BAB 18 (Nicolette Terluka)

Satu lawan dua belas.Luzio tampak kewalahan menghadapi musuh-musuhnya.Kini tinggal lima orang yang tersisa karena yang lain berhasil Luzio bunuh dan sialnya lagi pistol Luzio kehabisan peluru.

Sementara di mobil yang terkunci itu tampak Nicolette tengah panik melihat Luzio yang sudah mulai kewalahan.Sementara bantuan dari Benvolio belum juga datang.

Luzio terjatuh ketika satu orang dari musuhnya itu berhasil menendang perut Luzio.

"Breng-sek!"umpat Luzio,ia kemudian bangkit lagi dan menghajar musuhnya itu.Dan lagi,Luzio mendapat luka di sudut bibirnya karena ulah musuhnya.Luzio terduduk dan saat itulah musuhnya yang lain mencabut pisau dari balik jaketnya bersiap hendak menusuk Luzio.

Nicolette yang sedari tadi di dalam mobil membuka kuncinya dan berlari melindungi Luzio hingga pisau tajam itu menembus bagian belakang tubuhnya.

Luzio melihat itu merasa waktu bergerak lambat.Lagi gadisnya kembali harus terluka karena dia.Kini rahangnya mengeraskan dan sorot matanya berubah menjadi merah.Ia begitu marah sekarang.

"Kenapa kau harus keluar hah?!"Luzio marah dengan gadisnya itu.Gadisnya itu hanya tersenyum lemah menahan rasa sakitnya.Lalu matanya perlahan terpejam.

"Hei,bangun,jangan tutup matamu!"Namun sang gadis diam saja.

"BERENG-SEK,AKAN KU BUNUH KALIAN SEMUA!!"

Beruntungnya Benvolio dan yang lain sudah tiba.Anak buahnya langsung mengamankan musuhnya itu.Benvolio menghampiri sahabat dan sang gadis itu.

"Ben,kau urus mereka bawa mereka ke markas,jangan bunuh mereka.Siksa saja mereka sampai aku tiba di markas nanti.Aku harus membawa gadisku ke rumah sakit"Ucap Luzio

"Iya,serahkan saja semuanya padaku dan maaf aku telat datang.Kau pergilah aku akan mengurus mereka".

Luzio memberikan Nicholette pertolongan pertama dengan membalut lukanya untuk menghentikan aliran darah,lalu membawa gadis manisnya itu ke rumah sakit milik keluarga Mateo.Beruntungnya rumah sakit itu yang paling dekat jaraknya.

Sepanjang jalan ia begitu begitu khawatir dengan gadis itu,ia terus memegangi tangan sang gadis sambil menyetir.

......................

Di rumah sakit.

Nicolette sudah mendapatkan perawatan intensif,ia kini berada di ruangan ICU karena keadaannya cukup parah.

Di luar ruangan itu tampak Luzio mondar-mandir,ia tak bisa tenang mengingat gadisnya itu.Ia sudah menghubungi keluarga gadis itu.Mereka sedang dalam perjalanan kemari.

Tak lama kemudian pintu ruangan ICU terbuka.Terlihat seorang dokter menghampiri Luzio dengan terburu-buru.

"Bagaimana keadaannya dok?"Tanya Luzio khawatir.

"Saat ini Nyonya muda dalam keadaan kritis karena kehilangan banyak darah.Nyonya muda butuh beberapa kantong darah golongan AB,sedangkan di sini hanya tersisa satu kantong saja"Ucap dokter itu.

"Kalau begitu ambil darah ku Dok, golongan darah ku AB"

"Baik,mari tuan muda ikut saya".Lucas pun masuk keruangan di mana Nicolette tengah berbaring.Lucas berbaring di ranjang yang letaknya tidak jauh dari sang gadis.Ia menoleh ke arah sang gadis.Hidung gadis itu terpasang oksigen dan beberapa alat juga terpasang di dadanya,dua jarum tertancap di tangannya untuk mengalirkan cairan infus dan darah ke tubuh gadis itu.

Entah kenapa pertahanan Luzio seperti akan runtuh melihat gadis manisnya itu.Ia seakan lemah.Ia begitu takut kehilangan gadisnya itu.

Setelah beberapa saat kemudian Luzio keluar dari ruangan itu dan Nicholette masih tetap di situ karena ia belum bisa di pindahkan ke ruangan VVIP.Ia masih harus melalui beberapa prosedur penanganan dulu.

......................

Di luar ruangan tampak kelurga Nicolette sudah menunggu.Nyonya Laurenzio menangis di bahu suaminya sedangkan Marcello tampak frustasi.

"Bagaimana keadaan putriku,dia baik-baik saja kan?"tanya Nyonya Laurenzio

"Keadaan cukup parah,lukanya cukup dalam.Dokter sedang menanganinya.Saya minta maaf kepada kalian.Saya gagal menjaga Nicolette"ucap Luzio sambil menunduk.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"Tanya tuan Lucas kepada Luzio.

"Aku akan menjelaskannya nanti setelah Nicolette di pindahkan ke ruangan VVIP"

Tuan Lucas pun duduk bersama istrinya di bangku yang tersedia di depan ruangan itu.Ia berusaha menenangkan istrinya yang sedang menangis itu.

Luzio menghampiri Marcello yang sedang berdiri sambil menyandarkan kepalanya di tembok,ia terlihat begitu kacau.

"Tuan Marcello,aku benar-benar minta maaf kepada mu"Ucap Luzio pelan.

"Sudahlah.Saat ini kita hanya harus fokus kepada princess ku itu.Aku begitu takut kehilangannya.Dia adikku satu-satunya"Jawab Marcello.Matanya tampak sudah memerah karena menahan air mata.

"Aku bersalah Tuan,aku tidak bisa menjaganya dengan baik.Aku akan bertanggung jawab sampai semuanya baik-baik saja".

Tak lama kemudian,setelah beberapa jam mendapatkan penanganan yang intensif Nicolette di pindahkan ke ruangan VVIP.Ia masih terlelap.Nyonya Laurenzio tampak masih menangis sambil memegangi tangan putrinya itu.

"Sayang,buka matamu.Apa kau tidak lelah terus tertidur?"ucap nyonya Laurenzio lirih kepada putrinya.

"Sudah,mi.Jangan menangis lagi.Nanti jika ia bangun dan melihat mami seperti itu,ia akan sedih juga mi.Kita berdoa saja semoga princess kita cepat pulih"Marcello berusaha menenangkan maminya sambil mengelus pundak maminya itu.

"Bisa kau ceritakan sekarang apa yang sebenarnya terjadi tadi, Tuan Luzio?"Pinta tuan Lucas.

"Baiklah,tapi sebelumnya saya minta maaf karena saya gagal menjaganya.Saat kami diperjalanan pulang, tiba-tiba ada tiga mobil menembaki mobil kami dari belakang.Aku berusaha menembaki mereka tapi satu mobil dari mereka menyalip dan tiba-tiba berhenti di depanku,aku terpaksa menghentikan mobilku.Aku berusaha menghubungi orang ku dan meninggalkan Nicolette di dalam mobil,aku meminta dia gara tidak keluar dari mobil sampai keadaan aman dan menyuruhnya mengunci mobil dari dalam.Sambil menunggu orang-orang ku datang aku berusaha melawan mereka yang berjumlah dua belas orang namun sial aku kalah jumlah....................."Luzio terus menjelaskan hingga akhir.

"Kurang ajar sekali mereka! siapa mereka?apa mereka tidak tau siapa yang mereka luka?" Rahang Tuan Lucas tampak mengeras,ia begitu marah sekarang.

"Aku belum tau siapa mereka Tuan,tapi seperti mereka orang suruhan dari keluarga Dominic.Aku sempat melihat tatto logo keluarga Dominic di tangan mereka"Jelas Luzio lagi

"Bisakah aku ikut denganmu nanti?aku juga ingin menyiksa mereka dan menghabisi mereka yang sudah berani melukai adikku"Ucap Marcello tak kalah emosi

"Baiklah,nanti kita ke markas ku.Mereka semua ada di sana"Jawab Luzio.

......................

Di markas Black Devil.

Tampak lima orang sedang di ikat di kursi dengan tubuh yang sudah di penuhi luka cambuk dan wajah yang sudah babak belur.

"Katakan,siapa yang menyuruh kalian?"Luzio tampak tenang namun mematikan.Sementara ke-lima orang tersebut masih tetap diam.

"Oh kalian tidak mau bersuara ya rupanya.Tuan Marcello,apakah anda ingin mencoba bermain-main dengan mereka sebentar?"Tanya Luzio pad Marcello sambil tersenyum ala devil dan menyodorkan sebilah pisau.

"Tentu saja.Aku mau mereka merasakan apa yang adikku rasakan". Marcello kemudian mengambil pisau tersebut.

Marcello kemudian membuat sayatan di wajah mereka dan di betis mereka.Luzio mencabuti kuku mereka satu-satu dan mematahkan jari-jari tangan mereka.Mereka hanya bisa menjerit kesakitan.Namun tetap saja mereka diam dan tidak mau mengaku siapa yang memberi mereka perintah.Luzio tau bahwa yang memberi mereka perintah adalah keluarga Dominic namun setau Luzio keluarga Dominic sudah di basmi semua.Apakah Dominic punya saudara tersembunyi?

"Ben,lanjut siksa mereka sampai mereka mau mengatakan siapa yang memberi mereka perintah.Tapi ingat jangan buat mereka mati"Titah Luzio kepada bawahannya.

"Baik.Akan ku lakukan sesuai keinginanmu",Luzio dan Marcello pun pergi meninggalkan markas itu untuk ke rumah sakit.

......................

Hay guys.BORAHAE💜

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***