seperti ini, aku tidak pernah ambil pusing dengan semuanya, kalau memang yang aku pertahankan tidak mau aku pertahankan, lalu untuk apa lagi?"

"Tapi dia masih menginginkan kamu."

"Itu urusan dia, aku sudah tidak mau lagi berurusan sama dia."

"Kamu gak bisa egois, kamu tidak bisa pergi begitu saja, kamu sudah menyakiti perasaan wanita."

"Ya, aku tahu itu, aku sanga tahu itu, tapi aku memang gak mau lagi, aku gak bisa lagi."

"Apa alasannya, apa karena kamu tidak diizinkan bergaul dengan teman Tiara?"

"Apa aku terlihat seperti lelaki yang tak memiliki teman?"

"Melvin."

Melvin tersenyum, ia meraih kedua tangan Bianca, mengusap dengan ibu jarinya, Melvin menatap wanita di hadapannya.

"Dengarkan aku, aku pernah begitu menyayangi dia, aku pernah sangat memperjuangkan dia, aku pernah juga bertahan untuk mempertahankannya, tapi dia yang tidak bisa terima semuanya."

"Apa maksudnya?"

"Tiara tidak bisa menerima aku dengan sempurna, dia tidak bisa mengerti aku, dan yang utama, dia tidak bisa hormat pada orang tua ku."

Bianca diam, benarkah seperti itu, tapi kenapa Tiara terlihat begitu kecewa saat melihat sosok Melvin tadi.

"Aku gak akan paksa kamu untuk percaya, tapi aku minta dengarkan aku, dan fikirkan."

"Tapi dia masih menginginkan kamu."

"Tidak, dia hanya masih tidak bisa mengakui kesalahannya saja."

"Melvin."

"Sekali lagi aku tanya sama kamu, apa kamu mau aku kembali sama dia?"

"Tidak."

"Kalau gitu lupakan ini, kamu cukup tahu kalau aku dan Tiara memang pernah bersama, tapi itu pernah bukan masih."

"Aku ...."

"Kamu tidak akan kehilangan mereka hanya karena Tiara, jangan khawatir hubungan kamu dan Tiara akan rusak, kalau sampai Tiara menjauhi kamu, itu jelas jika dia memang tetap tidak bisa mengakui kesalahannya sendiri."

"Apa semudah itu?"

Melvin tersenyum, ia menusap pipi Bianca lembut.

"Dengar aku, kita hidup untuk masa depan, kita hanya harus fokus pada masa depan, aku punya masa lalu dan mungkin kamu juga punya masa lalu, ya masa lalu memang tidak untuk dilupakan, tapi tidak harus juga dikenang."

"Kamu tidak lagi menginginkannya?"

"Kalau aku masih mau sama dia, untuk apa aku ikut acara konyol malam itu."

Bianca tersenyum, entaglah Bianca tidak bisa berfikir sekarang, biarkan saja dulu, Bianca akan fikirkan semuanya nanti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!