Sepuluh

"Apa ini Morgan? Bukannya kamu bilang sudah berubah heuh?" Bentak Pak Gara kepada anaknya itu, dia sangat marah dengan berita viral kini mengenai dirinya dengan Zhoya.

Sementara Pak Dean dan Laura mereka masih terdiam, menahan amarah mereka.

Morgan bingung harus menjelaskannya bagaimana karena disana terlihat jelas Morgan menggendong Zhoya ke kamar hotel, belum lagi ada adegan mereka sedang berciuman di tepi pantai.

"Ini semua hanya salah paham, aku dan Zhoya..." Morgan tidak meneruskan perkataannya, dia hanya bisa mengigit bibir bawahnya, karena ponselnya terus bergetar.

Drrrrttt... Drrrrttt...

Drrrrttt... Drrrrttt...

Bukan hanya telepon dari Boy, tapi dari agensi tempat dia bernaung pun berusaha untuk menelepon Morgan.

Pak Dean menatap Morgan dengan begitu tajam, terlihat kekecewaan begitu dalam dari tatapannya, "Om sangat kecewa sekali padamu, Morgan. Jadi selama ini kamu mempermainkan putriku?"

"Sama sekali nggak, Om. Aku gak mempermainkan Laura..."

Namun Om Dean tidak ingin mendengar penjelasan dari Morgan, dia menarik tangan Laura. "Kamu selesaikan dulu masalah kamu itu. Biar saya pertimbangkan lagi apa saya harus mempercayakan kamu untuk menikah dengan Laura atau tidak."

"Tapi pah, aku sangat mencintai Morgan. Aku tau banget Morgan sudah berubah, pasti gadis itu yang menggoda Morgan." Laura tidak ingin rencana pernikahannya dengan Morgan batal.

"Iya Pak Dean, tolong beri kesempatan untuk Morgan agar bisa menyelesaikan masalah ini." Pak Gara mengatakannya dengan nada memohon. Dia tidak ingin perusahaannya bangkrut lagi jika Pak Dean membatalkan kerjasama dengannya.

Pak Dean tidak menjawab apa-apa, hatinya masih sangat kecewa, dia menarik Laura untuk ikut pulang bersamanya.

"Papa, aku gak mau pulang." Laura berusaha brontak, namun dia tidak memiliki kekuatan karena Pak Dean menyuruh dua bodyguard untuk membawanya secara paksa untuk ikut pulang dengan Pak Dean.

Plakkk...

Tanpa di duga, Pak Gara menampar pipi Morgan dengan sangat keras. Dia terengah-engah dengan penuh amarah menatap Morgan.

Beruntung mereka berada di ruang VVIP di restoran itu jadi tidak akan ada yang mengeksposnya.

"Papa kecewa sekali sama kamu, Morgan. Gara-gara kamu perusahaan papa terancam bangkrut kembali. Bahkan uang hasil kamu menjadi aktor pun gak akan cukup untuk menolong perusahaan." Pak Gara mengatakannya dengan emosi yang menggebu.

Morgan hanya diam, memegang pipinya.

"Tidak bisa kah kamu menjadi anak yang bisa aku banggakan sekali ini saja heuh? Kakakmu pergi begitu saja tak tau kemana, sekarang yang aku harapkan cuma kamu, hanya kamu yang bisa nolong papa."

"Kak Ervan yang membuat perusahaan papa bangkrut, dia yang mencuri semua uang perusahaan papa lalu pergi. Tapi kenapa harus aku yang bertanggungjawab?" Kini emosi Morgan meledak.

Dari dulu papanya selalu pilih kasih makanya papanya mempercayakan perusahaan kepada Ervan, karena itu Morgan memilih menjadi seorang aktor dibandingkan ikut mengurus perusahaan karena papanya sama sekali tidak pernah mengajarkan tentang perusahaan kepadanya.

"Apa kamu mau sakit mama kamu bertambah parah heuh? Kamu tau kan kondisi mama kamu bagaimana?"

Morgan hanya menghela nafas, hidupnya penuh dengan tekanan, makanya dulu dia begitu sangat mencintai Disha karena Disha adalah satu-satunya orang yang mengerti dirinya. Sementara papanya begitu keras padanya dan lebih menyayangi Ervan, sedangkan mamanya sangat lemah selalu mengikuti apa kata suami. Namun sayangnya Disha entah berada dimana dia sekarang.

Sementara adiknya yang sangat dia sayangi telah meninggal, kalau masih ada dia seumuran dengan Zhoya.

"Papa pulang duluan, kamu harus menyelesaikan masalah kamu secepatnya dan meminta maaf kepada Pak Dean." Setelah mengatakan itu Pak Gara memilih pulang, dia tidak bisa lebih lama lagi meninggalkan istrinya yang sedang sakit, walaupun di rumah dijaga oleh pembantu.

"Arrggghhh..." Morgan mencengkram kepalanya sendiri, mengapa dia harus mengalami kisah yang rumit seperti ini. Bagaimana dia harus menghadapi agensinya, padahal sebentar lagi dia akan memiliki job di Amerika, untuk pertama kalinya dia akan syuting di Hollywood, itu adalah impiannya.

...****************...

Setiap memiliki masalah Morgan biasanya pergi ke bar, dia pasti akan menghabiskan banyak minuman disana dan juga melampiaskannya dengan wanita kenalannya atau bayaran juga.

Morgan mematikan ponselnya, dia masih belum bisa memiliki solusi, percuma dia bilang tidak memiliki hubungan dengan Zhoya, tidak akan ada yang mempercayainya, karena foto dan video saat dia berciuman dengan Zhoya sudah tersebar.

Morgan sengaja minum di bar bagian atas, disana sudah tersedia kamar dan satu orang wanita yang menemaninya minum.

Wanita yang memakai baju seksi itu menuangkan segelas bir untuk Morgan.

Morgan langsung meneguknya dengan pandangan kosong, rasanya dia ingin lari saja ke tempat siapapun yang tak ada mengenalinya, namun dia teringat dengan mimpinya, dia ingin menjadi aktor go internasional, tinggal satu langkah lagi, tidak mungkin dia harus menghancurkan impiannya itu, yang sudah dia bangun dari nol.

Wanita malam itu mulai menggoda Morgan, pastinya dia sangat beruntung karena pelanggannya malam ini adalah seorang aktor terkenal, walaupun dia profesional tidak akan membocorkan siapapun langganannya.

Wanita itu meraba-raba paha Morgan, "Aku tidak menyangka akhirnya langganan aku seorang Morgan Xavier, aku pasti akan memberikan pelayanan yang special khusus untukmu."

Morgan menatap wanita itu, "Aku sedang pusing, puaskan aku."

"Dengan senang hati, Morgan Xavier."

Wanita malam itu membuka seluruh pakaiannya, dia membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan pose yang menggoda.

Jiwa Casanova Morgan telah muncul kembali, dia segera membuka bajunya sehingga terlihat jelas perutnya yang sixpack, menyusul wanita itu naik ke atas ranjang.

Wanita itu begitu agresif, dia memegang wajah tampan Morgan untuk menciumnya.

Namun tiba-tiba Morgan teringat saat dia berciuman dengan Zhoya, dia langsung menahan wanita itu, tiba-tiba saja gairahnya memudar, dia juga tidak tau alasannya.

Morgan memakai bajunya kembali, membuat wanita itu kebingungan.

Morgan memberikan uang kepada wanita itu sesuai bayaran, "Maafkan aku, tiba-tiba aku jadi tidak mood untuk melakukannya. Tapi aku tetap bayar kamu."

"Tapi..."

Morgan sadar dia tidak boleh lari dalam masalah, dia keluar dari kamar di bar itu, memakai masker dan topinya. Begitu tiba berada di dalam mobil, dia melihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari Galvin.

Morgan menghela nafas, dia harus mempersiapkan wajahnya untuk kena bogem dari Galvin karena telah membawa sepupunya yang polos itu ke kamar hotel. Padahal dia dan Zhoya tidak melakukan apa-apa.

...****************...

...Promo Novel Tamat...

...SEMALAM DENGAN ISTRIMU...

Karena mabuk, Viona, wanita yang sudah memiliki suami itu melakukan cinta satu malam dengan pria tampan dengan sejuta pesona.

Viona, wanita berusia 25 tahun itu merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya, awalnya hubungan dia dan suaminya begitu mesra dan harmonis namun tiba-tiba suaminya berubah menjadi sedikit tempramen dan jarang pulang, apalagi sudah dua tahun mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri lagi, tentu saja Viona sangat tersiksa dalam hubungan yang jenuh seperti ini.

Namun malam itu malah mengubah segalanya, dia seperti tesesat dan tak tau arah jalan untuk kembali, dengan pesona pria yang bernama Daniel Gilbert.

"Lupakan tentang semalam, anggap saja tidak terjadi apa-apa. Aku sudah memiliki suami."_ Viona Maharani.

"Itu pertama bagiku, karena itu kamu tidak bisa menyuruhku seenaknya untuk melupakan apa yang terjadi pada kita."_Daniel Gilbert.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***