Bab 10. Penyakit Restu Chandra

"Tuan Chandra terlalu sungkan, saya membantu Tuan Chandra hanya karna kebetulan, tidak usah terlalu dipikirkan, terimakasih".

Lemon mengangkat tangannya menolak Kartu ATM yang diberikan Restu Chandra padanya.

"Nak, kalau kamu menolak Kartu ini, saya rasa saya tidak bisa Hidup, saya berharap kamu menerimanya sebagai rasa ucapan terimakasihku padamu".

Lemon Mengingat keadaannya yang membutuhkan uang, seketika dia tidak lagi menolak, ketika Pak Restu memberikannya kembali Kartu itu.

"Nak, di dalam Kartu ini ada 200 Milyar silahkan kamu ambil, kode PINnya tidak ada, karna Kartu ini kartu khusus untuk keluarga Chandra".

Lemon yang mendengar hanya mengangguk, dan setelah Restu Chandra selesai berkata dia langsung menjawab:

"Tuan Chandra, mengingat Tuan adalah orang yang sangat baik, saya memberitahukan bahwa penyakit Tuan sudah ditingkat yang sangat fatal, jika tidak diobati dalam waktu cepat, saya tidak bisa menjamin keselamatan Tuan, Tuan mengidap penyakit Kronis, yang disebabkan karna dulu Tuan telah keracunan makanan, tetapi karna obat, tuan bisa bertahan sampai sekarang ini.."

Wajah Restu Chandra seketika pucat mendengar hal itu. "Nak Apakah kamu tidak bisa mengobati penyakitku ini, karna kamu mengetahui penyakitku ini, saya rasa kamu mampu mengobatiku.."

"Baik, saya akan menulis nama-nama bahan obatnya, jika sudah terkumpul silahkan Panggil saya..."

Setelah menulis diselembar kertas, Lemon menyerahkannya kepada Restu Chandra, kemudian dia langsung Pergi.

Setelah Lemon menghilang dari tempat itu, semua orang yang menghina Lemon seketika berubah menjadi Pujian, orang-orang itu hanya bisa menghela nafas, kemudian mereka berbalik Pergi.

Setelah Lemon pergi, dia menuju kearah Rumah Makan Kecil dipinggir Danau, setelah duduk dia kemudian mengeluarkan Kartu ATM yang diberikan Kepala Keluarga Chandra padanya, dia hanya bisa menghela nafas panjang sambil memandang Danau.

Beberapa saat kemudian, akhirnya makanan sederhana pesanannya telah sampai dimeja makan.

Setelah selesai makan, dia langsung bergegas pergi, Namun hanya berjalan beberapa meter saja, Lemon tiba dipersimpangan yang sunyi, tiba-tiba dari belakang terdengar Suara Keras "Boom".

Tabrakan Mobil yang sangat Dahsyat memekikan telinga.

Dari dalam Mobil yang berwarna Merah, keluarlah 2 orang Pemuda dengan memakai setelan Jas Hitam, menghampiri mobil hitam Merek Avanza yang telah terseret, kemudian Menyeret Keluar orang Tua, Dengan kepala dipenuhi dengan Rambut putih, dan seorang Wanita yang memakai Baju Gaun Merah.

Namun karna barusan telah mengalami kecelakaan, raut wajah gadis itu terlihat pucat, dan hidung mangirnya terlihat bercucuran banyak darah.

Dari pemuda berjas hitam berkata: "Dasar orang tua bau tanah, berani melarikan diri dari pengawasan kami berdua".

"Walaupun saya mati!, saya tidak akan pernah menyerahkan harta kekayaan keluarga saya, ditangan Mafia kotor seperti kalian".

Setelah orang tua itu selesai bicara. 'Braak..!!!'.

Suara tamparan terdengar, orang tua itu ditampar sampai terhempas ketanah.

Putrinya yang berada disamping berteriak histeris, namun bagaimanapun dia bergerak untuk membantu Ayahnya, dia tetap tidak bisa bergerak karna dia telah diikat oleh pemuda si botak berjas hitam.

Setelah menampar orang tua itu, Pemuda berjas berkacamata hitam itu menoleh kepada Gadis yang berteriak barusan, sambil berkata dengan senyum jahat: "Hehehe.. Gadis yang Manis, lebih baik kamu diam! Karna sebentar lagi, kamu akan menerima hukuman dari kami".

"Ciuuh, kalian Dasar Mafia Kotor, beraninya kalian sama perempuan!" Gadis itu meludah dengan marah.

Mendegar gadis itu berbicara marah, kedua pemuda berjas hitam tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

"Saya sangat suka melihat perempuan yang memiliki emosional seperti kamu, pasti hawa Nafsunya juga besar" selesai berkata mereka kembali tertawa bahagia.

Disisi lain Lemon hanya bisa berdiri, menyaksikan Adegan kedua pemuda berjas hitam menyiksa kedua orang itu.

Lemon tidak berani ikut campur, karna dia belum memahami akar permasalahannya.

Namun walau bagaimanapun dia tidak ingin ikut campur, dia tidak bisa menahan diri melihat Wanita disiksa dihadapanya.

Pemuda berkacamata berjalan mendekat ingin menampar gadis itu, namun sebelum tangannya mengenai pipi gadis itu, dia tiba-tiba ditendang, dan terhempas terlempar kebelakang sekitar 5 meter, dan jatuh ketanah dengan suara gedebuk.

Pemuda sibotak yang memegang gadis itu, seketika menerjang ingin membalas, namun dalam hitungan detik, dia juga ditendang dan terjatuh ketanah.

Pemuda botak yang ditendang langsung berdiri dan berkata: "Bajingan kecil, siapa kamu? Berani ikut campur urusan kami".

Dengan sedikit senyumanan "Apakah perkenalan itu terlalu penting, mengingat sebentar lagi kalian akan menjadi Mayat! Tapi baiklah, Namaku Lemon, Lemon Nababan".

Selesai berkata Lemon langsung berlari kearah si botak, dia berlari secepat kilat bagaikan Angin.

Sehingga dalam hitungan detik dia sudah berdiri tepat dibelakang pria botak.

Tak menunggu lama, lemon memegang bahu pria botak dan melemparnya menghantam Mobil Avanza yang terseret disebelah, Pria botak itu hanya merasa penasaran dengan apa yang terjadi, ketika dia merasa dunia menjadi gelap dan telah berhenti bernafas.

Pemuda Kacamata menelan ludah dan gemetaran ditempat, merasa ngeri melihat tatapan mata Lemon yang dipenuhi dengan Niat membunuh.

Lemon berjalan mendekati pria kacamata yang masih tersungkur ditanah, pria kacamata itu berlutut dihadapan Lemon dengan memohon "Tuan, tolong Ampuni saya, saya tadi yang buta, sudah berani menyinggung Tuan..."