Bab 5 - Daughter Of Mafia

...✫✫✫...

Suara tembakan yang dibuat oleh Bill, membuat dua anak buah Ron datang. Mereka kaget menyaksikan Charles dan Roy sudah tergeletak tak bernyawa.

"Sial! Apa kalian yang melakukan ini?" tanya salah satu bawahan Ron. Dia sering disapa dengan sebutan Rick.

"Menurut kalian?" sahut Bill. "Ini pistolnya. Aku rasa anak kecil sepertiku masih belum pantas menyimpannya."

Rick mengambil pistol yang diberikan Bill. Matanya masih tampak membelalak.

"Sekarang, bisakah kalian mengantarkanku dan Bill ke tempat latihan? Tadi bos kalian menyuruh kami pergi ke sana," ucap Lexy seraya mengelap wajahnya dari darah yang menempel.

"Ken! Antarkan mereka ke hadapan bos! Laporkan apa yang sudah mereka perbuat ini! Aku akan mengurus mayat Charles dan Roy terlebih dahulu," kata Rick. Dia membiarkan Bill dan Lexy beranjak.

Ken membawa Bill dan Lexy ke ruangan dimana Ron sedang berada. Dia tentu mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tak lama kemudian, pintu dibuka oleh seorang wanita berbikini. "Masuklah! Bos marah karena kau berani mengganggu waktu istirahat berharganya sekarang," ujarnya sinis.

"Ini penting!" sahut Ken. Dia mendorong Bill dan Lexy untuk masuk.

Setelah masuk ke dalam kamar, Bill dapat melihat Ron cemberut. Dia sibuk memakai setelan kimono berbahan satin. Di sana Bill juga bisa menyaksikan ada dua wanita lain di atas ranjang. Mereka menutupi tubuh masing-masing dengan selimut.

Pemandangan seperti itu sudah biasa dilihat Bill. Dia juga pernah melihat pasangan bercinta di depan matanya. Semua pengalaman tersebut tentu didapatkannya saat tinggal bersama The Joker.

Bill menatap Lexy. Memastikan reaksi anak perempuan itu. Lexy terkesan tenang dan memasang wajah berani. Dua tangannya bahkan mengepal erat.

"Ada apa ini?! Awas saja kalau ini tidak penting!" timpal Ron pada Ken.

"Dua anak ini sudah membunuh Charles dan Roy!" ujar Ken.

"Apa?!" Ron tercengang. Matanya segera menatap ke arah Bill dan Lexy.

"Apa yang membuat kalian nekat membunuh Charles dan Roy?!" tukas Ron. Menuntut jawaban.

"Karena mereka melanggar perintahmu. Tanpa sepengetahuanmu, mereka membawa kami ke gudang," sahut Bill.

"Apa kalian tahu? Charles dan Roy adalah anggota terbaik di sini. Bagaimana kalian membayar kerugian yang aku dapatkan, hah?!" Ron memelototi Bill dan Lexy secara bergantian.

"Kami berdua akan membayarnya!" seru Lexy. Dahi semua orang berkerut. Kecuali Bill. Dia dapat menebak jalan pikiran Lexy.

"Aku dan Lexy akan menggantikan Charles dan Roy jadi anggota terbaikmu. Itulah bayarannya!" ucap Bill penuh percaya diri. Lexy lantas mengangguk yakin.

Semua orang tergelak geli. Termasuk para wanita yang ada di kamar. Salah satu wanita yang bernama Alice bahkan mendekati Bill. Dia berkata, "Oh... Kau manis sekali. Jika kau nanti sudah jadi lelaki yang kuat, temui aku." Alice menyentuh pipi Bill dengan lembut.

"Ayolah, Alice! Anak sepertinya tidak mengerti sarkastik!" tegur Ron sembari meraih gelas berisi bir.

Tapi siapa yang menduga? Bill menanggapi perkataan Alice. "Maaf, jika aku sudah dewasa dan kuat nanti, kau pasti sudah tua, Nona. Dan aku tidak tertarik bermain dengan wanita tua," ujarnya gamblang. Alice sontak cemberut. Sedangkan Ken dan dua wanita lainnya tertawa. Lexy bahkan ikut tergelak.

"Kau!" Alice memasang wajah garang.

"Bisakah kita hentikan pembicaraan tidak penting ini?!" sergah Ron. Dia menyuruh para wanita untuk meninggalkan kamar. Lalu memerintahkan Ken untuk memanggilkan Winter dan Five. Dua orang itu adalah anggota Tiger Danger favorit Ron. Sementara Bill dan Lexy dibiarkan tetap berada di ruangan.

"Duduklah! Makan dan minum saja apa yang ada di meja," kata Bill.

"Aku haus. Tapi minuman ini adalah alkohol?" cetus Lexy.

"Lantas apa masalahnya?" tanggap Ron. Dia tampak masuk ke ruangan walk in closet. Ron berganti pakaian di sana.

"Aku dan Bill belum cukup umur untuk--" ucapan Lexy terhenti ketika melihat Bill sudah menuang bir ke gelas. Kemudian meminumnya.

"Hahaha! Kau sepertinya memiliki naluri pemberontak, Bill. Aku akan mengawasimu." Ron terlihat sudah berpakaian lengkap. Dia selalu menggunakan topi fedoranya. Ron kagum melihat Bill berani meminum bir.

Bill meringiskan wajah karena merasa kepahitan saat menenggak bir. Lidahnya langsung terjulur. Ada sensasi tidak enak yang dirinya rasakan. Tetapi terasa candu jika terus diminum.

Atensi Lexy tertuju ke arah Ron. Lelaki itu terlihat sudah rapi. "Kau mau kemana?" tanyanya.

"Kau pikir aku akan memberitahu?" sahut Ron. "Mulai sekarang, fokuslah berlatih dan buktikan padaku bahwa kalian memang bisa menggantikan Charles dan Roy," sambungnya.

Mata Bill dan Lexy saling bertemu. Keduanya segera dibawa ke tempat pelatihan.

...***...

Di tempat pelatihan, ada banyak sekali orang-orang dewasa yang ahli berkelahi. Mereka semua tertawa ketika Bill dan Lexy diperkenalkan sebagai calon anggota Tiger Danger.

"Jangan meremehkan! Merekalah orang yang membunuh Charles dan Roy!" ucap Rick. Sosok yang bertugas mengantarkan Bill dan Lexy ke tempat latihan. Dia segera membawa dua anak itu ke kamar yang telah disediakan.

Bill dan Lexy tidur satu kamar. Di sana juga ada dua orang lelaki. Ranjang bertingkat yang tersedia, tentu cukup untuk semua orang.

Bill dan Lexy memilih istirahat terlebih dahulu. Puas beristirahat, barulah keduanya mulai berlatih. Akan tetapi mereka bingung harus bagaimana. Karena tidak ada yang peduli kepada mereka. Jadi Bill dan Lexy bingung harus belajar dengan siapa.

"Mungkin kita harus giat berolahraga dahulu. Lalu barulah belajar bela diri," usul Lexy.

"Tidak! Kita tidak punya waktu untuk itu," sahut Bill tegas. Dia mengedarkan pandangan ke sekitar. Atensinya tertuju ke arah lelaki yang terlihat paling kuat di antara semua orang. Namanya adalah Dave.

"Siapa dia?" tanya Bill. Dia bertanya kepada Jimmy. Salah satu lelaki yang tidur satu kamar dengannya dan Lexy.

"Dia Dave. Dia sudah dipastikan akan menjadi anggota Tiger Danger. Aku rasa Dave hanya perlu menggambar tato ditubuhnya," jawab Jimmy.

Bill dan Lexy berdiri menonton Dave adu jotos dengan lelaki bernama Calvin. Dave terlihat beringas dan berulang kali membuat Calvin tumbang.

Semua orang berseru riuh ketika Calvin menyerah. Nama Dave lantas dielu-elukan. Bill yang melihat, juga kagum dibuatnya.

Sadar Bill tertarik dengan Dave, Lexy segera bertindak. "Dave!" panggilnya seraya menghampiri Dave. Tinggi badan Lexy hanya sepantaran perut lelaki berkepala pelontos itu.

"Maukah kau mengajariku dan Bill berkelahi? Aku juga ingin hebat sepertimu!" ujar Lexy penuh harap. Meski berani bak orang dewasa, naluri anak kecilnya belumlah hilang.

"Lexy!" Bill bergegas menghampiri Lexy.

Sementara Dave dan orang dewasa lainnya memecahkan tawa karena perkataan Lexy. Seakan apa yang dikatakan Lexy adalah sesuatu yang lucu.

"Lexy! Kau tidak bisa mempercayai orang begitu saja!" ujar Bill memberitahu Lexy. Dia segera menoleh ke arah Dave.

"Dengar, Kid! Aku dan yang lain ada di sini untuk memperbaiki hidup kami. Kau pikir aku punya waktu untuk mengajarimu?!" Dave meludah sejenak. "Lagi pula, sia-sia mengajari pemula seperti kalian. Buang-buang waktu saja. Sebaiknya kalian kembali ke ruang bawah tanah bersama anak-anak lain!" sambungnya meremehkan.

Bill mengeratkan rahang. Dia sudah muak diremehkan. Tanpa pikir panjang, dia melayangkan satu tendangan ke perut Dave.

Dave tidak menduga dengan serangan Bill. Dia sempat terhuyung ke belakang.

"Keparat! Berani sekali kau mencari masalah denganku!" geram Dave. Dia segera mendaratkan tendangan ke wajah Bill. Perkelahian lelaki dewasa dan anak berusia tiga belas tahun otomatis terjadi.

"Pukuli anak itu, Dave!"

"Yeah! Buat dia menangis darah!"

Semua orang mendukung Dave. Kecuali Lexy yang tampak sibuk membantu Bill berdiri.

"Sudahlah, Bill! Jangan membuat ulah!" Lexy memperingatkan.

"Pergilah! Aku bisa mengatasinya!" Bill tak peduli.

"Tapi--" belum sempat Lexy berucap, Dave sudah menarik baju Bill. Hingga anak itu terangkat ke udara. Selanjutnya, Dave membanting Bill ke lantai.

Bill sontak kesakitan. Wajahnya dipenuhi lebam dan darah. Meskipun begitu dia tidak menyerah dan mencoba bangkit. Tetapi kaki Dave menahannya.

"Dasar lemah! Aku heran kenapa Bos Ron memberimu kesempatan," ujar Dave sambil terkekeh bersama yang lain.

"Hentikan!" pekikan suara anak perempuan menggema. Semua pasang mata tertuju ke arah sumber suara. Dia bukanlah Lexy. Namun putri kandung dari Ron Lauder. Namanya Rylie Lauder.

"Lepaskan dia!" perintah Rylie. Akan tetapi Dave masih belum berhenti menginjak Bill. Sebab dia belum mengenal sosok Rylie yang sebenarnya.

"Dengarkan Nona Rylie! Dia putri Bos Ron!" Rick yang datang bersama Rylie memberitahu.

Dave sontak melepaskan Bill. Dia dan semua orang memasang raut wajah panik.

Rylie berjalan ke hadapan Bill. Hening menyelimuti suasana.

Menyaksikan ada sepasang sepatu boots mungil di hadapannya, Bill perlahan mendongak. Menatap ke arah Rylie. Dia terkesiap menyaksikan anak perempuan berambut pirang itu.

Cantik dan sangat feminin. Itulah yang ada dalam benak Bill. Rylie terlihat mengenakan dress motif bunga yang dibalut jaket kulit. Dia mengikat rambutnya dengan gaya ekor kuda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!