Bab. 5. Pernikahan

(POV) Fatimah Azzahra

Menjelang hari pernikahanku ibu-ibu dan bapak-bapak warga desa Padang Gatah berdatangan kerumahku untuk membantu acara pernikahan dan resepsi perkawinan aku dan kak Dewanta.

Kulihat ada setumpuk piring kotor, aku segera mengangkat piring kotor tersebut dan membawanya kearea cuci piring kemudian mencucinya.

"Hai calon pengantin, kamu tidak usah cuci piring nanti tanganmu kasar, sini biar ibu yang cuci piring," seorang ibu-ibu datang dan merebut spoon yang ada ditanganku kemudian mencuci piring-piring yang sedang aku cuci dan menyuruhku untuk bersantai saja. Aku pun berlalu meninggalkan area cuci piring.

Aku melihat ibu-ibu sedang menyiang setumpuk ayam yang sudah disembelih. Aku merasa kasian akhirnya aku putuskan untuk membantunya, baru beberapa menit aku ikut mencabuti bulu ayam, tiba-tiba seorang wanita berseru.

"Zahra, kamu itu calon pengantin jadi tidak usah ikut-ikutan mencabuti bulu ayam. Nanti tanganmu bau amis," ucap seorang wanita bertubuh kurus.

"Bu Indah...bu Indah... Tolong itu gantikan Zahra menyiangi bulu ayam, biar dia istirahat, biar tidak kelelahan mau jadi pengantin jadi tidak boleh kelelahan," ucap wanita bertubuh kurus itu lagi. Bu Indah pun menghampiriku, mengambil alih pekerjaanku mencabuti bulu ayam dan menyuruhku istirahat.

Itulah suasana dirumahku, semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Aku berusaha ikut membantu pekerjaan ibu-ibu dirumahku. Namun pekerjaan apapun yang aku lakukan selalu saja dilarang oleh ibu-ibu warga desa Padang Getah dengan berbagai alasan.

Aku jadi bingung, ingin duduk santai seperti yang disarankan ibu-ibu tapi rasanya tidak nyaman. Beginikah rasanya jadi calon pengantin, selalu menjadi pusat perhatian.

"Zahra, ayo masuk kekamarmu, itu kamu ditunggu tukang lulur. Mama menyuruhnya melulur sekalian memijitmu biar tampak segar," ucap mama kepadaku.

"Aku segera beranjak menuju kekamarku, disana ada dua orang berpakaian ketat sedang menyiapkan lulur.

"Kamu Zahra calon pengantinnya, ayo berbaring biar kami lulur," ujarnya. Aku segera melepaskan pakaianku, hanya mengenakan kain sarung dengan pakaian dalam saja. Dengan cekatan, wanita-wanita itu melulurku, rasanya enak sekali, selang beberapa menit aku telah terbang kealam mimpi.

Pada sore hari setelah mandi aku melangkah keteras rumah sekedar ingin melihat-lihat situasi diluar rumah. Seluruh tenda dan pelaminan telah terpasang rapi. Ada sebuah panggung berisi alat musik, malam ini rencananya akan ada hiburan karauke, abah mengundang beberapa penyanyi dangdut dari kota.

Pada malam hari aku, abah dan mama. Kami bertiga berkumpul dikamar abah dan mama. Aku meminta izin kepada abah dan mama untuk menikah dengan kak Dewanta.

"Zahra mohon kepada abah agar esok abah mau menikahkan Zahra dengan kak Dewanta," ucapku kepada abah.

"Iya nak, besok abah akan menikahkan kamu dengan Dewanta laki-laki pilihan abah. Abah percaya Dewanta laki-laki yang baik. Dia pasti akan menjaga putri abah dan akan menjadi imam yang bisa dijadikan panutan bagi keluarga kecil kalian kelak. Maka dari itu abah berpesan hormati dia, layani dia. Jadilah istri yang bisa menyejukkan dikala panas dan menghangatkan dikala dingin, senantiasa taat kepadanya. Nak ingat, besok setelah kau resmi menjadi istri Dewanta maka tanggung jawab ayah akan berpindah kepadanya," ayah memberi nasihat sembari menyeka sudut matanya yang berembun.

"Iya abah, Zahra akan selalu ingat nasehat abah. Abah, Zahra minta maaf jika selama ini Zahra sering membuat abah kesal, sering membuat abah marah atau bahkan sering membuat abah sakit hati.

Srooot....

Srooot....

"ucapku sembari mengeluarkan cairan dari hidungku dengan menggunakan ujung jilbabku.

"Kamu ini sudah mau menikah tapi masih jorok," ucap abah. Kemudian aku memeluk abah.

Aku beralih memandang kearah mama, mama memegang bahuku.

"Mama cuma bisa mendoakan semoga kelak rumah tangga kalian bisa menjadi panutan bagi generasi penerusmu. Jika ada masalah dalam rumah tangga sebaiknya diselesaikan secara dewasa dan bijaksana.

Rasanya baru kemarin mama mengantarmu kesekolah, tapi sekarang kamu sudah mau menikah. Andai waktu bisa diputar kembali mungkin mama ingin kembali kemasa-masa itu dan meminta kepada sang waktu agar memperlambat jalannya. Sekarang sudah malam sebaiknya kamu tidur, jangan sampai mempelai pria datang kamu masih tidur," ucap mama sembari terkekeh.

Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun, setelah menjalankan shalat subuh. Perias pengantin datang untuk menghiasku. Aku mengenakan kebaya warna putih untuk akad nikah sedangkan untuk acara resepsi aku dan kak Dewanta mengenakan pakaian adat daerah kami.

Kini pak penghulu telah datang, begitu juga kak Dewanta dan seluruh keluarganya. Bagiku ini adalah detik-detik yang menegangkan dimana sebentar lagi aku akan melepaskan masa lajangku. Detik-detik aku menapaki status baru memjadi seorang istri dari Dewanta Saputra. Aku berada dikamarku yang indah kerena sudah dihias menjadi sebuah kamar pengantin seperti kamar pengantin pada umumnya. Aku ditemani oleh Hilmah temanku mengajar di sekolah PAUD Buah Hati Bunda. Diruang tamu kudengar suara abah.

"Aku nikahkan dan kawinkan engkau Dewanta Saputra bin Sukarta dengan anakku Fatimah Azzahra binti Sasmito dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan sepuluh hektar kebun karet dibayar tunai.

"Saya terima nikah dan kawinnya Azzahra binti Sasmito dengan mas kawin tersebut, tunai," ucap kak Dewanta dengan satu kali tarikan nafas.

"Bagaimana saksi?," ucap pak penghulu. Semua yang hadir serentak menjawab sah.

Kreek...

Pintu kamarku terbuka, bu RT muncul.

"Ayo Zahra, temui suamimu sekarang. Kamu sudah sah menjadi istri Dewanta. Selamat ya Zahra akhirnya kamu laku juga," ucap Hilmah sambil terkekeh. Aku hanya sedikit tersenyum karena bibirku terasa tebal akibat polesan lipstik yang terlalu tebal.

Hilmah dan beberapa ibu-ibu menuntun dan mengiriku menemui suamiku. Aku segera menyalami dan mencium punggung tangan kak Dewanta. Kak Dewanta segera memelukku dan mencium keningku.

Acara selanjutnya adalah meminta doa restu kedua orang tua. Tangan kak Dewanta menggenggam tanganku, kami berdua berjalan beriringan menuju kesebuah kursi dimana abah dan mama duduk. Ini kali pertama tanganku digandeng oleh seorang laki-laki selain abahku. Sebagai wanita aku benar-benar merasa dihargai sekaligus merasa tersanjung dengan perlakuan kak Dewanta.

Sampai dihadapan mama dan abah, aku dan kak Dewanta, kami berdua langsung bersimpuh memohon ampun atas kesalahan yang telah kami perbuat, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

"Nak Dewanta menantuku, sekarang Zahra anak kami telah sah menjadi istrimu dan tanggung jawab kami sekarang telah berpindah kepundakmu. Aku hanya berpesan, dia.dilahirkan karena cinta, dia dibesarkan dengan cinta dan dia di didik dengan penuh cinta. Kami minta jangan pernah kamu menyakiti hatinya dan fisiknya. Jika suatu saat kau tidak menginginkan dia lagi, lebih baik kau ceraikan dia tapi jangan kau sakiti hatinya. Anakku kami didik supaya bisa mandiri jadi walaupun tanpa kamu disisinya, dia pasti akan bisa menghidupi dirinya sendiri.

Kalian menikah karena Allah, insyaallah cinta akan datang dalam rumah tangga kalian," ujar abah yang tak mampu membendung air matanya.

Kemudian kami beralih kedepan mama, mama menepuk pundah kak Dewanta.

"Dewanta, aku melahirkannya dengan taruhan nyawa, aku menyayangi lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. Jadi tolong jangan kau sakiti dia. Tolong bahagiakan dia seperti kami membahagiakannya.

Episodes
1 Bab. 1. Air Mata Perpisahan
2 Bab. 2. Pertemuan Calon Mempelai Tanpa Cinta
3 Bab. 3. Kedatangan Galih
4 Bab. 4. persiapan Pernikahan
5 Bab. 5. Pernikahan
6 Bab. 6. Malam Pertama 1
7 Bab 7. Malam Pertama 2
8 Bab. 8. Berusaha Move on
9 Bab. 9. Mengejar Cinta
10 Bab. 10. Meracik Bahagia
11 Bab. 11. pernikahan Fira Dion
12 Bab. 12. Jarum Besar
13 Bab. 13. Pengakuan Santi
14 Bab. 14. Keputusan Terbaik.
15 Bab. 15. Pertemuan dengan Kiran
16 Bab. 16. Kepergian Abah Untuk Sementara
17 Bab. 17. Ternyata
18 Bab. 18. langkah Fira
19 Bab. 19. Ketemu Mantan
20 Bab. 20. Kecemburuan Fatimah.
21 Bab. 21. Reaksi Dewanta
22 Bab. 22. Meratapi
23 Bab. 23. Zahwa Hilang
24 Bab. 24 . Pencarian Zahwa
25 Bab. 25. Kecurigaan
26 Bab. 26. Berfikir
27 Bab. 27. Bertemu Seseorang
28 Bab. 28. Terpesona
29 Bab. 29. Ternyata
30 Bab. 30. Isi Hati
31 Bab. 31. Bercerita
32 Bab. 32. Menikmati keindahan
33 Bab. 33. Jadian
34 Bab. 34. Bertemu Bude
35 Bab. 35. Keluarga Harmonis.
36 Bab. 36. Mengakui Kesalahan.
37 Bab. 37. Bahagia
38 Bab. 38. Cemburu
39 Bab. 39. Suami Yunian
40 Bab. 40. Pulang
41 Bab. 41. Saling Memaafkan
42 Bab. 42. Kita Adalah Keluarga
43 Bab. 43. Lamaran
44 Bab. 44. kekhawatiran bu Dinda
45 Bab. 45. Sahabat Lama
46 Bab. 46. Pertemuan Dinda dan Tini
47 Bab. 47. Belut
48 Bab. 48. kemarahan Dinda
49 Bab, 49. Semua Lega.
50 Bab. 50. Bersyukur
51 Bab. 51. Salah paham
52 Bab. 52. Pulang kekota
53 Bab. 53. Ke Dokter Kandungan
54 Bab 54. Berkumpul
55 Bab. 55. Nasihat Pernikahan
56 Bab. 56. Hari Yang Ditunggu-tunggu
57 Bab. 57. Nasehat Dari Para Ahli
58 Bab. 58. Rutinitas Baru
59 Bab. 59. Wanita seksi
60 Bab. 60. Juita Ke Rumah
61 Bab. 61. Berbuat baikpun Harus Hati-Hati
62 Bab. 62. Isi Hati Pelakor
63 Bab 63. Di desa Mentereng
64 Bab. 64. Wanita di Resepsi Pernikahan
65 Bab. 65. Rencana Para Pelakor
66 Bab. 66. Profesi Baru
67 Bab. 67. Ke Kota
68 Bab.68. Kopi Susu
69 Bab. 69. Senjata Makan Tuan
70 Bab. 70. Biar Tau Rasa
71 Bab. 71. Meminta Maaf
72 Bab. 72. Menerima Nasihat
73 Bab. 73. Gagal Lagi
74 Bab. 74. shock
75 Bab. 75. Bahagia
76 Bab. 76. Melamar Kerja
77 Bab. 77. Jadi supir
78 Bab. 78. Bertemu Pujaan Hati
79 Bab. 79. Berkenalan Dengan Orangtua
80 Bab. 80. Reaksi Emak
81 Bab. 81. Mengungkapkan
82 Bab. 82. Garis Dua
83 Bab 83. Ingin Berubah
84 Bab. 84. perpisahan
85 Bab. 85. Mencoba Bersabar
86 Bab. 86. Dari Mana Asal Usulku
87 Bab. 87. Bertemu Kakek dan Nenek
88 Bab. 88. Meminta Maaf
89 Bab. 89. Memaafkan Itu Mudah
90 Bab. 90. Menapaki hari yang Indah
91 Bab. 91. Mencari Pekerjaan
92 Bab. 92. Syukuran tujuh bulanan
93 Bab. 93. Tidak Jadi Besan.
94 Bab. 94. Penyesalan
95 Bab. 95. Dirumah Besan
96 Bab. 96. Semuanya Berkumpul
97 Bab. 97. Puncak Acara.
98 Bab. 98. Keluarga Fira
99 Bab. 99. Mertua dan Menantu
100 Bab. 100. Undangan
101 Bab. 101. Menghadiri Pernikahan
102 Bab. 102. Rasa Bahagia
103 Bab. 103. Meminta maaf
104 Bab. 104. Malam Yang Berbeda
105 Bab. 105. Pagi Yang Indah
106 Bab. 106. Perselisihan
107 Bab.107. Bertengkar Hebat
108 Bab. 108. Keputusan
109 Bab. 109. Hunian Baru
110 Bab. 110. Curhat
111 Bab. 111. Menemui istriku
112 Bab. 112. Mendapat Banyak Nasihat
113 Bab. 113. Menikmati Hidup
114 Bab. 114. Berkunjung ke kota
115 Bab. 115. Menuju Rumah Fira
116 Bab. 116. Saling Memaafkan.
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab. 1. Air Mata Perpisahan
2
Bab. 2. Pertemuan Calon Mempelai Tanpa Cinta
3
Bab. 3. Kedatangan Galih
4
Bab. 4. persiapan Pernikahan
5
Bab. 5. Pernikahan
6
Bab. 6. Malam Pertama 1
7
Bab 7. Malam Pertama 2
8
Bab. 8. Berusaha Move on
9
Bab. 9. Mengejar Cinta
10
Bab. 10. Meracik Bahagia
11
Bab. 11. pernikahan Fira Dion
12
Bab. 12. Jarum Besar
13
Bab. 13. Pengakuan Santi
14
Bab. 14. Keputusan Terbaik.
15
Bab. 15. Pertemuan dengan Kiran
16
Bab. 16. Kepergian Abah Untuk Sementara
17
Bab. 17. Ternyata
18
Bab. 18. langkah Fira
19
Bab. 19. Ketemu Mantan
20
Bab. 20. Kecemburuan Fatimah.
21
Bab. 21. Reaksi Dewanta
22
Bab. 22. Meratapi
23
Bab. 23. Zahwa Hilang
24
Bab. 24 . Pencarian Zahwa
25
Bab. 25. Kecurigaan
26
Bab. 26. Berfikir
27
Bab. 27. Bertemu Seseorang
28
Bab. 28. Terpesona
29
Bab. 29. Ternyata
30
Bab. 30. Isi Hati
31
Bab. 31. Bercerita
32
Bab. 32. Menikmati keindahan
33
Bab. 33. Jadian
34
Bab. 34. Bertemu Bude
35
Bab. 35. Keluarga Harmonis.
36
Bab. 36. Mengakui Kesalahan.
37
Bab. 37. Bahagia
38
Bab. 38. Cemburu
39
Bab. 39. Suami Yunian
40
Bab. 40. Pulang
41
Bab. 41. Saling Memaafkan
42
Bab. 42. Kita Adalah Keluarga
43
Bab. 43. Lamaran
44
Bab. 44. kekhawatiran bu Dinda
45
Bab. 45. Sahabat Lama
46
Bab. 46. Pertemuan Dinda dan Tini
47
Bab. 47. Belut
48
Bab. 48. kemarahan Dinda
49
Bab, 49. Semua Lega.
50
Bab. 50. Bersyukur
51
Bab. 51. Salah paham
52
Bab. 52. Pulang kekota
53
Bab. 53. Ke Dokter Kandungan
54
Bab 54. Berkumpul
55
Bab. 55. Nasihat Pernikahan
56
Bab. 56. Hari Yang Ditunggu-tunggu
57
Bab. 57. Nasehat Dari Para Ahli
58
Bab. 58. Rutinitas Baru
59
Bab. 59. Wanita seksi
60
Bab. 60. Juita Ke Rumah
61
Bab. 61. Berbuat baikpun Harus Hati-Hati
62
Bab. 62. Isi Hati Pelakor
63
Bab 63. Di desa Mentereng
64
Bab. 64. Wanita di Resepsi Pernikahan
65
Bab. 65. Rencana Para Pelakor
66
Bab. 66. Profesi Baru
67
Bab. 67. Ke Kota
68
Bab.68. Kopi Susu
69
Bab. 69. Senjata Makan Tuan
70
Bab. 70. Biar Tau Rasa
71
Bab. 71. Meminta Maaf
72
Bab. 72. Menerima Nasihat
73
Bab. 73. Gagal Lagi
74
Bab. 74. shock
75
Bab. 75. Bahagia
76
Bab. 76. Melamar Kerja
77
Bab. 77. Jadi supir
78
Bab. 78. Bertemu Pujaan Hati
79
Bab. 79. Berkenalan Dengan Orangtua
80
Bab. 80. Reaksi Emak
81
Bab. 81. Mengungkapkan
82
Bab. 82. Garis Dua
83
Bab 83. Ingin Berubah
84
Bab. 84. perpisahan
85
Bab. 85. Mencoba Bersabar
86
Bab. 86. Dari Mana Asal Usulku
87
Bab. 87. Bertemu Kakek dan Nenek
88
Bab. 88. Meminta Maaf
89
Bab. 89. Memaafkan Itu Mudah
90
Bab. 90. Menapaki hari yang Indah
91
Bab. 91. Mencari Pekerjaan
92
Bab. 92. Syukuran tujuh bulanan
93
Bab. 93. Tidak Jadi Besan.
94
Bab. 94. Penyesalan
95
Bab. 95. Dirumah Besan
96
Bab. 96. Semuanya Berkumpul
97
Bab. 97. Puncak Acara.
98
Bab. 98. Keluarga Fira
99
Bab. 99. Mertua dan Menantu
100
Bab. 100. Undangan
101
Bab. 101. Menghadiri Pernikahan
102
Bab. 102. Rasa Bahagia
103
Bab. 103. Meminta maaf
104
Bab. 104. Malam Yang Berbeda
105
Bab. 105. Pagi Yang Indah
106
Bab. 106. Perselisihan
107
Bab.107. Bertengkar Hebat
108
Bab. 108. Keputusan
109
Bab. 109. Hunian Baru
110
Bab. 110. Curhat
111
Bab. 111. Menemui istriku
112
Bab. 112. Mendapat Banyak Nasihat
113
Bab. 113. Menikmati Hidup
114
Bab. 114. Berkunjung ke kota
115
Bab. 115. Menuju Rumah Fira
116
Bab. 116. Saling Memaafkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!