Tersangka Dugaan Kedua

Saat di Bali, Wasabi di ajarkan ilmu bela diri oleh sang kakek. Kakeknya sendiri menguasai ilmu bela diri tersebut dari China. Seiring berjalanya waktu, entah bagaimana tiba-tiba kekuatan Wasabi bertambah. Pria itu bisa menyamarkan dirinya menjadi tak terlihat. Hal itulah yang dimanfaatkan Wasabi saat menyelidiki sesuatu.

Joy pulang mengendarai mobil miliknya. Andi dan Wasabi juga pulang naik motor. Wasabi bisa saja mengikuti Joy dengan cara menghilang. Tapi dia tidak mau Andi curiga tentang kekuatannya yang masih dirahasiakan.

"Wasabi, Aku pulang dulu ya," pamit Andi dan Emi

"Ok," jawab Wasabi singkat

"Kebetulan banget, kesempatan nih," gumam Wasabi

Andi sudah berlalu. Wasabi memarkir motornya kembali. Dia kemudian melihat kanan kiri dan menghindar dari pengawasan CCTV. Kemudian dalam sekejap Wasabi menghilang.

Whuuuss

Dia berpindah tempat dalam hitungan detik pria itu langsung berada di dalam mobil Joy. Dengan menyamarkan tubuhnya agar tidak terlihat. Ini kekuatan Wasabi yang kedua, selain berteleportasi

"Aduh jalanan rata, tapi kok goyang-goyang sih. seperti gempa," gumam Joy

Karena ada Wasabi yang datang tiba-tiba jadi seperti gempa.

"Aneh, kok ada aroma Wasabi ya?" Joy mengendus aroma itu seraya melihat ke sekelilingnya dan juga di kursi belakang

Hehe suka kan sama aroma ku, batin Wasabi kepedean

"Bete banget hari ini. Manalagi tadi jasad si Fika melototin Aku. Sekarang Aku dituduh bunuh dia. Polisi gila, tapi terus aja mereka nyudutin aku. Masak iya aku ngaku sama hal yang gak aku lakuin....," gerutu Joy sendirian. Ia pun memukul setir mobilnya merasa kesal, " Arghh! Ah nyalon aja deh aku biar ga stress,"

"Dia mengakuinya berarti memang bukan dia. Tapi Aku makin penasaran ma nih anak. Karena gelagatnya terkadang riang, terkadang sedih apa dia punya kepribadian yang berbeda?" Pikir Wasabi dalam hatinya

Wasabi mengikuti Joy ketika turun dari mobil. Dia membuka dan menutup mobil secara bersamaan dengan yang Joy lakukan agar tak curiga, tetapi tetap saja Joy merasa aneh. Seakan-akan pintu mobilnya bergerak dan menutup sendiri. Tetapi karena Wanita itu tidak melihatnya jadi dia tidak terkejut

Joy masuk ke salon

"Dimana dia?" tanya Joy pada salah satu hairstylist.

"Lantai Two A," ucap di hairstylist yang sudah tahu siapa yang Joy maksud.

"Ok beb," ucap Joy seraya melambaikan tangannya pada hairstylist salon yang juga menangani bagian kasir.

Joy masuk ke lantai 2A, sedangkan wasabi berteleportasi ke lantai 2E. Wasabi salah masuk. Dia malah melihat banyak wanita memakai handuk hangat dan ada beberapa nya mandi di kolam hangat tanpa mengenakan kain.

Ini adalah tempat pemandian air panas. Salon yang luar biasa menyediakan fasilitas semegah ini.

"Wow surga dunia ini.. aku salah masuk," ucap wasabi dalam hati dia terkejut lalu menutup matanya tapi ingin rasanya dia melihat surga dunia itu. Sebelum terjadi hal yang tidak ia inginkan, pria itu pun cepat-cepat berteleportasi menuju lantai 2A.

Wasabi sudah berada di lantai 2A. Ini bukan salon tapi lebih ke ruang kerja. Mungkin pemilik salon ada disini.

"Halo sayang," sapa Joy

"You dari mana?" jawab seorang pria dengan logat Malaysia

"Biasa beb kuliah," jawab Joy

"Awak sudah sejam di sini nunggu you," jawab pria itu

Nih cowok pake bahasa Malaysia, siapa dia? batin Wasabi

"Kamu tahu gak sih, pacar kamu tu udah meninggal. Gilak kamu pacar sendiri gak tahu kabarnya. Dan sekarang aku dibikin pusing. Aku dituduh bunuh dia," ujar Joy

"Pacar Ai cuma You lah," balas laki-laki tersebut tanpa terkejut saat Joy mengatakan jika pacarnya meninggal

Jadi Fika itu pacarnya Riyan? Wasabi bertanya-tanya dalam hati.

"Dia cuma wat hepi hepi kala ai penat," timpal laki-laki tersebut

"Ck jahat banget kamu, sttss sayang jangan pakai logat Malaysia mu itu. Aku gak mau gara-gara logat Malaysia itu aku jadi dicurigai. Soalnya yang kirim aku pesan untuk ke kampus itu dia pakai nomer Malaysia," ucap Joy

"Cium ai dulu, nanti ai akan cuba tidak menggunakan logat Malaysia," pinta laki-laki itu

"Okay beb, habis ini aku mau nyalon gratisin ya,"

"Sudah tentu," jawab pria itu sambil menarik pinggang Joy kemudian mencium bibirnya

Wek, malah liat orang ciuman lagi. Gila Aku kesini mau cari bukti bukan lihat orang pacaran. Tapi siapa yang Joy maksud pacarnya orang ini? Lalu dia dan Joy apa hubungannya hemm jangan-jangan Joy adalah pelakor dan pria ini yang membunuh Fika batin Wasabi

Wasabi melihat papan nama di meja ruangan itu, tertera jelas di papan itu jika nama pria itu adalah Riyan.

"Sayang Kamu cantik banget," Puji Riyan seraya melepaskan kancing baju milik Joy. Namun Joy menepisnya

"Njir lagi-lagi Aku lihat beginian. Ngilang ah," gumam Wasabi pelan membuat Joy menoleh karena ia seperti mendengar suara pria lain di ruangan itu.

Wasabi keluar dari ruang kerja dengan cara menghilang. Dia mulai penyelidikan. Di tulisnya di sebuah buku kecil, tersangka kedua sebuah nama pemilik salon bernama Riyan. Wasabi tau namanya dari papan nama yang terpampang di meja kerja tadi

Disusurinya Lantai teratas lantai 3

Isinya gaun-gaun pernikahan dan seperti perlengkapan pernikahan. Tetapi ruangan tersebut lampunya tidak menyala. Dan kosong, tak ada siapa-siapa.

Saat wasabi hendak meninggalkan lantai 3 tiba-tiba matanya tersorot sinar dari kalung permata berwarna merah bentuk hati yang sangat cantik. Sisi batu merah itu dikelilingi berlian asli.

Kalung itu di pakaikan di leher sebuah patung yang mengenakan gaun pengantin berwarna emas dengan sedikit warna kemerahan. Sinarnya terpantul dari cahaya yang masuk ke jendela.

"Kalung yang cantik. Harus ku foto siapa tahu ada petunjuk," Karena feeling-nya mengatakan begitu.

Setelah wasabi mengambil foto dari kamera di handphone, berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang mencurigakan. Wasabi melihat ke arah luar jendela. Joy sudah masuk Mobil. Wasabi cepat-cepat berpindah menuju mobil Joy.

"Katanya mau nyalon tapi kok udah pulang," gumam pria itu

"Aihh lagi-lagi kan, kayak ada gempa di mobil ku. Trus aroma wasabi lagi. Uh untung deh ada alasan haid, gelay banget sama tuh orang. Kabur aja deh, untung kaya kalo gak jauh-jauh deh," gumam Joy.