bab 2

Di sebuah komplek pedesaan masih termasuk elit, meski tak se_elit kawasan apartemen Aryan di taman safari. Seorang gadis remaja tengah sibuk memandangi poster besar di kamarnya. Gadis yang baru memasuki tahun pertama di universitas perguruan tinggi itu tak bosan-bosannya menatap gambaran pria dalam poster tersebut. Poster yang ia lukis sendiri menggunakan kreyon.

Pemilik rambut hitam panjang dengan tekstur kulit yang putih kemerahan itu sangat meng-idolakan potret dalam lukisan tersebut. Meski saat di luar rumah ia terlihat seperti akhwat yang Sholehah, sentiasa menutup aurat dan punya sifat malu. Ketika di rumah ia akan berubah menjadi tomboy dan seksi layaknya remaja lainnya. Namun itu hanya dalam rumah saja tidak di luar rumah.

Seperti saat ini, ia hanya mengenakan kaus lengan pendek dan celana sot panjang.

Dia tak sadar pintu kamarnya dibuka seseorang serta ikut duduk menatap lukisan karya tangan Seniman abal-abal tersebut. Meski masih abal-abal, tapi hasilnya sangat mirip.

"Apa agaknya keistimewaan lukisan itu ya?" gumam tamu tak diundang itu pelan yang dengan penuh kehati-hatian duduk di samping wanita beralis tebal tersebut, tapi berhasil membuat si gadis tomboy nanti seksi itu gelagapan.

"Ha? Nggak ada keistimewaan apa-apa kok." Ia mengalihkan matanya, tak lupa gegas menutup dinding dengan tirai yang bergambar pemandangan.

"Yeee... Dia malu-malu," ledek gadis yang diam-diam masuk tadi, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Ratih Al-Fahma.

"Apaan sih Lo? Udahlah masuk nggak pakai salam, ngomong sembarangan lagi. " Gadis yang tingginya mencapai 165 cm itu bergerak mencari alasan lain. Ia beralih ke meja belajar mengambil buku catatan.

"Ngaku aja Lo, udah cinta kan sama sang idola kampus. Gampang kok kalau mau ketemu dia, apalagi dia orangnya ramah sama semua orang."

"Nggak usah ngada-ngada deh, masih banyak kerjaan lain selain ngurusin dia," elaknya. Dia malu meski Ratih sering memergokinya sedang menatap dinding.

"Eh Ruqayyah, ngapain harus malu kan orangnya juga nggak di sini."

Ratih masih terus menggodanya.

Ratih membalikkan badan ke arah gadis yang bernama Ruqayyah tersebut. Ruqayyah masih sok sibuk dengan buku catatannya. Kamar Ruqayyah hanya sebesar 4x6, memiliki kasur dan meja belajar yang berada di dekat jendela. Sengaja ia letak meja belajar di jendela, karena bisa melihat langsung pemandangan taman bunga milik tetangga sebelah. Ruqayyah sangat menyukai keindahan, tapi dia sendiri malas.

"Minggu besok ada acara di rumah bibiku, kamu ikut aku ya. Sekitar dua hari lagi lah."

"Acara apaan lagi, kan kemaren udah arisan. Bibimu itu hobi banget ya buat acara-acara."

"Nggak tau sih, tapi kata bunda, bibi ngundang semua temen-temen kuliahnya dulu beserta anak-anaknya. Semacam reunian gitu, nah kebetulan bibi memesan baju tak jauh dari rumahku. Makanya disuruh datang sekalian anter pesanannya."

Kini Ruqayyah sudah menghadap Ratih, mereka saling bercerita. Dua sahabat yang berbeda karakter dan watak itu selalu meluangkan waktu bersama jika tidak ada jadwal belajar.

"Mau buat acara perjodohan kali buat anak-anaknya."

"Kali iya, tapi kan Gio sama Rina masih SMA, mau dijodohin sama siapa coba."

"Mana gue tau, " Ratih mengakat bahu tanda tak mengerti.

Ratih mengambil bantal lalu merebahkan tubuhnya atas kasur. Wanita yang memiliki mata lebar dengan hidung sedikit mancung itu tak mempedulikan tuan kamar yang menolak aksinya.

"Kamu pakai baju apa besok? Apa, pakai gaun malam seperti kayak di cindrella itu?"

"Nggak usah ngawur deh, biar gue seksi dalam rumah tapi saat keluar harus tertutup rapi. Biarin aja terlihat Kuno yang penting kulit gue nggak gosong."

"Salah niat kamu pakainya."

"Terserah apa kata dunia, yang make' gue, yang beli gue."

Kalau udah begitu ucapan Ruqayyah, maka Ratih tak bisa lagi menyangkal. Ada benarnya dalam ucapan Ruqayyah, setidaknya Ruqayyah tidak memamerkan kecantikannya di luar rumah. Dan bila dalam rumahnya kedatangan tamu, entah itu sepupu-sepupunya yang laki-laki atau saudara maranya yang jauh ia pun tetap menutup auratnya dengan sempurna. Ruqayyah sudah di ajarkan tata Krama dan adab-adab akhlak yang baik oleh ayahnya. Ayahnya seorang dosen fakultas kedokteran, tapi di sisi lain ayahnya adalah seorang da'i yang sangat di cintai mahasiswanya.

Profesor Musa namanya.

*****

"Qayyah, ayahmu seorang dosen ples da'i tapi kamu kok meng-idolakan bintang pop sih," tanya Ratih suatu hari, heran aja lihat Ruqayyah tergila-gila sama bintang pop, Aryan sang idola anak remaja.

Gadis berambut panjang itu sangking fansnya sama sang idola Sampai hafal semua tentang hobi dan apa yang tidak di sukai sang idola. Bahkan sampai memasang lukisan besar di kamarnya. Tapi jangan salah, ayah Ruqayyah tidak tau sama sekali tentang kelakuan anaknya yang satu ini. Dan Ruqayyah juga tau bahwasanya sang ayah tidak pernah suka melihat anaknya meng-idolakan manusia lain selain Nabi besar kita MUHAMMAD s.a.w.

Tapi apa boleh buat, Ruqayyah terlalu mengidolakan sang bintang pop tersebut. Hingga setiap hari ia berdo'a semoga sang bintang pop dapat hidayah dan masuk Islam.

Hahaha... Nggak ada yang tau kan kalau sang idola ternyata bukan beragama Islam. Karena yang muncul dalam berita tidak pernah menyebutkan agama sang idola. Dan sang idola pun ngampus di universitas muslim sama dengan Ruqayyah.

"Entahlah..." jawabnya dengan tersenyum sambil melamun.

Keduanya sedang duduk di hamparan rumput Jepang bawah pohon rindang. Ratih masih mengetik-ngetik laptop dipangkuannya. Dan Ruqayyah sendiri bersandar dipohon dengan menyelonjorkan kaki serta matanya manatap langit yang membiru. Gadis itu mulai membayangkan wajah Aryan.

"Aku terpesona dengan wajahnya yang ganteng, tampan, apalagi dengan potangan rambutnya yang berbelah. Melihat senyumnya yang menawan, hatiku lansung meleleh."

"Apa kamu juga berhayal mau jadi istrinya?" Pancing Ratih.

"Yah, nggak sampai kesitu juga kelles. Gini-gini gue juga masih waras, orang macam gue mana di pandang sama dia. Apalagi dengan pakaian gue dan agama kita, nggak deh."

"Agama kita?" Ratih menghentikan tangannya yang sibuk mengetik dan ia memandang wajah Ruqayyah penasaran. "Maksud kamu apa?"

"Nggak. Nggak ada apa-apa kok. Maksudku, dia dan aku tidak mungkin bersatu karena jarak kita terlalu jauh." Ruqayyah berbohong.

"Ohh. " Lanjut mengetik lagi, "emang bener sih, meski pun dipikir secara logika itu tidak mungkin terjadi. Secara Profesor Musa adalah seorang dosen da'i."

"Dia paling suka nila bakar lalu di cocol sambal kicap manis. Tapi dia nggak suka media meliput makanan kesukaannya tersebut."

"Yaelah Qayaah, setiap orang juga nggak suka masalah pribadinya di ekspos media. Jangankan media, dengan tetangga aja bisa. Tapi ngomong-ngomong elo tau dari mana makanan kesukaannya itu?."

"Ada deh, rahasia!" Padahal Ruqayyah melihat sendiri. Diam-diam dia sering mengantar makanan untuk sang idola tanpa sepengetahuan orang lain termasuk sahabatnya sendiri.

"Yah, ama sahabat sendiri berahasia, awas Lo ya kalau minta bantuan gue buat ngantri lontong pecel pagi-pagi subuh."

"Hmmm." Mengeluh panjang.

"Tapi aku kok heran ya sama kamu, dia kan sekampus sama kita dan di kampus dia dikenal dengan julukan sang idola playboy. Tapi kamu masih juga suka sama dia ya, di kampus kalian sering berpapasan nggak?"

"Sering, tapi aku selalu menghindar. Aku bisa kalap kalau berpapasan sama dia. Di tambah pakaianku yang menutup, dia tak akan pernah sadar dengan aku."

"Kasian amat sih kamu jadi fans tapi nggak di akui. Hahaha," ledek Ratih.

Ruqayyah hanya tersenyum kecut mendapat ejekan Ratih barusan. Memang ia adalah fans yang tak di akui. Berbeda dengan teman-temannya di kampus. Mereka bisa ngobrol atau kadang bisa mendapatkan tanda tangan sang idola dengan mudah. Karena sang idola juga ngampus di sana, dan tahun ini adalah tahun terakhirnya. Kadang mereka juga dapat giliran bisa jalan bareng sang idola. Sebenarnya Ruqayyah iri, tapi mau gimana lagi. Dia juga menjaga nama baik pakaiannya dan juga profesi ayahnya di kampus itu. Kan nggak baik kalau seorang putri pendakwah kampus berjalan atau bermesraan dengan laki-laki ajnabi.

***

Terpopuler

Comments

Eky Tama

Eky Tama

Semangat untuk berkarya

2023-01-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!