“Permisi Mbak," ucap seorang pelayan dengan memberikan segelas air putih ke meja Syifa.
"Ini buat saya?" tanya Syifa bingung karena dia tidak merasa memesan apapun dari pelayan tersebut.
"Iya Mbak, ini di pesan oleh Ibu yang ada disana," jawab sang pelayan sambil menunjuk Ningrum dan kedua putrinya.
"Terima kasih ya," jawab Syifa sambil tersenyum.
"Ya Allah mengapa mereka begitu tega kepadaku dan anak ini, kamu sabar ya Nak, nanti sampai rumah kita makan sekarang kita minum dulu ya sayang," ucap Syifa sambil membelai perutnya.
Syifa yang sudah sangat lapar hanya bisa melihat Ningrum dan kedua putrinya makan dengan lahap. Syifa benar-benar tidak menyangka mereka bisa setega itu terhadapnya dan anak yang ada dalam kandungannya. Setelah Ningrum selesai makan mereka pun langsung menuju mobil untuk pulang.
"Eh Babu, awas ya kalau kamu sampai bicara yang tidak-tidak kepada Papa dan Mas Rudi," ancam Sherin kepada Syifa sebelum turun dari mobil.
"Kami pulang!" teriak Ningrum sambil masuk ke dalam rumah.
"Akhirnya kalian pulang juga, Syifa lebih baik kamu segera masuk ke kamar dan istirahat," perintah Rudi sambil menoleh ke arah Syifa yang berdiri di samping Ningrum.
"Baik Mas," jawab Syifa lalu berjalan ke arah paviliun.
Ningrum dan kedua putrinya langsung membawa tas belanjaan mereka menuju ke kamar. Rudi yang melihat kondisi rumahnya yang sudah sepi langsung berjalan ke arah dapur untuk membuat susu hangat untuk Syifa. Syifa yang saat itu sedang bersandar di tembok tempat tidur sambil meluruskan kakinya tiba-tiba terkejut dengan kehadiran sang suami.
"Mas Rudi, kenapa kamu kesini Mas," tanya Syifa saat melihat Rudi masuk ke dalam kamarnya.
"Aku hanya ingin memberikan susu ini untukmu," ucap Rudi sambil memberikan segelas susu hangat kepada Syifa.
"Terima kasih Mas, lebih baik kamu cepat pergi aku tidak mau Mama dan yang lain melihat keberadaanmu di kamarku," jawab Syifa sambil menerima segelas susu yang diberikan Rudi.
“Kamu tidak perlu khawatir mereka sedang ada di dalam kamar, apa Mama dan yang lain memperlakukanmu dengan sangat baik selama di pusat perbelanjaan tadi?” tanya Rudi sambil duduk di samping Syifa yang sedang meminum susu yang diberikan.
"Alhamdulillah, mereka memperlakukanku dengan sangat baik Mas," jawab Syifa sambil meletakkan gelas kosong bekas susu diatas meja.
"Baik kalau begitu sekarang kamu istirahat ya, besok pagi aku akan antar kamu ke dokter untuk periksa kandungan," ucap Rudi sambil mengambil gelas kosong di atas meja lalu pergi meninggalkan Syifa.
"Terima kasih Mas, walaupun kamu tidak mengakuiku sebagai istri di depan semua orang, tapi kamu memperlakukanku dengan begitu baik," batin Syifa sambil tersenyum ke arah Rudi.
Mbok Inah yang tanpa sengaja mendengar percakapan Syifa dan Rudi hanya tersenyum. Mbok Inah merasa bersyukur Rudi masih mau memberikan sedikit perhatian kepada Syifa. Sesaat setelah Rudi keluar dari kamar Syifa, Mbok Inah langsung masuk ke kamar Syifa sambil tersenyum bahagian.
“Alhamdulillah ya Nak, akhirnya Mas Rudi mau memperlakukanmu dengan baik,” ucap Mbok Inah sambil berjalan ke arah tempat tidur Syifa.
“Mbok, jadi dari tadi Mbok ada di situ," tanya Syifa yang kaget dengan kehadiran Mbok Inah yang tiba-tiba.
"Mbok senang akhirnya Mas Rudi begitu perhatian kepada kalian," jawab Mbok Inah sambil memijat kaki Syifa yang terlihat agak membengkak.
"Iya Mbok, besok pagi Mas Rudi mau mengantarkan aku ke Dokter untuk periksa kandungan," ucap Syifa sambil tersenyum kepada Mbok Inah.
"Semoga hasilnya bagus ya Nak," ucap Mbok Inah sambil terus memijat kaki Syifa.
***
Keesokan paginya setelah makan Rudi meminta Syifa untuk segera bersiap-siap. Beberapa saat kemudian Syifa yang telah siap bergegas menuju ke ruang tamu untuk menemui Rudi yang sudah menunggunya. Namun, saat mereka akan berangkat meninggalkan rumah Ningrum yang kebetulan berjalan ke arah dapur melihat mereka yang akan pergi.
“Hai mau kemana kalian!” tanya Ningrum kepada Rudi dan Syifa sambil berjalan ke arah mereka.
"Rudi mau ajak Syifa ke rumah sakit Ma," jawab Rudi sambil sedikit kaget saat mendengar teriakan sang mama.
“Rumah sakit, memangnya dia kenapa harus dibawa ke rumah sakit," tanya Ningrum sambil melirik ke arah Syifa.
"Rudi hanya kasihan kepada Syifa Ma," jawab Rudi sambil berjalan ke arah sang mama.
"Syifa lebih baik kamu kembali ke dapur dan buatkan saya teh hangat," perintah Ningrum sambil menoleh ke arah Syifa.
"Tapi Nyonya …." belum selesai Syifa menjawab Ningrum langsung membentaknya.
"Sekarang!" bentak Ningrum sambil melotot ke arah Syifa.
Syifa yang ketakutan langsung berjalan ke arah dapur untuk membuat secangkir teh hangat buat Ningrum. Rudi yang masih ada di ruang tamu berusaha untuk membujuk sang mama agar dia memberikan izin kepada Syifa untuk memeriksakan kandungannya. Namun, apa yang diucapkan Rudi justru membuat sang mama curiga atas kebaikan Rudi.
“Mama heran kenapa selama ini kamu begitu peduli dengan Syifa dan kehamilanya, apa jangan-jangan kamu adalah Ayah dari bayi yang ada di dalam kandungan Syifa,” ucap Ningrum sambil menatap Rudi dengan tajam.
Rudi yang terkejut dengan pertanyaan sang mama hanya bisa terdiam. Beberapa saat kemudian syifa kembali ke ruang tamu dengan membawa secangkir teh hangat untuk Ningrum. Ningrum yang mulai curiga dengan hubungan Rudi dan Syifa pun menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepada Rudi.
"Lebih baik kamu jujur, sebenarnya ada hubungan apa antara kamu dan Syifa," tanya Ningrum kepada Rudi mulai berdiri dari tempat duduknya.
"Ayo kita berangkat ke rumah sakit sekarang," ucap Rudi sambil menarik tangan Syifa.
"Aku jadi curiga, apa jangan-jangan Rudi ada hubungannya dengan kehamilan Perempuan kotor itu?" batin Ningrum sambil meneguk sedikit teh yang ada di dalam cangkir.
SEsampainya di rumah sakit Rudi dan Syifa langsung menuju ke ruangan dokter. Dokter yang memeriksa Syifa menyarankan untuk melakukan USG untuk mengetahui kesehatan dan posisi sang janin. Rudi yang mendengar penjelasan sang dokter langsung memberikan izin kepada sang dokter untuk melakukan USG kepada syifa.
"Alhamdulillah janinnya sehat Pak, letak janin juga sudah berada di bawah," ucap sang dokter sambil melihat sang janin dari layar USG.
"Apa jenis kelaminnya sudah bisa diketahui Dok," tanya Rudi kepada sang dokter.
"Bisa Pak, jenis kelaminnya laki-laki Pak, wajahnya juga tampan pasti persis seperti Ayahnya," jawab sang dokter sambil menunjukkan kelamin sang janin.
"Putra ku, Papa harap kamu bisa menjadi laki-laki yang sangat bertanggung jawab dan berpendirian teguh," batin Rudi sambil tersenyum.
Syifa yang melihat senyum di wajah Rudi langsung terlihat sangat bahagia. Karena ini adalah pertama kalinya sang suami sangat antusias dengan sang anak. Setelah melakukan pemeriksaan Rudi mengajak Syifa ke sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota Jakarta.
"Kita belanja buat kebutuhan anak kita dulu ya," ucap Rudi sambil mengemudikan mobilnya.
"Belanja, apa benar Mas Rudi akan mengajakku berbelanja kebutuhan bayi ini,” batin Syifa sambil mengusap perutnya.
“Kenapa kamu bengong," ucap Rudi sehingga membuat kaget Syifa yang sedang melamun.
“Terima kasih ya Mas, kamu sudah mau mengakui anak ini,” jawab Syifa sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments