bab 2 apa yang akan di lakukan nya

Setengah jam kemudian, sampailah mereka di depan sebuah rumah, yang tidak pernah Arumi ketahui itu rumah siapa, dan untuk apa Brian membawanya kesana.

Brian menghentikan laju motor nya tepat di depan rumah tersebut. Gelak tawa para lelaki terdengar di sana dan itu membuat Arumi penuh tanya, namun urung ia katakan, kini hati nya sedang terluka ia sedang mencoba untuk menjaga jarak dengan kekasih ABRI nya.

"Ayok masuk." Ajak Brian melihat gadis pujaannya itu hanya diam mematung, tanpa ada yang ia tanyakan padanya, membuat laki-laki itu kecewa akan sikap kekasihnya itu.

"Gak." Tolak nya masih dengan wajah yang tidak enak di pandang.

Brian mencoba untuk bersabar, ia sedang berhadapan dengan gadis kecil nya. Gadis yang sangat ia cintai. Di sini, di tempat ini ia akan membuat gadis kecil nya mengerti bahwa apapun yang akan terjadi harus mereka hadapi bersama, hasil akhirnya nanti biarlah Tuhan yang akan menilai.

Ia menarik paksa tangan lembut kecil itu dengan pelan dan menggenggam tangan itu dengan tangan besar nya.

"Ayo masuk, kita perlu bicara." Imbuhnya dengan sabar.

"Aku gak mau bang, jangan paksa aku untuk masuk. Jika abang ingin bicara, tinggal katakan saja." Arumi dengan kekehan nya.

Tanpa banyak bicara, Brian menarik kembali tangan Arumi dan sedikit memaksa nya, Arumi tertarik karena tarikan Brian, dan pada akhirnya dia mengikuti Brian masuk ke dalam rumah itu.

Di dalam rumah itu banyak anggota berseragam loreng, terlihat jika mereka adalah rekan sesama TNI. Arumi juga mengenal beberapa orang di sana salah satunya bang Martin, dia adalah sahabat sang kekasih setahu ini. 

"Bisa keluar sebentar, ada yang harus saya bicarakan dengan Arumi." Ucap Brian menatap satu persatu meminta anggota di sana yang sedang bersantai kala tugas sudah selesai.

Tanpa ada yang protes. Siapa yang akan berani protes pada pimpinan dingin itu, mereka keluar tanpa ada yang berani berdumel. 

"Pelan-pelan Dan, dia masih gadis." Canda Martin menepuk pundak komandan sekaligus sahabatnya itu. 

Dia orang yang paling berani memberikan candaan pada lelaki jutek, dingin dan kaku itu. Terdengar menyebalkan dari sifat dan sikap Brian, namun di balik itu dia adalah pimpinan yang paling di hormati karena wibawa dan cara memimpinnya yang baik.

Mendengar candaan yang nyeleneh dari bang Martin seperti itu membuat Arumi menatap tajam pada Brian, meminta penjelasan dalam tiap tatapan tajamnya.

Yang di tatap dan di goda oleh Arumi dan Martin hanya memberikan tatapan datar saja, tak terpengaruh.

Setelah anggota nya keluar dari ruangan itu, Brian langsung mengunci pintu dengan cepat lalu kunci itu ia masukan ke dalam saku loreng yang kini sedang ia kenakan.

"Kenapa mesti di kunci?" Ketar ketir dan protes itu keluar pada akhirnya, Arumi takut jika sang kekasih gelap mata dan berbuat macam-macam padanya, apalagi mengingat ucapan bang Martin tadi, otak Arumi yang masih polos namun ia tahu hal begitu dari apa yang ia pelajari, antara jarak laki-laki dan perempuan yang belum di halalkan. Arumi tahu hal itu. Jika ada sepasang kekasih yang bukan muhrim maka ketiganya adalah syetan. 

"Jika mau bicara tidak perlu abang kunci pintu nya." Tak ingin terjadi sesuatu yang ada dalam pikirannya terjadi, membuat Arumi melontarkan ketidaknyamanan itu. 

"Abang gak akan macam-macam, abang hanya ingin menyelesaikan masalah kita tanpa ada yang mengganggu kita." Jelas Brian yang tahu bagaimana isi pikiran kekasih yang sangat ia cintai itu. Ia tak ada niat untuk melakukan hal seperti itu, dia adalah laki-laki terhormat tak ingin membuat nama baiknya hancur karena melakukan hal yang sangat menjijikkan.

Brian menarik lembut tangan Arumi, ia membawa gadis itu untuk duduk.

"Duduk." Titah nya. Arumi pun duduk dengan resah. Sedangkan Brian, ia mengambil minuman botol di dalam lemari es untuk ia berikan pada Arumi, sebuah minuman air mineral.

"Minum lah." Brian menyodorkan air minum itu pada Arumi yang di terima Arumi dengan begitu ragu.

"Ini hanya air biasa tidak ada racun nya." Lanjut Brian dengan gemas melihat tingkah laku Arumi yang seperti takut ia akan melakukan hal jahat padanya. Sebegitu nya pikiran sang kekasih padanya.

Arumi meraih botol air mineral itu, namun ucapan Brian menghentikan gerakan tangan nya. 

"Sebentar." Ucap Brian membuka tutup botol itu agar memudahkan Arumi saat meminumnya. "Ini minum lah." Serah Brian saat tutup botol itu terbuka.

Arumi mengambil nya, ia minum setengah botol air. Tenggorokan nya terasa sangat kering dan dia ingin menenangkan hatinya yang kini sedang kesal.

Brian tersenyum melihatnya, ia pun duduk di sebelah Arumi dengan nyaman nya, punggung nya bersandar pada sofa dengan mata ia pejamkan, agar lelah jiwa dan hati nya bisa sedikit mengendur.

Arumi melirik ke arah samping dimana sang kekasih tampan itu terlihat lelah. Ia memperhatikan lelaki yang ada di dekatnya itu. Lelaki bertubuh tinggi berseragam TNI itu. Dia tampan, gagah dan berkarisma. Mungkin sekarang dia adalah kekasih hati nya, namun kekasih yang tak bisa ia gapai nantinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!