One Night Mistake With Calon Ipar

One Night Mistake With Calon Ipar

Chapter 1

Luxury Univercity siang itu di hebohkan oleh seorang mahasiswa tingkat Akhir bernama Ziovan argantara Osmaro. Putra ketiga dari pasangan Barata Ken Osmaro dan istrinya Syafira Maharani.

Pria berusia dua puluh satu tahun itu turun dari motor ninja seharga hampir seratus tiga puluh juta miliknya. Hampir semua Mahasiswi yang melihat kedatangannya langsung terpaku di tempat. Terutama saat pemuda tampan tersebut membuka helmnya. Tak ada yang tak terpesona dengan ketampanannya.

"Gila! Gantengnya kebablasan, nggak bisa munduran dikit, apa ya?" sudah tak asing lagi pujian-pujian yang mengagumi fisik tuan muda Osmaro tersebut.

Bagaimana tidak heboh, melihat laki-laki yang terkenal kegantengannya seantero kampus itu adalah hal yang langka bisa di lakukan oleh para mahasiswi di sana.

Pasalnya, laki-laki yang kerap di sapa Zio tersebut sangat jarang masuk kuliah. Mungkin, kalau bukan karena otaknya yang cerdas di tambah pengaruh orang tuanya, sudah di pastikan anak itu sudah di D.O dari kampus jauh-jauh hari.

"Guys! Ada hot news! Tuan muda Ziovan ngampus hari ini, oh my god!" seru salah satu mahasiswi kepada segerombolan mahasisiwi lainnya yang kini sedang berada di kantin kampus.

"Wah benar-benar hot news ini mah, lo lihat dimana? Kapan lagi kan bisa menikmati ketampanan Zio dari dekat!" timpal salah satu temannya.

"Ayo kita segera ke sana, gue mau mengabadikan momen langka ini. Syukur-syukur kan dia kecantol sama kecantikan paripurna gue?" timpal yang lainnya.

"Yee! Mimpi lu! Mau lo saingan sama Claudya?" sahut mahasiswi yang membawa kabar kedatangan Zio tadi.

"Ya, siapa tahu kan seleranya Zio udah bukan Claudya lagi,"

"Kalau bukan Claudya, terus siapa? Elo gitu? Turun level masa!" ledek lainnya.

Dan masih banyak lagi selentingan-selentingan suara yang menunjukkan betapa hebohnya para mahasiswi karena kedatangan sang tuan muda Osmaro tersebut ke kampus.

Mungkin bagi mahasiswi lain, kedatangan Zio ke kampus adalah hal luar biasa yang perlu mereka abadikan dengan mengambil gambar pria itu secara diam-diam, namun tidak bagi seorang gadis bernama Zea. Ia tampak tak terusik sama sekali dengam berita kedatangan putra ketiga keluarga Osmaro tersebut.

"Ck, apa bagusnya dia? Hanya seorang badboy, Brandal!" gumam Zea kemudian menyesap orange juice di depannya. Ya, bagi sebagian orang mungkin memang Zio sempurna, tapi tidak bagi Zea. Pria itu tak lebih dari seorang berandalan saja.

"Mau kemana?" tanya Zea saat melihat Mira, sahabatnya berdiri dari hadapannya.

"Ya mau lihat Zio lah, kamu nggak dengar tadi anak-anak bilang apa? Zio ngampus, Ze! Kamu nggak penasaran?" tanya Mira.

"Emang apa hebatnya dia sih, sampai semua cewek memujanya, ganteng juga enggak! Biasa aja!" cebik Zea dengan wajah datarnya.

"Ya ampun, Ze! Kamu katarak apa bagaimana? Ciptaan Tuhan setampan itu kamu bilang biasa aja? Ada masalah apa sih hidupmu sampai kayak nggak suka gitu sama pangeran kampus kita?" protes Mira.

"Udah deh, Mir. Jangan drama. Kamu mau duduk di sini nemenin aku atau mau ikut gadis-gadis itu alay berjamaah? Segitunya muja manusia!" cibir Zea.

"Yaelah, Ze. Percaya kamu mah udah punya calon suami yang katanya gak kalah gantengnya, makanya santai," ucap Mira.

Ya, Mira memang tahu jika sahabatnya itu sudah memiliki tunangan, tapi tak tahu siapa yang pasti tunangan Sahabatnya tersebut. Karena memang masih di rahasiakan dari publik hingga nanti saatnya tiba mereka akan mengumumkannya saat pernikahan sudah terjadi.

"Yang jelas, calon suami gue lebih dewasa, nggak brandal kayak dia!" sela Zea.

"Nah kan, lah gue? Masih harus usaha, siapa tahu kan nyantol tuh pangeran. Ya meskipun mustahil sih! Lagian gue heran, lo kok benci banget sama Zio, padahal kan kalian dari SMA yang sama. Nama ada udah mirip macam anak kembar, Zea Zio. Atau.... jangan-jangan CLBK, alias cinta lama belum kelar ya?" Mira terpaksa dudui kembali ke kursinya.

" Apa sih, Mir? Nggak jelas banget!"

Detik kemudian, terdengar kericuhan di kantin tersebut karena rupanya pangeran tak berkuda itu datang ke kantin. Tanpa permisi, Zio duduk di sebelah Zea.

Melihatnya, Mira hampir saja jantungnya lompat dari dadanya. Kapan lagi bisa melihat Zio sedekat ini, pikirnya.

"Pesenin gue minum, Gas!" pinta Zio pada sahabatnya, Agas.

"Kamu nggak bisa nyari tempat duduk lain, yo? Tuh di mana-mana kosong, nggak harus duduk di sini juga kan?" tegur Zea yang mulai risih dengan pandangan cewek-cewek di sana.

"Gue penginnya di sini. Kenapa? Lo keberatan?" sahut Zio datar.

Zea hanya bisa menggeram menahan kesal. Apalagi saat Claudya datang, "Eh lo! Minggir dong! Kenapa bisa duduk deket-deket cowok gue?" ucap gadis itu jutek.

"Cowok kamu yang iseng! Gue duduk di sini duluan!" sahut Zea.

"Lo pikir gue percaya? Pasti lo kan yang sengaja nempel-nempel Zio? Lo Bukan levelnya tahu nggak?" ucap Claudya. Gadis dengan penampilan modis yang selalu mengaku jika Zio adalah kekasihnya. Padahal pria itu sama sekali tak pernah meliriknya.

Zea memilih memasukkan barang-barangnya ke dalam tas lalu berdiri. Zio langsung mencekal tangannya, "Mau kemana?" tanya Zio.

"Yang waras ngalah buat nyingkir! Urus tuh cewek kamu yang mulutnya di cabein sekilo! Lepas!" Zea menghentakkan tangannya yang membuat Zio terpaksa melepaskannya.

Begitu Zea pergi, Claudya langsung duduk dan menempel pada lengan Zio. Pandangan Zio tak lepas dari punggung Zea yang semakin lama semakin tak terlihat.

" Lepasin!" bentak Zio saat menyadari Claudya bergelayut manja di lengannya.

.........

Zio sedang mengobrol dengan teman-temannya saat Zea melintas di depan mereka.

"Sst, yo! Zea tuh!" ucap Agas.

Zio yang sedang asyik bercanda dengan para sahabatnya langsung menoleh. Seperti biasa, Zea acuh saat melewatinya.

"Wuih! Pesona nona satu itu memang gak kaleng-kaleng. Cuma dia loh yang gak peduli dengan lo, Yo!" ucap Agas menyindir Zio.

"Iya, lo benar. Malah kesannya antipati gitu sama Zio, iya nggak sih?" timpal Rangga.

"Yaaaahhh, Yo! Masa lo kalah sih sama Zea? Nggak bisa taklukkan gadis itu? Kalau lo bisa dapetin dia, baru namanya tuan Muda Ziovan!"

"Betul kata Riko, kalau bisa dapetin Zea, gue acungi jempol empat buat loh. Ini nih yang namanya cewek berkelas, nggak gampangan kayak...."

"Lo ngatain gue gampangan, Gas?" Claudya langsung ngegas kepada Agas.

"Gue nggak bilang, ya? Lo sendiri yang nyadar, kan?" elak Agas.

"Ck, dasar! Zio, teman kamu tuh ngeselin, masak aku di bilang gampangan!" adu Claudya pada Zio.

Namun, Zio tak meladeni rengekan Claudya. Ia justru berdiri dan meninggalkan teman-temannya.

"Mau kemana, Yo?" tanya Claudya yang mengekorinya.

"Jangan ikuti gue!" larang Zio tanpa menoleh.

"Tapi, yo!"

"Telinga lo masih berfungsi kan, Di? Jangan tunggu sampai gue marah dan bentak lo!" Zio terpaksa menghentikan langkahnya lalu menatap jengah pada wanita yang selalu menempel padanya tersebut.

Zio melanjutkan langkahnya menuju ke parkiran motornya. Ia segera memakai helm full facenya lalu melajukan sepeda motor kesayangannya tersebut.

Saat melewati mobil zea, ia melihat gadis itu seperti sedang kesusahan. Seperti ada masalah pada mobilnya. Zio mendekatinya, "Kenapa?" tanyanya.

Zea menoleh, "kamu nggak lihat? Ban mobil aku kempes!" ucapnya.

"Gue tanya baik-baik. Lo nggak perlu ngegas jawabnya!" ucap Zio.

Zea acuh, ia sibuk dengan ban mobilnya, "Lo ada ban serep nggak?" tanya Zio kemudian.

Zea hanya menggeleng sebagai jawaban. Tanpa berkata lagi, Zio langsung memutar balik sepeda motornya menuju ke tempat teman-temannya yang masih asyik nongkrong.

"Gas, gue pinjam mobil lo! Ntar Lo bawa motor gue!" ucap Zio.

Tanpa bertanya kenapa, Agas langsung melempar kunci mobilnya. Hal yang sama Zio lakukan. Ia melempar kunci sepeda motornya kepada Agas.

Tanpa bicara lagi, Zio meninggalkan sepeda motornya begitu saja, biar itu menajdi urusan Agas. Sedang ia segera menuju ke parkiran mobil untuk mengambil mobil sahabatnya tersebut.

Sementara Zea masih di pusingkan dengan ban mobilnya, tiba-tiba suara klakson mobil terdengar nyaring di telinganya. Yang memaksa Zea untuk menoleh ke sumber suara.

Zio membuka kaca mobil milik Agas, "Pulang bareng gue!" ucapnya.

Tentu saja Zea menolak ajakan Zio barusan.

"Gue tahu lo mau kerumah. Bunda nyuruh lo datang ke rumah buat makan siang, kan?"

"Gue bisa pergi sendiri!" sahut Zea.

"Nggak usah keras kepala! Masuk!"

Zea melihat jam tangannya. Memang sudah telat waktu janjian dengan bunda. Ia pun terpaksa masuk ke mobil Agas karena tak ingin bunda menunggu terlalu lama.

Zio hanya melirik sinis dari kaca tengah mobil saat Zea masuk dan duduk di jok belakang.

" Gue bukan sopir lo, Ze!" ucap Zio.

"Gue juga bukan teman atau pasangan lo, Yo!" sahut Zea.

"Oke, gue hubungi abang buat mintain ijin lo duduk depan," Zio mengambil ponselnya.

Zea berdecak, "Nggak perlu!" terpaksa ia pindah ke jok depan.

"Pakai sabuk pengamannya, Nur!" ucap Zio. Yang mana membuat Zea langsung mendelik.

"Kenapa? Itu juga nama lo, kan? Eleanoor, terus salah gue dimana?"

"Bawel! Buruan jalan, Zi!" ucap Zea.

Zio tampak menggeram pelan mendengar panggilan Zea.

"Kenapa? Itu juga nama kamu, kan? ZioVan? Alias Zizi!" ucap Zea tak kalah sengit.

"Mulut, lo!"

Zea diam, bersedekap dada, ia tak peduli dengan umpatan Zio. Zio mengalah, ia memilih melajukan mobilnya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Betty Ranyuh

Betty Ranyuh

Menarik jalan ceritanya...ingin lanjut

2024-04-10

1

Rapa Rasha

Rapa Rasha

assalamu'alaikum kakak mampir ini q kak itu zea dan zio kok kayak tom end Jerry ya

2024-02-12

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

seru nih 🤗

2023-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!