Bab 2 - Hinaan Keluarga Owens

Michigan, 29 Maret 2002...

...✫✫✫...

Bill merasa tidak percaya dengan apa yang diterimanya. Dia memukuli pipinya berulang kali.

"Apa ini mimpi?" gumam Bill. Dia menoleh ke arah pintu. Lalu mencoba keluar dari kamar.

Benar saja, apa yang dialami Bill sekarang bukanlah mimpi. Dia sangat ingat kalau dirinya pernah menjadi bagian keluarga Owens. Keluarga konglomerat terkaya yang ada di USA.

"Thomas! Cepat! Kita harus bersiap untuk hari kelulusan--" Matilda muncul dalam balutan pakaian formal. Dia menjeda perkataannya ketika menyaksikan Bill berdiri di depan kamar. Suara musik yang terdengar dari kamar Thomas seketika terhenti.

Matilda adalah istri dari Joseph Owens. Dia merupakan ibu sambung Bill. Matilda tidak pernah menerima kehadiran Bill dalam keluarganya. Karena Bill adalah anak selingkuhan suaminya. Selain itu, ibunya Bill juga merupakan seorang pela-cur.

'Hari kelulusan? Bukankah ini hari saat aku ditelantarkan oleh keluargaku sendiri?' batin Bill. Ia sangat ingat kalau Matilda dan kedua anaknya selalu menghina dan membulinya. Bill seringkali diperlakukan seperti pembantu. Mereka berbuat begitu agar Bill tidak betah tinggal di rumah.

Matilda berjalan mendekat dan berhenti di hadapan Bill. Dia melipat tangan di dada. Memasang raut wajah garangnya.

"Cepat setrika baju Thomas! Sekalian juga cuci pakaian yang ada di baskom besar!" titah Matilda sembari mengarahkan telunjuk ke arah dapur.

"Tapi--"

"Kau tidak usah membantah! Cepat setrika baju Thomas! Nanti dia terlambat!" Matilda memotong ucapan Bill.

Bill sangat ingat bagaimana dirinya sering dihina dan disuruh-suruh. Hidupnya saat tinggal bersama keluarga Owens sama saja seperti ketika dirinya berada di tempat The Joker.

Kedua tangan Bill mengepal erat. Dia sebenarnya ingin melawan. Namun Bill merasa sekarang bukanlah waktu yang tepat.

Bill segera melakukan tugas yang diberikan Matilda. Dia mengambil baju Thomas. Lalu menempelkan setrika di sana sampai hangus.

"Persetan dengan pakaian ini," gumam Bill sembari berseringai. Selanjutnya, dia mengurus pakaian yang ada di baskom. Sengaja mencampur pakaian itu dengan sebotol pemutih.

Bill sangat sadar betapa bodohnya dia dulu. Selalu pasrah menerima hinaan dan memilih tetap bertahan menjadi bagian keluarga Owens. Namun sekarang, itu tidak akan terulang lagi.

Bill mengambil sebuah buku belajar dari kamar. Lalu membacanya sambil menunggu mesin cuci menggiling pakaian. Saat itulah Thomas datang. Dia anak pertama dari Joseph dan Matilda. Usianya sepantaran dengan Bill.

"Wah, apakah si bodoh ini bisa membaca," tegur Thomas dari ambang pintu.

Bukan tanpa alasan Thomas menyebut Bill bodoh. Bill memang dikenal tidak pandai di sekolah. Dia selalu mendapatkan nilai rendah hampir di semua pelajaran.

Salah satu penyesalan Bill saat dewasa adalah ketiktertarikannya terhadap belajar. Kini dia mempunyai kesempatan kembali ke masa lalu. Maka salah satu yang ingin Bill rubah adalah kebodohannya.

Bill menoleh dengan ekspresi cemberut. Tanpa diduga, Thomas merampas buku dari tangannya.

"Hei!" protes Bill sembari berusaha mengambil kembali bukunya.

"Tidak usah berlagak pintar. Orang yang berotak dangkal, tidak akan pernah bisa jadi pintar," tukas Thomas. Dia merobek lembaran kertas buku Bill. Tersenyum tanpa rasa bersalah. Parahnya, setelah merobek buku Bill, Thomas memasukkan buku tersebut ke dalam mesin cuci.

Bill diam saja. Dia hanya sibuk mempelototi Thomas.

"Ops." Thomas memasukkan buku ke dalam mesin cuci. Dia berlagak terkejut sambil memegangi mulut dengan satu tangan.

Gigi Bill menggertak kesal. Ingatan tentang banyaknya hinaan dari keluarga Owens terlintas dalam kepala. Dari mulai dikurung di gudang, tidak dibolehkan sekolah, bahkan terkadang dipukuli. Kemarahan Bill otomatis membara.

Hal yang paling membuat Bill marah adalah bagaimana ketidakpedulian Joseph terhadapnya. Walau lelaki itu adalah ayah kandungnya, tetapi Joseph selalu mengutamakan Matilda dan kedua anaknya yang lain. Meski salah, Joseph tetap membela mereka dibanding melindungi Bill.

'Keparat ini harus dihukum secepatnya,' ucap Bill dalam hati.

"Bacalah bukumu itu, bodoh." Thomas beranjak.

Bill yang kesal, mendaratkan tendangan ke punggung Thomas. Serangannya membuat lelaki berambut pirang itu terjerembab ke lantai. Bibirnya pecah dan mengeluarkan darah. Thomas langsung menangis.

Semua orang berdatangan untuk memeriksa keadaan Thomas. Matilda segera memeluk Thomas dengan perasaan cemas. Dia mendelik ke arah Bill yang berdiri tegak dengan raut wajah datar.

"Dasar anak pela-cur! Sejak awal kau memang anak yang bermasalah! Kau tidak pantas menjadi bagian keluarga kami! Pergilah ke neraka!" timpal Matilda.

"Ya, aku memang akan pergi." Bill menjawab dengan ekspresi menantang. Dia berjalan lebih dekat ke hadapan Matilda dan Thomas. "Tapi suatu hari, akulah yang akan membawa neraka untuk kalian," ujarnya.

Matilda terperangah. Sedangkan Thomas semakin menangis histeris.

"Apa-apaan, Bill?" Joseph datang. Dia langsung menyuruh pelayannya untuk membawa Matilda dan Thomas ke kamar. Sementara dirinya yang akan mengurus Bill.

"Sayang, ingat hal yang kita bicarakan tadi malam," ucap Matilda. Sebelum pergi menyusul Thomas ke kamar.

Joseph mengangguk. Dia menatap Bill dengan penuh amarah. "Beraninya kau bicara begitu kepada ibumu?" katanya.

"Dia bukan ibuku," balas Bill tak acuh.

"Kau sudah keterlaluan, Bill! Oleh sebab itu, aku ingin kau pergi--"

"Kau tidak perlu mengusirku, Ayah. Karena aku akan angkat kaki dari sini dengan senang hati." Bill berbalik badan. Sengaja memotong ucapan Joseph. Ia berjalan menuju pintu keluar. Tanpa menoleh sekali pun ke belakang.

"Kau akan pergi begitu saja? Kau pikir anak berusia 13 tahun sepertimu bisa bertahan tanpa uang sepeser pun di luar sana?" cetus Joseph tak percaya. Sebenarnya ada sepercik kepedulian yang dirasakannya terhadap Bill. Mengingat lelaki itu juga anak kandungnya.

Joseph sebenarnya berniat mengirimkan Bill ke sekolah asrama yang ada di London. Akan tetapi Bill pergi begitu saja.

"Bill!" panggil Joseph. Dia mencoba mengejar Bill. Namun Matilda mencegat.

"Biarkan saja dia. Itu pilihannya," ucap Matilda.

"Tapi dia juga anakku," sahut Joseph.

"Kau tetap menganggap Bill anak meski dia sudah tega berbuat begitu kepada Thomas?" perkataan Matilda seketika membuat Joseph ragu.

"Aku tidak akan membiarkannya pergi tanpa tujuan!" Joseph melepaskan tangan Matilda. Dia segera menyuruh bawahannya untuk membawa Bill ke bandara.

Bill dipaksa untuk masuk ke mobil. Dia lantas menurut saja. Bill sebenarnya tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia ingat dahulu dirinya memang disuruh pergi ke sekolah asrama. Namun saat dalam perjalanan, Bill di bawa ke luar kota. Dia ditinggal sendirian oleh sopir dan asisten ayahnya yang mengantar. Jelas semua itu terjadi karena campur tangan Matilda.

Selain selalu mengharapkan bertemu Ron, Bill juga berharap Joseph mencarinya. Akan tetapi itu tidak pernah terjadi. Sehingga sekarang dirinya benar-benar membenci Joseph. Itulah alasan Bill mengganti nama belakangnya dengan Asgard. Dia mengambil nama itu dari buku komik yang dibacanya.

"Berhenti! Aku akan turun di sini." Merasa sudah sampai di kota Chicago, Bill menyuruh sopir untuk berhenti. Sopir dan asisten Joseph sontak heran. Keduanya saling bertukar pandang.

"Aku tahu kalian akan mentelantarkanku di sini," ucap Bill sambil tersenyum. Bicara bak orang yang sudah dewasa. Dia pergi dengan santainya menelusuri jalanan trotoar.

"Apa itu? Bagaimana dia bisa tahu?" ungkap asisten Joseph seraya menggaruk tengkuk.

"Entahlah. Aku tak peduli. Setidaknya pekerjaan kita selesai. Ayo kita pulang." Sopir itu segera menjalankan mobil dan pergi.

Kini yang dilakukan Bill hanya perlu menunggu Ron datang. Dia sengaja mendatangi tempat yang akan menjadi pertemuan dirinya dan Ron.

Terpopuler

Comments

Ann

Ann

emang dah dewasa wkwkwk

2023-03-27

0

Ann

Ann

dih cowok kok nangis
cengeng amat🤭

2023-03-27

0

Ann

Ann

hahahaha mampus lu

2023-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!