Air mata Linda terus menetes ,sesekali dihapusnya ,banyak juga orang-orang yang lalu lalang melihat Linda menangis ikut sedih, dan ingin menyapanya , tapi tidak berani.
Sesampai di rumah ,Linda melihat Windy dan ayah duduk melamun di depan pintu, terlihat ruko tersebut sudah kosong.
Linda menerobos masuk rumah, dan menangis sejadi - jadinya, dan berlari lagi keluar rumah , tidak memperdulikan ayah dan Windy yang masih memperhatikannya.
Lin! .... Linda!! ... panggil ayah.
Kakak!! ... Windy ikut mengejar.
Ayah dan Windy ikut berlari mencari Linda ,dan akhirnya menemukan Linda sudah jatuh di lapangan tak sadarkan diri.
Ayah berusaha mengangkat putrinya itu, dan Windy menangis melihat keadaan kakaknya .
▪️▪️
Sorot matahari pagi mulai tampak, begitu juga aktifitas orang-orang di gedung tersebut ,ada suasana ruangan berkelas di dalamnya begitu mewah, pak Tirta duduk melihat beberapa foto ,yang sudah disiapkan karyawan di atas mejanya.
Pak Tirta adalah bos di perusahaan yang bergerak di bidang entertainment, ''celeb star'"yang sudah banyak mencetak Artis, yang namanya melambung karena jasanya.
Pak Tirta bukan muda lagi ,beliau terlihat muda walau umurnya sudah setengah abad, tapi penampilannya tetap ganteng dan keren.
"Ini kan ,penyanyi lawas tanya pak Tirta?
"Menunjuk sebuah foto! tapi beliau sudah meninggal! kok kamu taruh di meja saya ,"ujar pak Tirta memandang aneh ke bu Sinta ... hem ...
Ibu Sinta terasa tenggorokannya susah menelan.
"Kenapa kamu? tanya pak Tirta.
"Eh ... kamu bikin saya sedih menaruh foto beliau di meja saya membuat teringat lagi deh ,"ucap pak Tirta.
"Ee ... masih dengan kesulitan berbicara bu Sinta karena takut pak Tirta marah.
"Eh begini pak , aku mau cerita kalau sebenarnya beliau ada anak perempuan dua dan yang paling tua umurnya sudah dewasa sedang yang satu masih SMP mereka dalam kesulitan.
Lantas !!
Kok kamu bisa tahu ?
"Ada yang memberi tahu pak , dan aku dengar suaranya bagus ,sama seperti ibunya,"balas bu Sinta.
"Oh, pak Tirta tersentak kaget.
kamu ada fotonya?
"Belum ada pak, tapi kalau bapak mau! kasih saya waktu satu minggu paling lama.
"Cari! ... Cari cepat !! ... fotonya ya," ujar pak Tirta.
"Baik pak ,bu Sinta agak kaget, melihat reaksi pak Tirta suaranya pak Tirta sedikit bergetar.
Ibu Sinta segera berlalu, meninggalkan pak Tirta yang terdiam memandang jauh keluar jendela ,dan flash back ke masa lalu,apa anak itu anakku?
Tersadar dari lamunan, karena terdengar suara orang mengetuk pintu.
"Ya ... masuk!
Terlihat Artha masuk ,
Pak Tirta sangat membantu Artha dan menyapanya dengan hangat seperti anaknya sendiri.
"Ayo, silakan duduk tha'.
"Apa kabarnya kamu ? Baik pak," balas Artha .Syukurlah kalau begitu .
"Oh, mau minta kontraknya ya ,sebentar ya ,pak Tirta mengangkat telepon di mejanya dan memberi tahu ibu Sinta, untuk membawakan kontraknya Artha.
"Ini pak ! ... Bu Sinta memberikannya kepada pak Tirta ,sekarang kamu di bantu ibu Sinta ya,"ucap pak Tirta .
Artha mengangguk tanda mengerti, dan berjalan keluar ruangan bersama ibu Sinta.
Tiba - tiba Artha berpapasan dengan artis pendatang baru , bernama Thasia.
"Hai Artha ,kamu di kontrak di sini juga ya?,"ucap thasia
Sambil mengangguk ,"boleh aku minta nomermu ,siapa tahu suatu saat aku membutuhkannya," tanya Artha.
"Ok ,...
Thasia tidak keberatan sama sekali, malah sangat senang, siapa sih yang keberatan diminta nomer teleponnya, kalau prianya sekeren Artha,pasti tidak akan menolaknya.
Artha melanjutkan urusannya dengan bu Sinta meninggalkan Thasia yang sedang senyum - senyum sendiri.
Kenapa ya Artha minta nomer teleponku ? ,"Thasia Bertanya dalam hati?
▪️▪️
Pagi-pagi terlihat pintu depan rumah Linda sudah terbuka.
Ayah! ... ayah! ... tapi yang dicari tidak ketemu ,Windy sudah berangkat ke sekolah.
Tiba - tiba terdengar suara telepon berbunyi
Kring! ... kring ...
"Hallo , ... ini Linda ?
"Suara orang itu terdengar berat dan tegas ,ayahmu ada bersama kita ,karena ayahmu tidak bisa bayar hutang kita, segera lunasi kalau tidak ayahmu tidak akan selamat ," ujar si rentenir.
"Bisa aku bicara dengan ayah ,"tanya Linda ,terdengar suara ayah yang
terbata - bata dan lemah.
"Lin maafkan ayah sekali lagi tidak jujur padamu, berapa hutang ayah sebenarnya, sambil terisak menangis.
Linda tidak tega mendengar ayah tirinya itu menangis seperti itu.
" Tolong pak, jangan sampai kenapa - kenapa bapak saya, kasih waktu saya untuk mendapatkan uang itu.
Berapa yang harus aku bayar?," tanya Linda.
"Oh, ... kamu harus bayar 250 juta.
"Apa! ... sebanyak itu?
"Kita kasih waktu 2 minggu,"ucap rentenir itu , telepon itu terputus.
Linda lemas tersungkur memegangi kedua kakinya ,air matanya mengalir perlahan ,seakan ingin menjerit karena beban yang begitu berat ,selama setengah jam Linda merenungi nasibnya, memandang sekeliling rumahnya ,warungnyapun sudah kosong tak ada barang tersisa.
250 juta bukanlah uang yang sedikit, apa yang harus aku lakukan waktu terus berjalan ,Linda tersadar menghapus air matanya, mencuci wajahnya di wastafel , berusaha tenang dan berpikir jernih ,aku harus bisa mengatasi masalah ini.
Linda langsung mencari koper,
tas ,juga kardus untuk mengepak
barang - barangnya.
Linda begitu kuatir bagaimana kalau sesuatu menimpa ayah tirinya, Linda panik dan mulai membereskan alat make up di meja riasnya, dan pakaian di dalam lemari.
Waktu sudah agak sore terdengar suara Windy yang baru pulang dari sekolah.
Seperti biasa Windy setiap pulang sekolah mencari ayahnya.
Ayah ! ... ayah!
Yang didapati kakaknya di kamar penuh dengan barang - barang berserakan di atas kasur dan sebuah koper besar.
Kak apa ini kak!
Kita harus segera mengosongkan rumah ini .
Hah! ... ke ... kenapa kak?
"Ayah kita dalan bahaya ,sambil memegang bahu Windy kita harus menjual rumah ini secepatnya ,"ujar Linda.
"Windy menangis histeris ... kenapa bisa begitu kak ?... Windy terduduk lemas,apa yang akan menimpa ayah kak?
Linda berusaha menenangkan hati adik tirinya ini ,sambil mengusap air matanya ,memeluk dan membelai adiknya itu membuat Windy stop menangis.
Kita harus pindah dari sini secepatnya, supaya cepat bisa menolong ayah, kamu harus kuat membantu kakak membereskan semua barang,
Terus kita mau ke mana kak? Tanya Windy
"Kita pindah ke rumah Yang lebih kecil ,tidak apa - apakan? Sambil mengelus rambut adiknya yang terlihat masih shock, Windy mengangguk tanda setuju.
Windy mulai membantu kakaknya mengepak barang .
Tanpa terasa perut mereka sudah berbunyi tanda mereka harus berhenti sejenak ,sambil makan malam mereka memandangi ruangan itu dengan sedih. Windy meneteskan air matanya lagi.
Mereka harus merelakannya rumah yang penuh kenangan itu dijual.
Semalaman mereka sibuk membereskan sebagian barang ,mereka tampak lelah dan tertidur .
Hari ini Windy absen ke sekolah karena matanya terlihat sembab, sebagai kakak bisa maklum
bagaimana perasaaan Windy ,pasti tidak bisa fokus dengan mata pelajaran di sekolah.
Begitu pagi tiba ,langsung Linda mendatangi kantor agent penjualan rumah,sepanjang jalan pulang Linda berdoa semoga dimudahkan semuanya, untuk bisa menolong ayah tirinya itu.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Iwan Setiawan
sedih juga ini cerita
2023-04-13
0
Iwan Setiawan
kenapa sampai ngutang banyak banget kasian anak2nya
2023-02-12
2
Iwan Setiawan
ikut sedih sudah jatuh tertimpa tangga ya
2023-02-12
0