5) Tiba Di Dunia Lain Yang Berbeda

Kuotta NoLimit dan Dewi Ayanng Nikkah Akhirnya tiba juga di Dunia yang sangat asing bagi mereka, namun bukanya mendarat di tempat yang meng'enakan, mereka berdua justru mendarat di dalam sebuah Goa yang cukup menyeramkan.

Setelah membuka matanya, Dewi Ayang Nikah terkejut dengan semua apa yang di lihatnya saat ini, ia melihat sekitarnya begitu gelap dan sangat menyeramkan, lantas saja ia langsung berlari terbirit-birit menuju cahaya yang ada di ujung Goa sambil berteriak kencang, "Huwaaaaaaaa tempat macam apa ini ...."

Sementara Kuotaa tidak berteriak, hanya saja ia juga ikutan berlari dari belakang mengikuti arah sang Dewi menuju cahaya.

Setelah mereka berdua Keluar dari Goa tersebut Dewi Ayanng Nikah langsung ingin mencerca dan mencaci maki Kuotaa, namun baru saja ia menoleh ke belakang untuk melihat Kuotaa, betapa terkejutnya ia sampai-sampai menghentikan niat bicaranya, "Hei kau pria lakna .. attt-- ...."

"Ada apa? ... kenapa kau tiba-tiba diam ... mau bicara apa kau ... apa kau ingin menghina ku lagi? ..." Kuota bertanya heran.

Dewi Ayanng Nikkah keheranan menatap Pria yang ada di hadapannya. "Tunggu dulu apakah benar kau ini Kuotaa No limit, si pria mesum dari Indonesia?" Ujarnya dengan malu-malu dan pipinya pun memerah.

Dewi ini bertanya untuk memastikan bahwa apa yang di lihatnya saat ini bukanlah Kuotaa, karena pria yang ada hadapannya itu merupakan Pria yang paling tampan dari semua Pria yang ia temui selama hidupnya.

Kuotaa menjawab keheranan, "Apa maksudmu Ayanng ?? Ya tentu saja aku ini Kuotaa, ... goblok ... apakah wajah keren ku ini meragukan mu, atau justru kau sekarang menjadi Dewi rabun akibat dari kita yang bertransmigrasi ...??"

Di batinya sang Dewi ia sungguh sangat tidak percaya kalau pria yang luar biasa tampan ini adalah Kuotaa, namun semua fakta telah di tunjukan setelah Pria tampan itu dengan sangat jelas dan percaya dirinya mengatakan kalau dia itu memanglah Kuotaa.

"Tutup dulu mulut ember mu itu ...! sekarang kau coba berkaca dengan ini!" Seruan Dewi Ayanng Nikkah setelah ia selesai mengambil cermin dari dalam kantong sihir yang menempel di BH bagian dalamnya.

"Wihhh ternyata ada kantong sihir di BH mu ya .. hebat-hebat ternyata kau memang Dewi yang sangat hebat dan berguna." Kuota bertepuk tangan pelan sembari mengulas senyum seringai.

"Sudahlah ambil saja ini dan langsunglah berkaca ...!" Dewi Ayanng Nikkah menyodorkan Cerminnya.

Kuotaa sempat berfikir apakah mungkin rupa wajahnya telah menjadi waja orang lain. "Baiklah sini ...! emangnya ada apa dengan wajahku ...??" ia yang penasaran langsung mengambil cermin dari tangan sang Dewi dan langsung berkaca.

Kuotaa cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya dari pantulan cermin itu, ia berkata sambil memegang-megang seluruh bagian wajahnya, "Wow ... ternyata Aku menjadi sangat tampan ya, luar biasa Kuotaa ... saat ini kau telah menjadi Primadona di Dunia ini ... Whahahahahaha ... uhuk uhuk," tawanya terhenti akibat dia yang terbatuk.

Setelah Kuotaa berhenti bercermin ia pun langsung menatap keatas langit sambil berteriak, "Selamat tinggal kehidupan dekil dan menyebalkan ku dulu ... kini aku telah ada di Dunia lain yang sangat menyenangkan ... Ayah ibu aku ucapkan banyak-banyak terimakasih kasih kepada kalian berdua ... walau nanti aku sempat merindukan kalian, tapi aku rasa aku betah di sini ... karena anak kalian ini sekarang jauh lebih bahagia di sini, jadi cukup do'a kan aku saja yaa ... by-by ...! Whahahahahaha ...."

Meskipun Dewi Ayanng Nikkah terpukau dengan pesona ketampanan Kuotaa, namun rasa sebel dan kesalnya masih tetap ada, akibat sifatnya Kuotaa yang sangat aneh baginya.

"Apakah kegilaan mu itu telah berakhir ....? Kalau kau sudah selesai ayo segera kita menuju kota yang ada di sana?" Sahut sang Dewi lalu menunjuk sebuah kota yang cukup besar dan luas dan tidak jauh dari posisi mereka.

"Baiklah ayo kita bersenang-senang di Dunia baru ini!" ujarnya Kuotaa lalu mengulas senyum miring dan mengikuti langkah kaki sang Dewi.

"Hei Ayanng kenapa aku rasa tubuhmu memendek?" Sahutan Kuotaa saat berjalan bersebelahan dengan Dewi Ayanng Nikkah.

Dewi cantik ini menjawab dengan ekspresi kesal, "Aku rasa bukan tubuhku yang memendek blo'on, itu karena kau yang meninggi."

"Benarkah? ..." Kuotaa melamun sejenak sambil memegang kepalanya. "Sepertinya kau benar aku yang meninggi ... hehehehe ...."

Dewi Ayanng Nikkah berkata kembali, "Aku tidak terlalu heran kenapa kau bisa berubah menjadi tampan, karena memang kebanyakan orang yang bereinkarnasi memang terkadang wajahnya berubah menjadi orang lain."

Kuotaa menautkan alisnya lalu berkata, "Ada sedikit kesalahan dari pendapatan mu itu. Aku memang menjadi tampan, tinggi, dan sangat good looking, tapi sebenarnya wajahku bukan wajah orang lain tahu, ini masih wajahku, hanya saja aku merasa kalau diriku yang sekarang ini, telah di beri 4 sehat 5 sempurna, jadi alhasil aku menjadi Perfeks begini."

"Apa maksudmu aku tidak mengerti?" Dewi Ayanng Nikkah bertanya sambil melirik ke arah Kuotaa.

Kuotaa menjawab, "Maksudku wajahku yang sekarang ini cuma di beri kesehatan saja, seperti kulit yang di kencangkan, di putihkan, dan dihilangkan semua jerawatnya, gigiku juga di bersihkan sampai putih, sepertinya wajahku terlihat sangat segar mungkin di beri pesona aurah seperti mu."

"Aku rasa kau benar kalau di ingat-ingat, aku perhatikan memang wajahmu sekarang ini sedikit mirip dengan wajah bodohmu yang sebelumnya, hanya saja yang ini terlihat sedikit tampan." Dewi Cantik ini mengatakan itu sambil memalingkan wajahnya yang malu-malu dan memerah.

Mendegar itu Kuotaa tersenyum miring lalu berkata, "Sedikit ya ... okelah setidaknya kau tidak lagi menghina ku ... hehehehe ..."

Kuota menatap langit sejenak, ia mengingat masa lalunya lalu berkata, "Andai saja di kehidupan ku di Indonesia itu, sejak kecil sampai dewasa aku kaya raya atau tercukupi dari segala macam hal ... pasti aku tumbuh menjadi Pria yang sangat good looking sepeti ini, karena aku menyadari aku menjadi jelek itu akibat dari keluarga ku yang kekurangan ekonomi. ... Yaaa ... jadi aku kurang makan gitu deh dan juga aku sering bekerja di teriknya sinar matahari sampai-sampai aku lupa waktu untuk merawat diri, bahkan sikat gigi mandi pun aku jarang, karena akibat dari waktu padat bekerja nguli, dan setelah pulang kerja aku malahan menghabiskan waktu untuk main game dan nonton anime ... hehehhehe."

Raut wajah Dewi Ayanng Nikkah berubah menjadi seorang yang bersimpati, ia merasa iba dengan kehidupan Kuotaa di masa lalu. "Sebenarnya aku sih sudah tahu tentang hidupmu di Indonesia itu, aku melihat tentangmu itu sebelum kita bertemu, ternyata memang nasibmu itu malang sekali ya."

Mendengar ucapan sang Dewi, kali ini Kuotaa tersenyum tulus dan ramah, "Eeeeh ... apakah kau kali ini sedang mengasihani ku, wihh ternyata kau ini Dewi yang lembut juga ya."

Dewi Ayanng Nikkah menjawab setelah sedikit melirik wajah tampannya Kuotaa. "Emangnya siapa bilang aku ini Dewi yang tidak lemah lembut, dari hati sampai semua bagian tubuhku ini lembut semua tahu ... hanya kau saja yang terus-terusan membuatku kesal."

"Mana bisa aku tahu seluruh tubuhmu itu lembut, kalau aku saja belum pernah mencobanya." Ujarnya Kuota sembari mengulas senyum miring dan diam-diam mengintip ekspresi dari Sang Dewi.

Mendengar itu sontak wajahnya sang Dewi langsung memerah malu-malu dan ia langsung memeluk tubuhnya dengan perasaan merinding, "Eeee ... bukan yang itu maksudku ... apa-apaan kau ini, berhenti menatap ku begitu."

Kuota terkekeh pelan saat sedang melirik kearah Dewi Ayanng Nikkah setelah nya ia berkata, "Tapi kan saat pertama kali kita bertemu yang mulai menghinaku itu kau."

Dewi cantik ini sedikit tersentak kaget akhirnya ia sadar kalau yang memulai mengejek itu memanglah dia. "Yaaa-yaaa ... maafkan aku ...! lagian kisah mu di dunia asalmu itu sangatlah lucu, sebenarnya aku hanya ingin menghibur diri tapi nggak tahunya kau malah balik menghinaku."

...****************...

...To Be Continue...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***