Cinta Berlabuh Di Danau Toba

Cinta Berlabuh Di Danau Toba

Episode 1.

Di sebuah kafe yang terletak di tengah kota Jakarta, dua lelaki yang kadar kegilaannya di atas rata-rata sedang sibuk membantu karyawan lain yang notabene adalah bawahan mereka. Siapa lagi kalau bukan Raja dan Dino.

Tunggu! Perlu diingat, kafe ini bukan milik mereka, kedua lelaki yang dijuluki Duo Gesrek itu hanya pekerja yang nasibnya mujur karena bisa menjadi manajer dan wakil manajer di kafe milik suami sahabat mereka sendiri, yaitu Vie.

Tidak terasa mereka sudah bekerja kurang-lebih selama dua tahun di kafe ini, dan semakin hari, kafe yang berkonsep sport dengan Christiano Ronaldo sebagai ikonnya ini semakin ramai pengunjung.

Seperti hari ini yang kebetulan weekend, kafe dengan nama CR7 Cafe and Resto ini sedang sangat ramai, pelanggan berdatangan silih berganti. Baik yang memang berniat menikmati makanan dan minuman di sini, atau hanya sekedar menumpang main game dengan memanfaatkan WiFi gratis, bermodalkan jus yang tidak habis-habis.

Raja selaku manajer mengambil alih kasir, dia melayani pelanggan yang ingin membayar. Sementara Dino yang merupakan wakilnya sedang membantu karyawan lain mengantarkan pesanan.

“Aduh ... badanku seperti dipukuli orang sekampung!” Adu Raja sembari meregangkan otot-ototnya.

“Iya, kakiku juga rasanya mau copot. Mondar-mandir mengantarkan pesanan.” Ucap Dino tak mau kalah. “Sepertinya kita harus menambah karyawan lagi, deh. Kafe semakin ramai, aku takut pelanggan jadi tidak terlayani.”

“Iya, kau benar. Apalagi kalau weekend begini, ampun lah!”

“Hem, rasanya seperti mau mati.” Balas Dino.

Raja mencibir. “Macam tahu saja kau mau mati itu seperti apa?”

“Ya seperti ini.” Jawab Dino asal.

“Dasar lebay!” Ejek Raja. Tapi Dino tak menggubrisnya.

“Baiklah, aku akan menghubungi Vie untuk membicarakan hal ini.” Lanjut Raja.

“Ya sudah, kalau begitu aku kembali ke dapur lagi, mau meletakan gelas kotor ini.”

“Hem.”

Raja dan Dino pun kembali melanjutkan aktivitas mereka, meskipun lelah, keduanya tetap bersemangat melayani pelanggan kafe yang ramai.

🌸🌸🌸

Setelah mendapatkan persetujuan dari Vie, Raja pun meminta Dino untuk membuat selebaran yang berisi info lowongan pekerjaan. Beberapa saat kemudian, Dino yang sudah selesai, memamerkan hasil kerjanya.

“Selesai! Coba lihat! Keren, kan?” Dino memutar laptopnya menghadap Raja.

Seketika tawa Raja pecah saat membaca isi info lowongan pekerjaan yang dibuat oleh sahabatnya itu.

“Kau sedang membuat info lowongan pekerjaan atau mencari calon istri, haa ...?” Raja bertanya disela-sela tawanya.

“Tentu saja info lowongan pekerjaan, dong!” Sahut Dino.

“Coba kau baca lagi!” Pinta Raja.

Dino membaca ulang apa yang dia buat. “Dicari karyawan baru dengan syarat sebagai berikut. Cantik, bohai, seksi, mulus, pintar dan rajin. Yang berminat segera hubungi Dino di 0813619276xx.”

“Kita lagi cari karyawan kafe, keong! Bukan sedang audisi Miss Universe.” Protes Raja sembari menepuk pelan kepala belakang Dino.

“Kan tidak apa-apa, Ja. Kalau karyawan barunya cantik dan seksi, kita akan lebih semangat kerjanya. Lagi pula mana tahu bisa jodoh.” Ucap Dino tak tahu diri.

“Kalau ciri-cirinya seperti itu, yang ada dia jadi model bukan jadi waiters. Ada-ada saja kau ini!” Raja menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan konyol sang sahabat.

“Namanya juga usaha, Ja.”

“Ini akibatnya kalau kelamaan jomblo, otakmu jadi tidak beres!” Umpat Raja, kemudian mengambil alih laptop di hadapan Dino. “Sudah, sini aku saja yang buat!”

“Kau kan juga jomblo, kenapa malah mengejekku? Tidak sadar diri!” Ujar Dino kesal.

“Hee ... jomblo itu memang pilihan hidupku, bukan karena tidak laku seperti kau!” Balas Raja sombong.

“Eleh ... alasan! Bilang saja kalau memang tidak laku! Tidak usah memakai alasan pilihan hidup segala.” Dino nyinyir.

“Itu memang benar, kok! Punya pacar itu ribet. Tidak bisa bebas mau ngapain saja. Waktu, tenaga, bahkan uang kita semuanya akan dikuras oleh mereka.” Jawab Raja.

“Apaan, sih? Kau saja yang terlalu berlebihan. Pacaran tidak seseram itu, kok.”

“Kau tidak percaya? Ini dengarkan baik-baik, ya! Kalau punya pacar, kita tidak bisa lagi santai dan main bareng teman-teman. Mereka pasti ajak ketemu, minta antar jemput. Belum lagi kalau ajak jalan, makan dan menonton. Bisa habis gaji kita sebulan. Apalagi kalau dia minta dibelikan ini dan itu, auto bangkrut. Habis waktu, tenaga dan uang kita, Din.” Raja memprovokasi pikiran Dino.

“Apa benar sesadis itu?” Dino mulai termakan omongan Raja.

“Ya iyalah! Bahkan kalau sudah punya pacar, semua yang ada di kita akan berubah fungsi. Telinga kita harus selalu setia dengarkan curhatan dia, mata kita tidak bisa melirik cewek lain, waktu dan perhatian kita juga harus selalu untuk mereka. Bayangkan saat kau ingin main bola, tiba-tiba doi memaksa ngajak nonton. Dan jika kau menolak, bisa dipastikan status sosial media doi penuh dengan curhatan yang menyindir kau, bikin pedas mata bacanya. Kau tahu sendirilah, butet-butet sekarang baperan dan lebay. Dan setelah itu kau harus mengemis maaf darinya.” Ucap Raja panjang lebar.

“Tapi kan kalau kita cinta, semua itu tidak jadi masalah, Ja. Kita akan melakukan dan memberikan apa pun dengan ikhlas.”

“Makan itu cinta! Jangan karena cinta, kita jadi bodoh. Kalau aku sih, ogah! Mending jomblo gini, bebas mau ngapain dan ke mana saja.”

“Tapi mau sampai kapan, Ja? Memangnya kau tidak ingin memiliki pacar? Terus menikah dan punya anak?” Tanya Dino polos.

“Aku belum terpikir untuk nikah, Din. Sekarang aku masih ingin menikmati masa-masa mudaku dulu sebelum memiliki tanggung jawab. Aku tak ingin nikah muda, takut tidak bahagia.” Sahut Raja.

“Siapa bilang? Pak Bos dan Vie menikah muda, hidup mereka bahagia, kok.” Bantah Dino.

“Kalau mereka sih enak! Harta Om Reino tidak habis tujuh turunan dan delapan tanjakan. Mereka tinggal menikmatinya. Lagi pula Pak Bos kan bucin, setiap hari dia pasti bahagia asalkan ada di dekat Vie. Kalau aku sih tak sudi jadi bucin seperti mereka.”

“Hem ... tapi kalau menurutku, punya pacar itu pasti menyenangkan. Ada yang perhatian dan kangen dengan kita, bisa manja-manjaan. Apalagi kalau sudah nikah, bisa mantap-mantapan setiap hari.” Ucap Dino sembari senyum-senyum sendiri karena membayangkan sesuatu.

“Dasar mesum! Sudahlah, percuma bicara denganmu! Bibit-bibit kebucinan sepertinya sudah tertanam di dirimu.” Raja melengos dan kembali fokus ke laptop.

“Biarin! Daripada jomblo seumur hidup, mending belajar bucin, kali saja setelah ini jodoh aku datang menghampiri.”

Raja tak membalas ucapan Dino, dia hanya menghela napas dan fokus memandang layar laptopnya.

🌸🌸🌸

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!