Siang terasa begitu terik, cahaya mentari juga terlalu menyilaukan mata. Ayumi dan Sammy duduk di salah satu meja di sudut kafe.
“Kau mau pesan apa, Sam?” Tanya Ayumi pada teman satu manajemennya itu.
“Apa saja. Jika kau yang pesankan, pasti aku minum.” Jawab Sammy dengan senyum mengembang.
“Kau ini.” Ayumi tersipu. “Kalau begitu aku pesankan dua kopi saja, ya?”
“Up to you, baby.” Balas Sammy.
Ayumi segera memanggil seorang waiters dan segera memesan dua kopi. Setelah waiters itu pergi untuk menyiapkan pesanannya, Ayumi pun memulai pembicaraan dengan Sammy.
“Hem ... Sam, jadi benar kau dan Eveline sudah putus?” Hati-hati Ayumi bertanya.
“Iya, begitulah!” Jawab Sammy santai.
“Kau masih mencintainya?” Tanya Ayumi lagi, dan pertanyaannya itu membuat Sammy tersenyum kecut.
“Cinta bisa datang dan pergi kapan saja dia mau. Mungkin hari ini cinta, besok sudah tidak.” Ujar Sammy ambigu.
Ayumi yang tidak begitu memahami maksud lelaki ini hanya membalasnya dengan senyuman. Sudah hampir setahun ini dia dan Sammy bekerja sama dalam pembuatan iklan di sebuah majalah, dia cukup dekat dengan Sammy, walaupun lelaki itu sudah memiliki kekasih yang bernama Eveline. Tapi terdengar kabar jika dua hari yang lalu Sammy memutuskan hubungan dengan sang kekasih di depan banyak orang.
Sammy memandang Ayumi dengan tatapan yang tak terbaca, lalu tersenyum penuh arti.
“Kau cantik sekali, Yumi.” Puji Sammy pelan.
“Ah ... sudah dari dulu kali, Sam.” Kelakar Ayumi.
“Dasar sombong!” Balas Sammy.
Ayumi dan Sammy pun tergelak bersama.
Tawa kedua insan itu mereda saat waiters datang mengantarkan dua kopi pesanan mereka yang masih panas. “Silakan.”
“Terima kasih.” Sahut Ayumi sembari tersenyum.
Waiters itu pun berlalu dari hadapan mereka.
Tapi tiba-tiba suara seseorang mengagetkan semua yang berada di dalam kafe.
“Sammy!”
Sammy terperanjat saat mendengar namanya dipanggil, dia sontak menoleh ke arah sumber suara, dan bertapa kagetnya dia saat melihat Eveline berdiri tak jauh darinya dengan sorot mata membunuh.
“Eveline ...?” Gumam Sammy pelan.
Ayumi yang sudah beberapa kali melihat Eveline juga tak kalah terkejutnya, mata gadis itu membulat sempurna.
Dengan langkah yang lebar, Eveline menghampiri Sammy dan Ayumi. “Jadi karena dia, kau memutuskan aku?”
Seketika mereka menjadi perhatian semua orang yang berada di dalam kafe, tak terkecuali Raja dan Dino yang juga mendengar keributan itu. Keduanya bergegas berlari ke tempat kejadian perkara.
“Eveline, tenang dulu! Jangan buat malu seperti ini!” Sammy memohon.
“Kau tahu malu juga? Dasar pengkhianat! Kau tega memutuskan aku karena berselingkuh dengan wanita ini, iyakan?” Tuduh Eveline seenaknya.
“Hee ... jangan bicara sembarangan! Aku bukan selingkuhan Sammy!” Bantah Ayumi.
“Eveline! Cukup!” Bentak Sammy, tapi Eveline tak peduli.
“Alah! Walaupun dia tidak mau mengakui, tapi semua orang sudah tahu siapa dia! Dasar pelacur murahan!” Ujar Eveline.
Plak ....
Ayumi spontan menampar pipi Eveline dengan sangat keras, semua orang tercengang menyaksikan hal itu.
“Berani sekali kau menampar ku?” Sungut Eveline sembari memegangi pipinya yang perih.
“Makanya jaga ucapan mu! Jangan menyalahkan orang lain karena kau dicampakkan, harusnya kau sadar diri!” Balas Ayumi, membuat Eveline semakin emosi.
“Sialan, kau! Rasakan ini!” Eveline meraih gelas berisi kopi yang masih panas dari meja dan hendak menyiramkannya ke arah Ayumi.
Namun tak diduga, Raja yang berdiri tak jauh dari Ayumi langsung berlari dan menghalangi agar gadis itu tidak terkena kopi panas serta merelakan tubuh bagian belakangnya tersiram.
Dino dan semua orang tak percaya Raja akan melakukan hal itu, bahkan Sammy saja hanya berdiri diam bak seorang pengecut, tanpa berusaha melindungi Ayumi.
Ayumi tercengang seraya menatap mata Raja yang juga sedang memandangnya, sejenak keduanya saling mengunci pandangan.
“Kau ...?” Ucap Ayumi dengan cemas.
Raja mengabaikan Ayumi lalu berbalik ke arah Eveline yang terdiam takut, wanita itu benar-benar menyesali perbuatannya barusan.
“A-aku minta maaf! Aku tidak sengaja.” Ujar Eveline lirih.
“Wah, tidak sengaja kau bilang? Apa menurutmu kopi itu bisa melayang sendiri lalu menyiram ku?” Sindir Raja.
Eveline kembali terdiam.
“Pergi dari sini! Sebelum aku memanggil polisi karena kau telah membuat keributan di dalam kafe ku dan berusaha menyakiti orang lain!” Lanjut Raja tegas dengan sorot mata yang tajam.
“I-iya ... iya ... aku pergi!” Sahut Eveline, dia segera berlari keluar dari kafe itu. Sementara Ayumi dan semua orang sedang memandang cemas ke Raja. Siapa pun tahu kopi itu masih mengepulkan asap pertanda masih panas, tapi kenapa Raja begitu tenang saat kopi itu menyentuh kulitnya?
Setelah memastikan Eveline benar-benar pergi, Raja pun beranjak meninggalkan mereka semua.
“Maaf atas ketidaknyamanan nya!” Imbuh Dino lalu segera membuntuti Raja.
Melihat Raja dan Dino pergi, Ayumi pun buru-buru menyusul dua lelaki itu dan meninggalkan Sammy begitu saja.
“Yumi, kamu mau ke mana?” Pekik Sammy, tapi Ayumi tak menggubrisnya sama sekali, membuat model tampan itu merasa kesal karena diabaikan.
🌸🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments