Semua orang dipersilahkan keluar. Hanya ada Yoko dan Mawar untuk memberikan runtutan cerita yang mendetail.
Mawar dan Yoko duduk bersebelahan dengan kursi yang berbeda dan tangan terikat dengan borgol di depan. Sementara ada tiga penjaga di belakang mereka. Inspektur Hendra duduk di depan mereka dan satu petugas polisi bersiap mengetik di mejanya yang terletak di samping meja Inspektur Hendra
"Yoko coba kamu ceritakan seperti apa kejadian sebenarnya," tanya Inspektur Hendra
"Saat itu, saya sehabis pulang dari rumah sakit. Saya lemas ketika mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit, jika Ibu harus segera di operasi. Dia terkena kanker usus dan saya membutuhkan uang sebesar 35juta itu hanya untuk operasi saja belum lainnya. Bisa diperkirakan lebih dari itu. Jika saya tidak segera mengambil tindakan operasi maka dokter akan angkat tangan soal kesembuhannya. Bisa jadi Ibu saya tidak akan tertolong," Jelas Yoko memulai cerita
"Lalu,"
"Senin malam itu saya minum kopi di warung kecil seberang kafe loyal, saat itu saya melihat Joy dan Fika sedang di keluar dari Kafe. Kemudian ada seorang yang sedang memperhatikan mereka, penampilannya sangat mencurigakan," Yoko yang tadi tertunduk kemudian mengangkat kepalanya dan mulai menatap inspektur Hendra
"Saya kenal dengan Joy dia mahasiswa di tempat saya bekerja. Makannya saya menghampiri seseorang yg mencurigakan itu dan menegurnya. Saya takut dia seorang penguntit. Tetapi dia membuka masker dan marah, gara-gara saya dia kehilangan jejak kakaknya. Dia adalah Mawar," jelas Yoko sambil melirik ke arah Mawar
"Kemudian saya disuruh membantunya untuk menculik kakaknya itu si Fika. Saya menolak tapi dia menawarkan saya uang 25juta. Dia bayar 5 juta didepan. Sisanya jika saya berhasil menculiknya," Ungkap Yoko
"Karena saya tergiur akan uang maka saya terima. Saya kira hanya penculikan biasa. Karena mereka bersaudara jadi saya anggap jika Mawar ingin bercanda saja. Akhirnya sesuai kesepakatan saya mengikuti Fika," Yoko terlihat menunduk untuk sedikit mengingat
"Fika berada di rumah seorang pria, saya tidak kenal. Sepulangnya dari rumah itu, saya bius Fika dari belakang. Dan Mawar menyuruh saya menyekapnya di tempat kosong. Dia menunjukkan lokasinya lewat ponsel. Lalu saya membawanya ke sana. Tempat itu seperti bekas pabrik tetapi sudah tidak beroperasi. Bekas Pabrik itu dekat rumah Joy. Setelah itu saya pulang," ungkap Yoko
"Saat kamu membawanya kesana ada Mawar atau tidak?" tanya Inspektur Hendra
"Tidak, saat penculikan itu Mawar hanya berkomunikasi dengan saya lewat ponsel," jawab Yoko dan inspektur Hendra menganggukkan kepala
"Keesokannya Mawar memberi saya sisanya pembayaran 20 juta. Dia akan beri bonus jika saya bisa menduplikat kunci loker, kunci penyimpanan, dan kunci dimana rekaman cctv disimpan,"
"Apa kamu tau tentang rencana pembunuhan yang akan dia lakukan? Kamu tidak curiga untuk apa Mawar menginginkan duplikasi kunci itu?" tanya Inspektur Hendra
"Tidak, saya tidak tahu. Saat itu saya sedikit senang melihat dua gepok uang didepan mata. Jadi seketika pertanyaan itu hilang.
"Sebelumnya saya tidak tahu tentang rencana dia tetapi saat Rabu pagi itu. Dia datang ke rumah saya sambil menangis. dan memberikan saya tambahan 10 juta lagi kalau membantunya sekali lagi. Saya takut dan kaget saat melihat potongan tubuh Fika sudah berada di kontainer yang berukuran sedang. Oh tidak, mungkin lebih besar sedikit. Saya muntah melihatnya saat Mawar membawa kontainer itu di depan rumah saya dan memperlihatkannya di depan mata saya," ungkap Yoko dan dia sedikit gemetar membayangkan melihat tubuh-tubuh tersebut terpotong
"Tapi saya memikirkan keadaan ibu saya. Lantas saya setuju saja dan ambil uangnya dan segera melakukan operasi untuk ibu saya," Yoko mengusap wajahnya Yangs sedikit eneg membayangkan potongan tubuh yang terlintas
"Karena sebelum ke kampus saya ke rumah sakit dulu melakukan pembayaran untuk operasi sehingga Saya datang terlambat. Jadilah si Mawar bertemu dengan Oky, bukannya saya. Kontainer itu di simpan di kulkas penyimpanan milik anak biologi," jelas Yoko
"Untuk mengecoh siapa pelaku pembunuh tersebut Mawar ingin memasukkan kepala tersebut ke loker milik Joy. Kami menggunakan Rabu malam kami beraksi. Kesempatan saat Oky memesan makanan dengan begitu dia menjadi kambing hitam juga,"
"Seperti yang dikatakan wasabi. Mawar menaruh potongan kepala Fika. Aku sendiri muntah dibuatnya. Mawar memasukkan sendiri kepala tersebut sedangkan saya melihatnya dari kejauhan sekaligus berjaga-jaga. Saya juga sempat melihat dia menempelkan kain seperti kanebo agar darah itu tidak mengalir langsung. Setelah itu dia menutup pintu loker dan memanggil saya untuk membersihkan darah yang menetes," Yoko kembali ingin muntah jika mengingat ceritanya sendiri.
"Saya juga ingin muntah mendengarnya," desis Inspektur Hendra
"Mawar menyuruh saya untuk menghapus rekaman cctv. Tapi saya teledor," ucap Yoko karena dia menghapusnya dengan terburu-buru serta dengan tubuh gemetar ketakutan
"Iya Elo sangat teledor! Dan Bodoh!" pekik Mawar
"Mawar Mohon diam dahulu," pinta Inspektur Hendra
"Sekitar Jam 5. Saya baru ingat handphone saya ketinggalan dilantai atas. Ketika saya mengambilnya dan bergegas turun. Ibu Tiwi petugas kebersihan sudah datang. Saya pun sembunyi dahulu agar tidak ketahuan jejak saya.
"Saat merasa aman saya pun turun. Saya ke ruang pak Kiyoshi untuk kedua kalinya dan untuk menghapus rekaman. Saya melihat arah kamera yang berputar. Ketika kamera mengarahkan ke arah lain baru saya masuk. Dan saya keluar saat melihat di layar ketika kamera mengarah ke tempat lain," jelas Yoko dan saat itulah darah menempel di gagang pintu ruangan pak Kiyoshi tanpa sepengetahuan Yoko karena terburu-buru
"Sekarang Saya mau tanya ke Mawar. Dimana kamu membunuh Fika. Dan apakah itu sudah kamu rencanakan sebelumnya," jelas Inspektur Hendra
"Gue udah lama ngerencanain ini semua. Saat Fika di sekap dan sadar, gue berantem hebat sama Fika. Gue emosi. Langsung aja gue potong lehernya pakai alat pemotong di pabrik itu. Darahnya mungkin masih ada hahahaa," jelas Mawar dan berakhir dengan tawa kepuasan
"Huft sepertinya kejiwaan Mawar perlu di periksa," gumam Inspektur Hendra pelan dan menyuruh anak buahnya untuk memasukan mereka ke sel tahanan dengan isyarat dagunya.
Tidak ada yang perlu ditanyakan pada orang yang sakit jiwa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bener2 sakit si mawar
2023-09-09
1
@🗡️άτнεη𝕒🔥
masuk jalur prestasi itu si mawar
univ RSJ 🤨
2023-07-30
0
NEISYA
mawar sakit jiwa
2023-05-26
0