Hari ini Cassandra sudah bersiap, dia akan berkunjung ke kediaman Masayu dan juga Dion. Tapi lebih dulu Sandra akan mengantarkan Felly pulang. Sebenarnya, Sandra sudah mengajak Felly untuk ikut bersamanya, namun Felly menolak dengan alasan dia takut ditanya macam-macam. Kini Sandra sampai di pelataran rumah yang mewah, salah satu penjaga rumah membukakan pintu mobil untuk Sandra dan menyambutnya.
"Selamat pagi Non," sapa penjaga.
"Pagi Pak," jawab Sandra sembari tersenyum ramah, dapat Sandra lihat, Raka yang tengah bermain dengan baby sitter nya, anak laki laki berusia 2 tahun 6 bulan itu langsung tersenyum kala melihat kakaknya datang.
"Kak Sandra," sapa Raka dengan pengucapan cadelnya, bukan Sandra yang Raka ucap, tapi Sandla. Raka merentangkan tangannya minta dipeluk, dia berjalan mendekat ke arah Sandra dengan langkah yang masih sedikit sempoyongan. Hal itu membuat Sandra merasa gemas, dengan adik lelakinya itu.
"Hallo Raka," Sandra memeluk dan mencium gemas pipi Raka. "Raka lagi main apa sayang?" tanya Sandra sembari menatap wajah chubby Raka.
"Main tebak warna, Kak," jawab Raka, dia menunjukkan kertas berwarna biru kepada Sandra.
"Wah, pintarnya adik Kak Sandra," pujian yang Sandra berikan membuat bocah lelaki itu tersenyum malu, Sandra kembali menghujani Raka dengan kecupan gemas.
"Mamah ada?" tanya Sandra lagi.
"Ada Kak, di dalam, papah juga ada," jawab Raka dengan suara khas anak kecil.
"Mau ikut atau tetap main?" tanya Sandra menawarkan.
"Ikut," jawab Raka dengan wajah gemasnya.
"Ayoo." Sandra membawa Raka dan menggendongnya, Raka memang sangat lengket jika sudah bersama dengan Sandra, maklum saja pertemuan mereka hanya seminggu sekali.
"Eh Sandra," sapa Gema, dia lega ketika melihat Sandra datang dengan keadaan sehat.
"Pagi Pah," sapa Sandra, dia pun menyalami tangan Gema.
"Sudah makan kamu, Nak?" tanya Gema dengan penuh perhatian.
"Sudah pah," jawab Sandra dengan canggung, dia tahu kalau ayah sambungnya itu memang sangat perduli padanya, hanya saja Sandra belum bisa begitu dekat dengan Gema.
"Mamah masih di kamar mungkin sebentar lagi turun, duduk lah dulu," ujar Gema, sebisa mungkin dia mencoba dekat dengan putri sambungnya, karena Gema sudah menganggap Sandra selayaknya anak sendiri.
"Iya Pah, terimakasih." Sandra pun duduk dengan Raka dipangkuannya.
"Bagaimana kuliah kamu, Nak?" tanya Gema, memang biasa bagi Sandra, jika Gema menanyakan seputar kuliahnya.
"So far so good (sejauh ini baik)," jawab Sandra.
"Syukurlah, Papah harap sepadat apapun kegiatan kamu, kamu juga harus tetap menjaga kesehatan ya Nak, dan jangan lupakan pendidikan," saran Gema, dia memang sangat ingin, jika Sandra bisa mencapai pendidikan tinggi, bahkan Gema sangat siap jika Sandra nantinya mau melanjutkan ke S2. Tidak lama, terlihat Masayu yang menuruni tangga dengan hati-hati, dia tersenyum kala melihat Sandra yang sudah duduk dengan manis menunggunya.
"Sandra, sayang?" Masayu menghampiri putrinya, Sandra pun berdiri tapi lebih dulu menurunkan Raka dari pangkuannya , mereka berdua pun memeluk saling melepas rindu.
"Apa kabar kamu, Nak?" tanya Masayu sambil menatap lekat wajah Sandra, mengabsen perubahan yang mungkin terjadi, atau mencari sesuatu hal yang mungkin Masayu takutkan.
"Seperti yang Mamah lihat, aku baik Mah," jawab Sandra sembari tersenyum, rasanya begitu nyaman saat Sandra sudah dekat dengan Masayu.
"Kantung mata kamu hitam, jangan terlalu larut ya tidurnya," pesan Masayu memberi saran dan Sandra hanya merespon dengan senyum. Masayu jelas tahu pekerjaan putrinya, namun Masayu tidak bisa melarang Sandra, namun setidaknya Masayu tahu, bahwa putrinya masih tahu batasan. Masayu percaya bahwa Sandra, tidak akan pernah berbuat di luar batasannya. Karena Masayu tahu sikap Sandra.
"Kamu sudah sarapan?" tanya Masayu dengan perhatian.
"Sudah Mah, sebelum ke sini aku makan dulu sama Feelly. Kebetulan semalam dia menginap," jelas Sandra.
"Kapan-kapan menginap lah disini," pinta Masayu. Dia rindu bisa memasakkan makanan kesukaan Sandra.
"Iya Mah, nanti ya kalau Sandra ada waktu," jawab Sandra sekenanya.
"Oh iya Sandra, kamu bentar lagi magang kan ya?" tanya Gema, dia ingat jika sebentar lagi putri sambungnya akan segara magang, itu berarti Sandra membutuhkan kantor.
"Iya Pah," jawab Sandra, dia tidak menyangka kalau Gema mengingatnya, padahal obrolan itu sudah berlangsung segbulan lalu.
"Mau magang di kantor Papah?" tawar Gema.
Sandra tersenyum canggung. "Makasih Pah, tapi aku udah dapet kantor buat magang kok," tolak Sandra halus.
"Lalu bagian apa, Nak?" tanya Gema.
"Rencananya aku di tempatkan di bagian Divisi kreatif di Advertising creative, Pah. "jawab Sandra.
"Semangat ya, kalau ada pertanyaan jangan sungkan tanya Papah," pesan Gema.
"Iya Pah,"jawab Sandra, ya setidaknya Sandra beruntung karena Gema begitu perduli dan perhatian dengannya. Setelah berbincang cukup lama, dan Sandra juga sempat bermain dengan Raka, Sandra memutuskan untuk pamit karena dia juga harus berkunjung ke kediaman Dion.
"Loh kok langsung pamit aja?" tanya Masayu sendu, dia hanya bisa bertemu dengan Sandra satu minggu sekali, saat Masayu dan Gema ingin berkunjung, Sandra selalu beralasan bahwa dia sibuk dan tidak ada di tempat, jadi cukup sulit bagi Masayu menemui putrinya.
"Sandra mau ke rumah papah Dion juga Mah, terus dari sana masih ada acara lagi Mah, soalnya mau nyiapin buat lusa, kan lusa udah mulai magang," Sandra pun menjelaskan semua alasannya, dia yakin dengan jawaban ini, pasti Masayu akan bisa mengerti.
"Perlu Mamah bantu?" tanya Masayu menawarkan diri.
"Aku udah janjian sama Rissa dan yang lain kok, Mah," tolak Sienna halus.
“Ya sudah kamu hati hati ya, kalau kamu perlu apapun dan butuh bantuan Mamah, jangan sungkan hubungi Mamah," pesan Masayu Sandra pun menganggukkan kepalanya paham, setelah itu Sandra menyalimi tangan Gema dan Masayu kemudian pamit.
Kini Sandra baru sampai di rumah Dion dan Anita, dia mengedarkan pandangannya melangkahkan kaki menuju pintu dan berdiri diambang pintu, menekan bel lalu mengucapkan salam.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Sandra," ucap Nita yang hendak berdiri, melihat Nita yang nampak kesusahan Sandra pun mendekat dan membantunya, tidak lupa mencium tangan Nita.
"Hati hati Mah," ucap Sandra dengan perhatian.
"Makasih ya San," ucap Nita dengan senyum tulusnya.
"Dari rumah mamah Masayu?" tanya Nita dan diangguki oleh Sandra.
“Papah ada di ruang kerjanya San, Mamah panggil dulu ya?” pamit Nita, namun dicegah oleh Sandra.
"Weekend papah masih kerja Mah?" tanya Sandra heran.
"Iya, ada beberapa kerjaan yang harus selesai sekarang," jawab Nita.
"Dinda mana Mah?" Dinda adalah anak Nita
"Lagi belajar kelompok sama temennya, rumahnya di sebelah kok San, nggak jauh," jawab Nita, "kamu duduk dulu ya."
"Loh Mamah Nita mau kemana?" tanya Sandra ,pasalnya Nita hendak melangkah ke arah tangga.
"Manggil Papah," jawab Nita.
"Gak usah, biar aku panggil sendiri aja ya," ucap Sandra, pasalnya kasian Nita dia tengah hamil tua. Dari jalannya sudah sangat susah, karena faktor perutnya yang semakin membesar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Ajeng Larasati
makasih kak 🥰
2022-12-15
0
A R
cemangat kakak
2022-12-15
0