bab 4

"Apa.. Cucuku di culik sama Mafia!" kata Tuan Sebastian terkejut.

"Iya, Yah Dan katanya mafia ini terkenal dengan kekejamannya dan hukum susah melacak dimana persembunyiannya."

"Lalu kenapa dia menculik keluarga kita, apa motifnya dendam atau di bayar seseorang?"

"Entahlah Yah Perasaan aku gak pernah punya musuh atau menyakiti orang."

"Apa Ayah punya musuh?" pertanyaan Haryo membuat Tuan Sebastian tersedak kopinya.

"Kamu fikir Ayah seorang Penjahat." pertanyaan putranya membuat hatinya kesal

"Maaf Ayah gak ada maksudku bilang Ayah seorang Penjahat." Haryo menundukkan kepalanya menyesali ucapannya itu.

Di tengah Obrolan Ayah dan Anak tiba tiba bel pintu berbunyi. Mbok Na membukakan pintu tapi tidak ada siapapun di luar.

"Siapa Mbok yang datang?" Bunda Ningrum menghampiri Mbok Na sambil melihat keluar rumah.

"Ga ada siapa siapa Nyah..., Tapi cuma ada kado ini itupun gak tertulis siapa pengirimnya"

"Kado... Dari siapa ya?" Bunda Ningrum membolak balikan kado sambil mencari nama pengirimnya.

Bunda Ningrum masuk ke ruang keluarga sambil menghampiri suami dan anaknya membawa kado itu .

"Kado dari siapa Bun?" kata sang suami melihat kado di tanggan istrinya.

"Ga tau Yah dari siapa gak ada pengirimnya juga."

Karena penasaran Bunda membukanya di hadapan suami dan anaknya dan saat kado itu di buka.

"ASSTAGFIRULLAAAAH...." Bunda teriak sambil di lempar kado itu ke lantai, semua orang melihat apa isi dari kado misterius itu.

Bunda Ningrum menangis sejadi jadinya pas dia tau isi kado tersebut berupa pakaian yang di pakai cucunya sewaktu ingin pulang dari rumah sakit, pakaian yang sudah tak berbentuk lagi modelnya dan berlumuran darah membuat seisi rumah lansung lemas begitupun mawar yang baru keluar dari kamarnya karena mendengar teriakan Bunda langsung pingsan pas melihat isi kado tersebut.

"Ya Tuhan.... Apa yang terjadi dengan anakku?" suara lirih Haryo sambil memegang pakaian bayi itu.

Tuan Sebastian dan Haryo menyerahkan bukti isi kado berupa pakaian bayi itu kepada polisi untuk di usut lebih lanjut kasus penculikan cucu konglomerat itu.

DI TEMPAT LAIN DI SEBUAH DESA

Seorang nenek sedang mencuci pakaian di kali dia mendengar suara tangisan seorang bayi, nenek tersebut mencari sumber suara itu dan dia melihat sebuah kardus di atas papan lebar yang tersangkut di bebatuan.

Nenek memanggil suaminya yang kebetulan lewat kali di mana sang istri sedang mencuci, berniat menyerahkan kunci rumah karena sang kakek mau bekerja di perkebunan Juragan Sabeni.

"Pak E... Tolong ambilin kardus itu,! tadi mbok E denger suara tangisan bayi" kata sang istri menujuk sebuah kardus yang tersangkut di bebatuan.

Akhirnya sang kakek turun ke kali untuk mengambil kardus tersebut dan membawanya ke atas.

"Ya Ampuuun... Bayi siapa yo Pak E?" kata nenek sambil menggendong bayi yang hanya berbungkus daun pisang.

"Kita lapor pak Lurah Mbok, Bapake juga gak tau ini anak siapa." kata kakek sambil mengambil sarung di dalam tasnya, dan sarung itu di pakai untuk membungkus tubuh sang bayi penganti pakaian sementara. Untung sang kakek selalu membawa sarung kemanapun dia pergi untuk melaksanakan kewajibannya.

Dalam perjalanan kakek nenek itu menuju ke rumah Pak Lurah, sang nenek terus memandangi bayi mungil nan cantik itu dan berkeinginan untuk merawat bayi tersebut karena selama menikah pasangan suami istri itu belum di karuniai seorang anak .

"Pak E bagaimana kalau kita aja yang asuh anak ini? Mungkin ini jawaban dari doa kita selama ini Pak karena kita belum di kasih anak."

"Iya Mbok nanti kita bicarakan sama Pak lurah" kata sang kakek menyetujui ide istrinya itu....

Kakek Suparman dan nenek Sulasih merasa senang saat pak lurah memberi izin untuk mengurus bayi Permata, Karena keadaan kakek dan nenek yang serba kekurangan warga desa ikut membantu memenuhi kebutuhan bayi Permata dari memberi pakaian bayi, Susu bayi Dan lain sebagainya.

Bayi permata tumbuh dengan penuh kasih sayang orang-orang di sekitarnya, bayi itu di beri nama Bulan sama sang nenek karena tanda lahir yang ada di bahunya.

DI KELUARGA TUAN SEBASTIAN WIJAYA

Semenjak kejadian kado itu Ibu Mawar selalu mengurung diri di kamarnya, gak mau makan, gak mau bicara dan lebih banyak nangis hingga Mawar jatuh sakit dan di rawat.

Setiap malam Mawar selalu bermimpi dia melihat Bayi Permata tertawa tapi tidak bisa dia raih, setiap bayi itu nangis dia tidak bisa mengendongnya sampai Mawar terjaga dari tidurnya.

Haryo dan Tuan Sebastian akhirnya mengambil keputusan ingin mengadopsi bayi dari panti asuhan untuk mengobati kesedihan Mawar Dia mengadopsi bayi Laki laki yang di beri nama ERLANGGA PUTRA WIJAYA.

Hadirnya Erlangga dalam kehidupan Mawar sedikit mengobati rasa sedihnya, Mawar seakan punya harapan hidup kembali setelah sekian lama terasa mati karena kehilangan putrinya.

Sosok Bayi Erlang juga membangkitkan senyum Bunda Ningrum, walaupun kenyataannya mereka belum bisa melupakan bayi Permata karena bunda masih yakin dalam hatinya kalau Permata masih hidup dan tak tau berada di mana.

Mawar selalu menceritakan tentang mimpinya kepada Bunda dan Bunda selalu meyakinkan Mawar kalau mimpi itu benar dan Permata masih hidup dan mereka berdua berdoa semoga orang-orang suruhan suami mereka dapat menemukannya baik hidup dan mati.

DI SEBUAH DESA TERPENCIL

Nenek di sibukkan mengurus bayi Bulan, karena nenek belum pernah merawat bayi dia agak kebinggungan di saat Bulan Menangis dan susah di diamkan.

Para tetangga ikut membantu sang Nenek dari cara membuatkan susu, Ganti pempers, dan bagaimana cara memandikan sang Bayi mungil itu.

Warga desa tersebut menjadi hangat berkat kehadiran Bulan di sisi mereka, Bulan mendapat banyak kasih sayang dari semua orang walau bukan dari orang tuanya.

DI MARKAS MASTER C

Semenjak Cahyo memerintahkan Bimo untuk membunuh Bayinya Haryo dia berubah menjadi lebih pendiam dan sering melamun

Dendam setelah memisahkan anak dari orang tuanya tidak membuat dia menjadi tenang malah menambah hampa ruang hatinya, Cahyo sering melamun di atas bukit dan berteriak untuk mengeluarkan beban hatinya.

Di perusahaanya Cahyo dapat menutupi perasaannya dia tetap dingin, sadis dan kejam.

Mata-mata yang di tempatkan musuh di markasnya sudah tertangkap. Cahyo menyiksanya tiada ampun dan membunuhnya lalu kepala sang korban di paketkan ke musuh sebagai bukti kekejamannya.

Tak ada kata maaf bagi Cahyo terhadap Penghianatan, tapi walaupun kejam Cahyo masih peduli dengan kesejahteraan anak buahnya, dia sering memberi bantuan apabila keluarga bawahaanya ada yang sakit dan tidak peduli berapa harta yang udah Cahyo keluarkan buat mereka.

Bimo sering menasehatinya untuk menikah dan mempunyai Keluarga, tapi Cahyo tak mau mendengar nasehat Bimo karena dia merasa buat apa keluarga kalau nanti bakal ninggalin dia.

Di perusahaan Bimo adalah anak buah Cahyo tapi di luar urusan kerja Bimo bagaikan penganti ayah bagi Cahyo karena Bimo yang selalu ada di saat Cahyo terpuruk karena dendam kepada keluarganya dan berkat Bimo juga Cahyo mampu mendirikan perusahaannya.

Bimo memahami sifat Cahyo yang keras kepala susah di nasehati makanya dia berusaha untuk tidak membunuh keluarga Cahyo takut nanti Cahyo menyesal di kemudian hari.

Terpopuler

Comments

#manusiabiasa

#manusiabiasa

Alhamdulillah masih ada orang baik yang mau menolong bayi permata dan untung aja bayinya permata punya tanda lahir

2023-03-05

1

Elsa

Elsa

Feeling seorang ibu bener bener hebat kalau menyangkut anaknya.. kepercayaan kepada anaknya begitu tinggi dan ikatan batin begitu kuat

2023-03-05

0

🍌 ᷢ ͩѕнͪαͣкͭʝͣρͤιуσ🐣ℛᵉˣ࿐

🍌 ᷢ ͩѕнͪαͣкͭʝͣρͤιуσ🐣ℛᵉˣ࿐

nah loh gk bakalan tenang dah lo

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!