Semangatku Untuk Bunda
"ANAK BODOH!" Teriak Rani
"Kenapa kau menerima beasiswa itu , punya uang dari mana INGET KITA MISKIN " Rani semakin tak tertahan
"Kau seenaknya mememinta ini itu kau tak mikir hah? Bunda kau nanti bakal meminta uang ke aku! Anak pertamanya!" Teriak Rani
"Kau tidak bisa berfikir kesana?" Tanya Rani
"BERHENTI MENJADI BEBAN DI KELUARGA INI DENGAN SEMUA KEINGINAN MU BODOH!"
Rani meninggalkan Dela sendiri di kamarnya
"Aku tak bodoh! Aku juga tak ingin menjadi beban aku hanya ingin mengubah masa depan keluarga kita" ucap Dela pelan sambil menangis
"Ayo keluar makan del" ucap Amel kakak kedua Dela
"Iya kak" ucap Dela sambil pergi meninggalkan kamar
Semua berkumpul di meja makan
"Bund" ucap Dela sambil melihat ke arah bunda sarah
"Pa" ucap Dela lagi sambil melihat ke pak rahmat
"Kenapa nak?" Tanya pak rahmat
"Kalo misal ade gak terima beasiswa itu gapapa kan?" Ucap Dela pelan
"Lah? Kenapa? Kamu gak mau?" Tanya pak rahmat
"B-bukan gitu pa, ade mau bantu bapa sama mamah kerja aja boleh gak?" Tanya Della
"Dek" ucap bunda sarah dengan suara lembut
"Kamu harapan terakhir kami nak kamu harus bersyukur diberi nikmat sehat badan dan nikmat diberikan otak yang cerdas oleh allah" ucap bunda sarah
Rani melirik ke arah Dela dengan sinis dan Dela menunduk
"Iya nak kamu harus menjadi salah seorang dari keluarga kita yang mengangkat harkat derajat keluarga kita, agar kita tidak dipandang sebelah mata seperti sekarang " ucap pak rahmat
"Cukup bunda sama bapa yang seperti sekarang, kamu jangan! Kamu harus sukses selama bunda sama bapa bisa bantu insyaallah nak " ucap bunda sarah
"Suksas sukses Suksas sukses! Mau dapat duit dari mana kuliah di tempat mahal seperti Itu!" Ucap Rani sambil melihat ke arah Dela
"Apa yang kurang dari kita? Kita masih bisa makan, punya rumah yang kayak dan bahagia kan sejauh ini" ucap Rani dengan nada tinggi
"Iya kita memang harus bersyukur dianugerahi kebahagiaan yang begitu besar tapi kamu belum melihat jahat apa dunia luar sana melihat orang seperti kita" ucap mamah
"Gak usah banyak minta ya kamu Dela" ucap Rani
"Ini bukan permintaan siapapun, ini jalan dari allah untuk kita semua" ucap pak rahmat
"Bunda juga dulu selalu masuk ke rangking tiga besar tapi nenek kakek mu tak membiarkan bunda melanjutkan sekolah karna gak ada biaya, bunda gak mau kamu seperti bunda jadi .." ucap bunda sarah
"Ambil kesempatan itu nak bapa akan berusaha untuk kamu dan kamu harus semangat " ucap pak rahmat
"I-iya pak bun" ucapku
"Kalo bunda sama bapa udah gak sanggup bilang ya ke Dela" ucap Dela sambil menundukan pandangannya
"Kamu jangan bilang seperti itu , berdoa saja semoga kita dilancarkan rejeki dan dimudahkan segalanya ya de" ucap bunda sarah
Sementara itu Rani melihat ke arah Dela dengan sinis dan tatapan kesal
Kami menikmati makanan yang di sediakan di meja
"Cuci piring" ucap Rani sambil menatap ke arah Dela
"I-iya kak" ucap Dela
Selsai mencuci piringnya Dela kembali ke kamar dengan keadaan sangat bingung
"Gimana ya caranya agar aku bisa membiayai diriku sendiri tanpa menyusahkan siapapun" ucap Dela sambil menatap ke arah langit langit rumahnya
Dela menyalakan hp nya dan mengetik
Bagaimana cara sukses jalur instan
"Ah tidak mungkin" ucap Dela kembali mematikan hp nya
"Aku pusing" ucap Dela
Dela menyimpan hp nya dan menuju ke kamar mandi, dia mengambil wudhu
"Ah sebentar lagi maghrib" ucap Dela
"Aku baca dulu quran sambil nunggu adzan biar tenang" ucap Dela
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments