2. Kesempatan Kedua

Emilia bergegas mengejar sang suami tanpa perlu memanggil

namanya. Apa yang dilihatnya baru saja, membuatnya semakin penasaran dengan apa

yang sebenarnya terjadi saat ini. Dia berusaha untuk berpikiran positif pada

sang suami yang tidak pernah dia cintai namun selalu dia hormati dan hargai.

Meski tubuhnya lemas hampir tidak bertenaga, Emilia berjalan

mengekor sang suami yang menyadari ada istrinya berjalan dibelakangnya. Roy berhenti

di depan sebuah kamar dan langsung menempelkan kunci berbentuk kartu persegi

tersebut. Emilia bergegas ingin ikut masuk namun langkah kakinya terhenti

ketika mendengar suara sang suami sedang berbicara dengan orang lain.

“Apakah kamu sudah mengantarkan dia pulang?”

“Dia sudah pergi. Sekarang kita bebas. Aku masih punya waktu

satu jam lagi sebelum istri sialanku datang.” Ucapan Roy langsung membuat dada

Emilia terasa sesak. Tanpa terasa, Emilia menutup mulutnya dengan satu tangan.

“Kalau kamu sudah tidak mencintai istri kamu lagi, kamu

ceraikan saja dia.” Ucap suara seorang perempuan dari dalam kamar. Pintu kamar

hotel itu tidak tertutup rapat sehingga Emilia bisa mendengar dengan jelas

semuanya dari luar.

“Aku memang tidak pernah mencintainya. Aku menikah dengannya

hanya karena desakan dari ayahku. Kalau aku tidak menikah dengan perempuan

sialan itu, ayahku tidak akan pernah memberikan warisan padaku. Kamu sendiri

tahu kan? Beberapa hektar tanah, dua mobil, tiga rumah, dan deposito di bank, kalau

bukan untuk aku, untuk siapa lagi?” Emilia bisa membayangkan ekspresi wajah Roy

yang menyeringai sinis sambil mengucapkan semua kata yang perlahan namun pasti

sudah menghancurkan kepercayaan yang selama ini Emilia berikan untuk suaminya

seorang.

Emilia mulai berpikir kalau perempuan yang ada didalam itu

adalah perempuan yang sudah lama dikenal oleh suaminya. Roy seperti akrab membicarakan

hal-hal pribadi, termasuk warisan orangtuanya. Jadi, tidak mungkin kalau

perempuan yang didalam bersamanya saat ini adalah perempuan yang baru dikenal.

“Kamu benar-benar hebat, sayang. Aku tahu kalau aku tidak

akan salah memilih kamu menjadi kekasihku sejak kamu pertama menikah. Tapi, aku

tidak ingin statusku tanpa kejelasan seperti saat ini. Anak kita butuh

pengakuan diatas kertas. Dan, aku ingin sekali menjadi istri kamu seutuhnya.” Suara

perempuan perebut suami orang yang terdengar manja dan penuh ******* itu,

membuat jantung Emilia semakin berdegup kencang tidak karuan. Anak? Suaminya memiliki

anak dengan perempuan lain dibelakangnya? Ini gila! Ini benar-benar gila!

Emilia sudah tidak tahan lagi untuk tidak melabrak pasangan

selingkuh yang sudah jelas-jelas terdengar dengan telinganya sendiri itu.

BRAK!!!

Emilia mendobrak pintu kamar hotel dengan sekali dorongan. Suara

kencang terdengar jelas hingga beberapa kamar terdekat.

“LIA! Apa yang kamu lakukan disini?” Penampilan Roy yang ternyata

sudah nyaris telanjang itu, terperanjat kaget melihat kedatangan Emilia yang tiba-tiba.

“LIA! Ka-kamu …”

Bukan hanya Roy yang kaget, Emilia lebih shock lagi begitu melihat

ternyata suara perempuan yang sangat familiar di telinganya itu adalah suara

sepupunya, anak dari om dan tante yang tinggalnya diluar kota namun perempuan

itu sering datang ke rumah Emilia setelah Emilia menikah dengan Roy. Siapa yang

menyangka kalau perempuan yang selingkuh dengan suaminya adalah sepupunya

sendiri.

“Netta, hah! Aku tidak pernah menduga kalau ternyata kamu

menyukai suamiku dan KALIAN diam-diam berselingkuh dibelakangku. Memang benar,

pria brengsek dan wanita ****** adalah pasangan yang serasi.” Emilia mengeraskan

rahangnya dan berkata dengan seringai sinis di bibirnya.

“TUTUP MULUT KAMU! Dasar perempuan tidak berguna! Kamu seharusnya

berterima kasih padaku karena berkat menikah denganku, semua hutang-hutang

nenek kamu lunas. Kalau tidak begitu, bagaimana kalian bisa membayar hutang keluarga

kalian pada kami?” Teriak Roy tidak kalah sengitnya.

PLAK! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Emilia. Hal

itu membuat tubuhnya yang masih lemah, menjadi limbung dan terjatuh diatas

lantai. Namun Emilia tidak ingin menangis. Dia justru tersenyum getir merasakan

tamparan hebat ini.

“Aku berterima kasih padamu? Cih! Pengorbananku selama ini

lebih dari cukup untuk membayar semua hutang-hutang nenekku. Aku juga sudah

muak dengan pernikahan tidak berguna ini. Kamu ceraikan aku dan kitab isa hidup

tenang. Kalian juga sudah punya anak bukan? Lalu, apalagi yang kalian tunggu? Netta!

Aku kecewa padamu, sangat kecewa. Kamu adalah sepupuku yang sangat aku sayangi

tapi ternyata kamu menusukku dari belakang. Sejak kapan kalian berhubungan dibelakangku?”

Emilia masih bisa menahan emosinya, demi sebuah pernyataan yang sebenarnya

sudah tidak dia perlukan lagi. Emilia memantapkan hatinya untuk bercerai dengan

Roy.

“Huh, Emilia. Dasar perempuan yang naif. Aku dan Roy sudah

menjalin hubungan sejak malam pertama kalian. Kenapa? Kamu pasti merasa sedih

dan kecewa kan? HAHAHA, kamu sungguh istri yang menyedihkan. Bagaimana mungkin

selama sepuluh tahun kalian menikah, kamu belum hamil juga? Apakah kamu mandul?

Padahal, Roy bisa memiliki anak ketika bersamaku. Hehehe,” Seringai sinis

terbit di bibir Netta yang merasa telah menjadi pemenang karena berhasil merebut

suami sepupunya sendiri.

Namun, Emilia justru tersenyum lebar dan tidak berapa lama

kemudian perempuan yang sedang sakit itu tertawa terbahak-bahak.

“HAHAHA, terima kasih padamu karena sekarang aku punya alasan

untuk bercerai dengan Roy. Kamu ambil saja dia. Aku sudah tidak peduli. Dan,

kalian nikmati hidup yang aku rasakan bagai di neraka!” Emilia melihat sebilah

pisau buah diatas meja dan mengambilnya karena hendak menusuk pria dan wanita

yang telah membuatnya menjadi merasa terhina dan tidak punya harga diri.

Namun sayangnya, gerakan itu bisa diketahui lebih dulu oleh

Roy. Keduanya bergulat dengan sebilah pisau yang sudah digenggam Emilia. Roy menahan

tangan Emilia agar pisau itu tidak menancap di tubuhnya. Meskipun begitu,

tenaga Emilia tentu saja masih kalah kuat dibandingkan tenaga Roy.

“Eugghhh, uhuk …” Ironisnya, pisau itu menusuk perut Emilia

dengan gerakan yang disengaja Roy. Netta yang melihat kejadian berdarah

didepannya, berteriak kencang dan tubuhnya bergetar.

“Ba-bagaimana ini? Aku tidak mau terlibat!” Netta pergi

melarikan diri dengan bergegas mengambil tas dan memakai sepatunya. Roy masih shock

dengan apa yang dilakukannya. Tubuhnya mematung dan matanya menatap tajam Emilia

yang memegang perutnya yang mengeluarkan banyak darah.

Emilia menatap tajam Roy dengan sisa tenaga yang dia miliki.

“Aku bersumpah, akan membalaskan dendam ini. Kamu … uhuk

uhuk, dan semua orang … yang telah menyakiti aku, aku bersumpah kalian tidak

akan bisa tidur dengan tenang.”

BRUK! Tubuh Emilia tersungkur ke atas lantai dengan menghembuskan

napas terakhirnya.

“Emilia! Emilia! Ada apa dengan kamu? Bangunlah!” Suara

berisik di belakang telinganya dan tepukan cukup kencang di bahunya, membuat

Emilia spontan membuka matanya lebar-lebar.

“AAAAARGGGHH!” Emilia berteriak bangun dari tidur pulasnya

diatas meja kerja. Airmata membasahi wajahnya dan keringat juga bersimbah ditubuhnya.

“Apakah kamu bermimpi buruk? Dari tadi aku lihat kamu tidur

sambil menangis tersedu-sedu. Aku membangunkan kamu berkali-kali tapi kamu

tidak juga bangun.” Sophia, teman kerja Emilia menatap khawatir teman akrabnya

ini. Sophia pergi makan siang sendirian karena Emilia memilih tidur. Pekerjaan kantor

yang dibawanya pulang dari semalam membuat Emilia sangat lelah dan sangat

mengantuk.

“Sophia? Kamu … masih hidup?” Emilia menatap teman akrabnya

yang dalam ingatannya telah meninggal karena tabrakan mobil.

“PLAK! Apa yang kamu katakan?” Sophia memukul lengan Emilia sekencangnya.

“Kalau kamu mimpi buruk, jangan bawa aku kedalam mimpi kamu itu. Kamu

benar-benar keterlaluan!” Sophia mengerutkan bibirnya cemberut. Emilia masih

belum yakin dengan apa yang sedang dialaminya ini.

“Apakah tadi aku benar-benar bermimpi?” Emilia langsung

mencari kalender untuk melihat tanggal hari ini. “Ya ampun, hari ini adalah

sepuluh tahun sebelum aku menikah dengan Roy. Di tanggal ini aku akan bertemu

dengan Roy untuk membicarakan tentang persiapan pernikahan. Dia akan menjemputku

pulang kerja dan aku akan dibawa kerumahnya. Ya Tuhan, apakah Engkau memberiku kesempatan

kedua untuk memperbaiki semua kesalahanku? Ya Tuha, terima kasih. terima kasih.

Aku pastikan, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.” Emilia

mengepalkan tangannya dan tersenyum lebar bahagia karena kehidupannya yang

menyedihkan ternyata hanya petunjuk yang diberikan Tuhan padanya lewat mimpi jika

dia menikah kelak dengan Roy. Entah itu mimpi atau melakukan perjalanan waktu,

Emilia sangat bersyukur bisa diberikan kesempatan kedua untuk menghindari

hidupnya yang akan hancur kalau menikah dengan Roy.

“Aku harus ke toilet.”

“Ya, kamu benar-benar harus ke toilet untuk membasuh mukamu

yang pucat itu.” Jawab Sophia setengah berteriak.

BRUK!

“Aaahh, maafkan aku. Aku tidak sengaja.” Emilia reflek

meminta maaf bahkan sebelum mengetahui siapa yang dia tabrak karena berjalan

cepat tanpa melihat kearah depan dengan baik.

“Hmm,” Hanya deheman yang menjadi jawaban permintaan maaf Emilia.

“Aahh, tuan Julian. Maafkan aku, aku tidak melihat tuan

disini.” Emilia membungkukkan badan berkali-kali meminta maaf pada direktur

tempatnya bekerja. Mungkin tuan Julian sedang menuju toilet lelaki yang letaknya

di sebelah toilet perempuan, makanya bisa tabrakan dengan Emilia tanpa sengaja.

Episodes
1 Emilia Lavanya
2 2. Kesempatan Kedua
3 3. Pergi Ke Rumah Roy
4 4. Rahasia Di Balik Rencana Pernikahan
5 5. Tinggal Di Hotel
6 6. Aku Tahu Apa Yang Terjadi Padamu
7 7. Jadilah Istriku Selama Satu Tahun
8 8. Hanya Satu Syarat
9 9. Pemaksaan Roy
10 10. Sifat Yang Harus Dirubah
11 11. Melunasi Hutang 500 Juta
12 12. Menikah
13 13. Sarapan Pertama Kali Sebagai Pasangan Suami Istri
14 14. Rencana Makan Siang Bersama
15 15. Makan Bersama Di Dalam Mobil
16 16. Malam Pertama (Menikah)
17 17. Pagi Pertama Setelah Menikah
18 18. Alat Yang Aku Manfaatkan
19 19. Mengunjungi Nenek (1)
20 20. Mengunjungi Nenek (2)
21 21. Bermalam Di Rumah Nenek (1)
22 22. Bermalam Di Rumah Nenek (2)
23 23. Satu Kesalahan Sangat Fatal
24 24. Kembali Ke Jakarta
25 25. Semakin Lemah Dan Tidak Berdaya
26 26. Disiplin Tanpa Toleransi
27 27. Pria Bernama Alfred
28 28. Romantis Dengan Caranya Sendiri
29 29. Masalahmu Juga Masalahku
30 30. Tidaklah Seburuk Yang Dipikirkan
31 31. Dua Cangkir Teh Manis Hangat
32 32. Berakhir Dengan Menyakitkan
33 33. Pertemuan Pertama Sophia dan Alfred
34 34. Pria Yang Banyak Bertanya
35 35. Spontanitas Yang Disesali
36 36. Lelaki Meganthropus Erectus
37 37. Teman Tapi Mesra
38 38. I Miss You Too
39 39. Kencan Pertama Failed
40 40. Pria Bernama Edwin
41 41. Kedatangan Donna
42 42. Selena Moretti
43 43. Cinta Masa Kecil
44 44. Memangnya Siapa Yang Mau Melamar Kamu?
45 45. Rintihan Tidak Sengaja
46 46. Oleh-oleh Dari Suami
47 47. A Duty's Wife
48 48. Bersembunyi Di Dalam Lubang
49 49. Kompensasi Dalam Pernikahan
50 50. Pria Dengan Celemek
51 51. Permintaan Yang Konyol
52 52. Serangan Tiba-tiba
53 53. Masuk Dalam Perangkap Harimau
54 54. Jalan-Jalan Berdua
55 55. Emosi Sang Suami
56 56. Sampai Maut Memisahkan
57 57. Ciuman Tipis-tipis
58 58. Pembalasan Sang Suami
59 59. Pagi Pertama Sophia dan Edwin
60 60. Rencana Balas Dendam Roy
61 61. Perempuan Berkepang Dua
62 62. Percobaan Pembunuhan
63 63. Meski Kelahiran Beberapa Kali
64 64. Alasan Pulang Telat
65 65. Roy Melarikan Diri
66 66. Pengakuan Secara Tersirat
67 67. Bertemu Orangtua Edwin (1)
68 68. Di Rumah Edwin
69 69. Act of Service
70 70. Dua Sahabat
71 71. Pertemuan Pertama Julian - Edwin
72 72. Tidak Ada Lagi Keraguan
73 73. Your Wish Is My Command
74 74. Kamu Ketahuan
75 75. Menatap Dalam Diam
76 76. Merahasiakan Hubungan
77 77. Masa Depan Hancur
78 78. Ke Rumah Mantan Calon Mertua
79 79. Menjaganya Sepenuh Hati
80 80. Terlambat
81 81. Teh Lemon Hangat
82 82. Pertama Kali Dalam Hidupnya
83 83. Satu Bisikan Halus
84 84. Kotak Beludru Warna Merah
85 85. Ke Dokter Kandungan
86 86. Reaksi Berlebihan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Emilia Lavanya
2
2. Kesempatan Kedua
3
3. Pergi Ke Rumah Roy
4
4. Rahasia Di Balik Rencana Pernikahan
5
5. Tinggal Di Hotel
6
6. Aku Tahu Apa Yang Terjadi Padamu
7
7. Jadilah Istriku Selama Satu Tahun
8
8. Hanya Satu Syarat
9
9. Pemaksaan Roy
10
10. Sifat Yang Harus Dirubah
11
11. Melunasi Hutang 500 Juta
12
12. Menikah
13
13. Sarapan Pertama Kali Sebagai Pasangan Suami Istri
14
14. Rencana Makan Siang Bersama
15
15. Makan Bersama Di Dalam Mobil
16
16. Malam Pertama (Menikah)
17
17. Pagi Pertama Setelah Menikah
18
18. Alat Yang Aku Manfaatkan
19
19. Mengunjungi Nenek (1)
20
20. Mengunjungi Nenek (2)
21
21. Bermalam Di Rumah Nenek (1)
22
22. Bermalam Di Rumah Nenek (2)
23
23. Satu Kesalahan Sangat Fatal
24
24. Kembali Ke Jakarta
25
25. Semakin Lemah Dan Tidak Berdaya
26
26. Disiplin Tanpa Toleransi
27
27. Pria Bernama Alfred
28
28. Romantis Dengan Caranya Sendiri
29
29. Masalahmu Juga Masalahku
30
30. Tidaklah Seburuk Yang Dipikirkan
31
31. Dua Cangkir Teh Manis Hangat
32
32. Berakhir Dengan Menyakitkan
33
33. Pertemuan Pertama Sophia dan Alfred
34
34. Pria Yang Banyak Bertanya
35
35. Spontanitas Yang Disesali
36
36. Lelaki Meganthropus Erectus
37
37. Teman Tapi Mesra
38
38. I Miss You Too
39
39. Kencan Pertama Failed
40
40. Pria Bernama Edwin
41
41. Kedatangan Donna
42
42. Selena Moretti
43
43. Cinta Masa Kecil
44
44. Memangnya Siapa Yang Mau Melamar Kamu?
45
45. Rintihan Tidak Sengaja
46
46. Oleh-oleh Dari Suami
47
47. A Duty's Wife
48
48. Bersembunyi Di Dalam Lubang
49
49. Kompensasi Dalam Pernikahan
50
50. Pria Dengan Celemek
51
51. Permintaan Yang Konyol
52
52. Serangan Tiba-tiba
53
53. Masuk Dalam Perangkap Harimau
54
54. Jalan-Jalan Berdua
55
55. Emosi Sang Suami
56
56. Sampai Maut Memisahkan
57
57. Ciuman Tipis-tipis
58
58. Pembalasan Sang Suami
59
59. Pagi Pertama Sophia dan Edwin
60
60. Rencana Balas Dendam Roy
61
61. Perempuan Berkepang Dua
62
62. Percobaan Pembunuhan
63
63. Meski Kelahiran Beberapa Kali
64
64. Alasan Pulang Telat
65
65. Roy Melarikan Diri
66
66. Pengakuan Secara Tersirat
67
67. Bertemu Orangtua Edwin (1)
68
68. Di Rumah Edwin
69
69. Act of Service
70
70. Dua Sahabat
71
71. Pertemuan Pertama Julian - Edwin
72
72. Tidak Ada Lagi Keraguan
73
73. Your Wish Is My Command
74
74. Kamu Ketahuan
75
75. Menatap Dalam Diam
76
76. Merahasiakan Hubungan
77
77. Masa Depan Hancur
78
78. Ke Rumah Mantan Calon Mertua
79
79. Menjaganya Sepenuh Hati
80
80. Terlambat
81
81. Teh Lemon Hangat
82
82. Pertama Kali Dalam Hidupnya
83
83. Satu Bisikan Halus
84
84. Kotak Beludru Warna Merah
85
85. Ke Dokter Kandungan
86
86. Reaksi Berlebihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!