Enam

Darwin, pria berusia 25 tahun itu adalah seorang CEO di CSTV, dia adalah anak dari teman ayahnya Zhoya, makanya dia pernah beberapa kali bertemu dengan Zhoya di pesta launching produk baru Adva yang diadakan di Amerika, apalagi ayahnya Zhoya seorang aktor Hollywood yang pernah memainkan beberapa sinetron di CSTV saat dia masih berkarir di Indonesia.

Siapa yang tidak kenal dengan Roy Febrian? Bahkan Morgan saja segan saat mendengar namanya, namun Zhoya sama sekali tidak tertarik mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang selebriti, dia bercita-cita ingin seperti ibunya, seorang wanita karir.

Sayangnya Zhoya tidak pernah tau bahwa Darwin selalu memperhatikannya setiap dia beberapa kali menghadiri acara pesta yang diadakan keluarga Zhoya, karena Zhoya adalah gadis yang sangat cuek.

"Zhoya?" Darwin memandangi foto Zhoya yang sedang berciuman dengan Morgan, kemudian dia memperhatikan foto-foto yang dikirim oleh Joko termasuk saat Morgan menggendongnya ke kamar hotel.

"Apa benar Zhoya adalah calon istrinya Morgan Xavier?"

Darwin masih ingat saat ayahnya bercanda kepada ayahnya Zhoya untuk menjodohkan Darwin dengan Zhoya, Om Roy bilang dia tidak akan mencampuri kisah percintaan anaknya karena tau Zhoya orangnya susah di atur hanya saja dia tidak mengizinkan Zhoya untuk berkencan apalagi menikah dengan pria yang profesinya sama seperti dirinya, karena dia tau dunia gelapnya seorang aktor itu bagaimana.

"Gak mungkin, aku dengar sendiri dari Om Roy, Om Roy tidak akan mengizinkan Zhoya menikah dengan seorang aktor. Morgan sama sekali tidak selevel dengan keluarga Zhoya." Darwin rasa bukan Zhoya calon istrinya Morgan, walaupun dia tidak tau apa yang Zhoya lakukan dengan Morgan di kamar hotel, itu bukan urusannya.

Setelah tiba di kantor, dia langsung memanggil Joko untuk menemuinya di ruang CEO, Joko nampak sumringah dia pikir dia akan mendapatkan bonus, tapi rupanya usahanya dari semalam membuntuti Morgan dan Zhoya malah sia-sia.

"Anggap saja kamu tidak melihat apapun dari semalam tentang Morgan Xavier." Rupanya Darwin tidat ingin menyebarkan berita yang menyangkut Zhoya.

"Lho kenapa Pak? Bukannya sekarang ini yang lagi dicari oleh Media itu siapa calon istrinya Morgan. Rating INI GOSIP pasti akan tinggi memberitakan tentang calon istrinya Morgan. Morgan Xavier itu aktor yang lagi naik daun lho, bahkan aku dengar dia sebentar lagi akan menjadi aktor go internasional." Joko tidak ingin usahanya sia-sia.

"Tapi tetap saja aku menolak foto-foto dan video yang kamu berikan padaku. Aku tau sekali keluarga gadis itu, dia berasal dari keluarga terpandang. Tidak mungkin orang tuanya mengizinkan putri satu-satunya menikah dengan seorang aktor." Darwin mengatakannya dengan tegas.

Joko terpaksa mengalah, walaupun dia sangat kesal karena dari kemarin para wartawan di suruh untuk bisa meliput siapa calon istrinya Morgan, tapi begitu dia sudah dapat, Darwin malah menolak itu semua.

"Baik Pak." Joko mengangguk dengan pasrah.

"Hm... ya sudah, kamu boleh keluar!" Darwin menyuruh Joko keluar dari ruangannya.

Setelah Joko keluar, dia menggelengkan kepala, dia tidak mengerti mengapa Darwin tidak ingin berita tentang Morgan dan Zhoya tersebar, padahal ini akan menjadi berita yang fenomenal.

"Dasar bos rese, padahal aku belain tidur di basement agar bisa membuntuti mereka. Baiklah kalau dia menolak, mending aku jual ke channel lain saja, sekalian ke Youtuber juga, biar menjadi trending nomor satu dan aku mendapatkan uang yang banyak." Joko tidak ingin usahanya tak menghasilkan apa-apa.

...****************...

"Huaaa...." Zhoya menangis terisak-isak, dia sudah menghabiskan banyak tisu, untuk menghapus air mata dan ingusnya. Di kamar.

Hana mencoba menenangkannya, dia baru tau kalau saudara sepupu suaminya itu naksir Morgan Xavier. "Ya sudah jangan nangis, mungkin dia bukan jodoh kamu. Kalau kalian jodoh pasti ada jalan untuk kalian bersatu."

"Iya kak, tapi rasanya nyesek banget. Mulai sekarang aku tidak akan naksir dia lagi. Aku cantik, aku kaya, aku bisa mendapatkan pria yang lebih segalanya dari dia." Zhoya mengatakannya dengan penuh rasa percaya diri.

Hana hanya bisa menyemangatinya, "Iyalah, kamu masih muda, mending kamu mikirin kuliah kamu."

"Aku masih betah di Indonesia kak, aku lahir disini makanya aku betah disini."

Hana hanya menganggukkan kepala kepada gadis yang selalu menyebut dirinya sudah dewasa tapi tidak peka dengan apa yang dilakukan orang yang sudah dewasa, makanya Zhoya sering mengganggu aktivitas panasnya bersama Galvin.

Bahkan Hana pernah sempat lupa tidak mengunci pintu kamar, Zhoya main nyelonong masuk begitu saja, untung mereka bercinta di tutupi selimut sampai Galvin melempar Zhoya dengan bantal menyuruhnya keluar. Selebihnya Zhoya sering mengetuk pintu kamar walaupun niatnya baik menawarkan cemilan pada Hana karena tau Hana sedang hamil.

"Tapi jangan bilang pada kak Galvin kalau aku naksir kak Morgan. Mulai hari ini aku akan melupakannya." Zhoya mengatakannya dengan penuh semangat.

Hana harus menyemangati Zhoya, "Nah gitu dong, ini Zhoya yang aku kenal, selalu ceria. Bagaimana kalau kita belanja?"

Zhoya menganggukkan kepala, bagi dia belanja sepuasnya bisa sedikit mengobati patah hatinya. "Ide yang bagus kak."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***