Prada menjelaskan kesepakatan pernikahan di antara dirinya dan Greta, rupanya bertahun-tahun berkecimpung di dunia advokat, tidak serta-merta bisa meyakinkan Greta.
Dokter wanita itu menautkan deretan gigi atas dan bawahnya dan melirik sinis ke arah Prada. Pria berkharisma itu nyatanya harus memutar otaknya dengan keras agar Greta bisa memahami dirinya.
Selesai mendengarkan penjelasan Prada, Greta beranjak dari tempat duduknya tadi. Dan mengukir senyum pada Prada lalu merogoh kantong jas dokternya. Sepertinya Greta ingin menghubungi seseorang karena dokter cantik itu tampak mengambil ponsel dari dalam saku jasnya.
"Halo, ini dokter Greta! saya minta bagian orthopaedi agar memindahkan perawatan pasien di Ruangan Jupiter ke divisi psikiatris." Greta menyimpulkan jika bukan hanya kaki Prada saja yang sakit, tetapi pria itu kemungkinan juga menderita penyakit kejiwaan.
"Sial! kurang ajar sekali wanita itu. Bisa-bisanya dia menganggap aku gila."
"Jika kamu berbicara omong kosong lagi, aku akan mengupayakan agar kamu pindah ke bagian kejiwaan." ancam Greta yang tidak memercayai sama sekali perkataan Prada.
Prada sendiri kini mengepalkan tangan kanannya seakan ingin meluapkan emosinya. Namun, dia masih teringat rencana dan janji kepada mendiang sang Ayah. Prada harus kembali memikirkan ide agar Greta bersedia bekerjasama dengannya. Bagaimanapun cara akan Prada tempuh agar wanita itu bisa tunduk terhadapnya.
Greta sama sekali tidak menoleh ke belakang, wanita berkulit putih itu keluar dari ruang Jupiter dengan kesal dan tidak menyangka jika pasiennya mengarang bebas seperti tadi.
Untung saja, kegundahan hati Greta bisa lenyap seketika dengan datangnya pasien gawat darurat yang mengeluhkan sakit pada perutnya.
Mira dan Alin tampak sibuk membantu pemuda dengan senyum menawan itu. Greta yang ingin menyingkirkan kekesalannya, secara sengaja mendekati pasien pria itu.
"Aku akan membantu," ucap Great mulai mengecek kondisi pasien mulai dari mengukur suhu tubuh selanjutnya memeriksa perut pasien.
"Pasien mengeluh sakit perut, dok! dan pihak keluarga tidak mengatakan jika pasien memiliki alergi makanan." jelas Alin.
"Siapkan peralatan USG, kita cek isi perutnya." perintah Greta.
Mira segera berlari mengambil peralatan untuk melakukan USG. Ultrasonografi medis adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Berbeda dengan USG kehamilan, yang diperintahkan oleh Greta adalah USG perut. USG perut digunakan untuk memeriksa kondisi organ hati, ginjal, limpa, empedu, dan pankreas. Beberapa penyakit yang bisa terdeteksi melalui USG perut adalah pembesaran limpa, radang usus buntu, pankreatitis, kanker hati, batu ginjal, batu kandung kemih, dan hernia.
USG perut juga digunakan untuk melihat aliran darah di dalam perut, serta sebagai pemandu saat melakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi) pada organ dalam perut atau saat mengeluarkan nanah dari rongga perut.
Tak berselang lama, Mira tiba membawa peralatan USG dan mulai menyiapkannya bersama Alin. Sedang Greta hanya berdiri mengamati saja. Tangan Alin secara terampil kini mengolesi gel pelumas di bagian tubuh yang akan diperiksa untuk melancarkan pergerakan alat pemindai atau transducer. Pasien akan merasakan sensasi dingin ketika gel dioleskan.
Transducer akan mengirimkan gelombang suara ke organ tubuh yang sedang diperiksa. Gelombang suara ini akan terpantul kembali dan ditampilkan dalam bentuk gambar di monitor.
Pasien diminta Alin mengubah posisi, agar dokter dapat lebih mudah menjangkau organ tubuh yang akan diperiksa.
"Geser ke kiri!" pinta Greta kepada Alin yang sedang berkonsentrasi melihat isi perut pemuda itu.
"Radang usus buntu," cicit Alin secara yakin dengan apa yang telah dia lihat.
"Kau benar, sudah sekitar 5 cm." imbuh Greta.
Jika dibiarkan, penyakit usus buntu dapat menjadi serius dan menyebabkan usus buntu pecah. Kondisi tersebut dapat menimbukan nyeri hebat yang bisa berakibat fatal.
Greta lalu mengambil alih kemudi, dia ingin melihat sejauh mana tingkat keparahan penyakit yang pemuda itu derita. Dokter yang terkenal dengan sebutan tangan Tuhan itu mulai menekan perut yang menjadi pusat rasa nyeri.
"Mira, schedule-kan MRI untuk memastikan posisi serta ukuran apendiks!"
Seusai memeriksa pasien, Greta meminta agar Alin memberi obat pereda nyeri dan meminta perawat untuk selalu memantau suhu pasien. Selain Itu, Greta juga akan ke lobby IGD untuk mencari nomor telepon pihak keluarga
Greta ingin menyampaikan jika penyakit yang diderita oleh pasien harus segera ditangani agar tidak fatal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
anna
lanjut kakak
2022-12-17
1