Pagi harinya Rena berniat untuk pulang. Rena pun membangunkan Revan untuk minta izin pulang.
"Bang bangun bang...
Hari sudah siang ini. Sudah mau jam 10 juga". Rena membangunkan Revan sambil mengguncang - guncang tubuh Revan.
"Iya sayang bentar lagi, masih ngantuk ini" Revan bicara dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Ayo bangun dong bang...aku mau pulang ini. Tolong anterin aku. Aku mau pulang lebih awal" rengek Rena pada Revan.
Mendengar Rena merengek minta pulang Revan pun bangun dari tidurnya.
"Benar kamu mau pulang Ren?" tanya Revan memastikan.
"Iya bang, kemaren aku janji sama ibu dan ayah untuk pulang lebih awal" jelas Rena, padahal itu cuma alasannya aja. Sebenarnya Rena ga mau lama-lama dirumah Revan akibat kejadian semalam.
"Ya udah kalau gitu, Abang mandi dulu ya" Revan pun berlalu ke kamar mandi.
Tak lama kemudian Revan pun selesai mandi dan telah berpakaian rapi. Tak mau kalah dari Revan Rena pun telah siap dengan pakaian yang rapi untuk pulang kerumah orang tuanya.
Akhirnya Rena berangkat dengan diantarkan Revan.
Ditengah perjalanan Revan berubah pikiran.
"Dek boleh ga hari ini kamu naik angkot aja pulangnya. Abang ga bisa ngantar kamu Karena Abang lagi ada perlu".
"Loh kok gitu bang, biasanya juga aku diantar sampai rumah. kok sekarang enggak. Nanti apa kata orang tua ku". Rajuk Rena
"Ya bilang aja kalau Abang ga bisa nganter karena lagi ada urusan penting" bujuk Revan.
Walaupun sebenarnya Rena kecewa akhirnya iya memilih untuk setuju. Rena pun turun dari motor Revan setelah sebuah angkot diberhentikan Revan. Setelah Rena naik angkot Revan pun melajukan motornya.
Diperjalanan Rena merasa tidak tenang. Berbagai macam kejadian semalam berputar dipikirannya. Rena pun merasa kalau Revan ga mangantar nya pulang karena mau ketemuan dengan selingkuhannya.
Setengah jam berlalu Rena pun tiba dirumahnya. Sesampainya dirumah sang ayah pun bertanya
"Loh kok udah pulang Ren? Ibumu mana? Kok kamu cuma sendiri?" Tanya bapak penasaran
"Lah memangnya ibu kemana yah? Kok ayah nanya kayak gitu sama Rena? Kan Rena dari rumahnya bang Revan. Y a iya lah Rena ga sama ibu" ucap Rena heran.
"Iya ayah tau kamu dari rumahnya si Revan. Tadi ibumu menyusul mu ke sana sekalian mau ngomongin masalah pernikahan kalian. Emangnya kamu ga ketemu ibumu di sana?" tanya ayah sambil asyik kerja.
"Yah...kalau tau gitu mending tadi Rena tungguin ibu dulu. Kalau gitu biar Rena susul ibu aja yah. Takut nya ibu ga bisa balik sendiri." ucap Rena sambil mencium tangan ayahnya.
"Ya sudah kalau gitu, kamu hati - hati ya, bilang sama ibumu pulangnya jangan terlalu malam". kata Yanto.
"Iya pak, bapak tenang aja Rena sama ibu bakal baik - baik aja kok" ucap Rena sambil keluar rumah.
Rena pun mencari angkot lagi.
Sementara itu Bu Yasmin yang merupakan ibunya Rena telah sampai di kampungnya Revan. Baru juga turun angkot udah ada aja orang kampung Revan yang menyapa Bu Yasmin.
"Loh ini kan ibunya Rena ya?" tanya ibu itu.
" Iya Bu...saya mau kerumah Revan" ucap ibu.
"Oh...mau kerumah Revan toh...mau apa ibu ke sana?" tanya ibu itu yang mulai kepo.
" Ga ada Bu cuma silaturahmi aja... sekalian mau ngomongin masalah pernikahan Rena sama si Revan" ucap ibu lagi.
"Ibu yakin mau menikahkan anak ibu sama si Revan itu? ga kasihan sama anaknya Bu? Anak ibu baik banget orangnya, mana cantik pula, si Revan itu orangnya ga baik Bu, tadi aja aku lihat dia boncengin cewek lain. Maaf ya Bu bukannya aku mau ikut campur, tapi aku kasihan sama anaknya ibu", ucap ibu itu.
"Ya gimana lagi Bu orang mereka udah tunangan juga, ni bentar lagi mau nikah. Ya udah Bu saya pamit dulu. Takut keburu siang soalnya rumah saya jauh", pamit ibu Yasmin yang disetujui oleh ibu tersebut.
Sepanjang perjalanan Bu Yasmin terus kepikiran dengan apa yang dibilang ibu tadi.
......
Rena menyusul ibunya dengan menggunakan ojek. Mereka pun serentak tiba dirumah Revan.Melihat Rena yang balik lagi dengan membawa sang ibu, ibunya Revan pun terkejut dan kebingungan.
"Assalamualaikum" Rena dan ibunya mengucap salam.
"waalaikum salam" jawab Bu Suci ibunya Revan. " Ayo silahkan masuk Bu Yasmin, Rena" ajak Bu Suci.
"iya Bu makasih" ucap Rena dan ibunya
Mereka pun masuk kerumah Revan.
"Loh bukannya tadi Rena udah pulang? kok balik lagi ? Sama Bu Yasmin pula ada kabar apa ini? " Bu Suci langsung bertanya karena penasaran dengan kedatangan besan nya itu.
"Ga ada Bu Suci kita kesini buat silaturahmi aja" jawab Bu Yasmin.
Sementara itu para orang tua sedang asyik ngobrol, datang lah adik bungsunya Revan yang kebetulan masih duduk di bangku SD.
Dia mengajak ibunya ke dapur. Karena penasaran Rena pun mengikuti mereka.
Ternyata adik bungsu bang Revan yang bernama Cinta pun menceritakan kalau iya tadi melihat Revan membonceng cewek.
"Tadi cinta lihat Revan sama cewek lain Lo ma. Mana ceweknya jelek, hitam lagi. Pokoknya cantikan kak Reva deh" ucap Cinta
"Kurang ajar itu si Revan, sekarang dia kemana Cinta? bikin malu aja tuh anak. Udah mau nikah malah bikin ulah" umpat Bu Suci.
"Kok tega ya ma bang Revan khianati Rena" ucap Rena sambil terisak.
" Udah jangan dipikirin Rena, biar mama beri pelajaran tuh si Revan sama selingkuhannya", bujuk Bu Suci.
Bu Suci pun mengajak adik Revan yang laki - laki buat mencari si Revan dengan membawa cabe giling untuk memberi pelajaran sama si pelakor.
Melihat Bu Suci yang buru- buru Bu Yasmin merasa ada yang tidak beres dan pamitan untuk pulang. Bu Yasmin pun pulang dengan Revan. Mereka berjalan kaki sampai ke ujung jalan. Hari sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Saat lagi menunggu oplet lewat, Rena di hampiri Doni yang merupakan teman nya Revan.
" Loh Rena kok kamu disini? Revan mana?" tanya bang Doni sambil matanya melirik ke arah ibu.
Rena yang tau arah pembicaraan Doni pun mengajak Doni menjauh dari Bu Yasmin. Mereka pun berbicara berdua.
Doni menceritakan semua tingkah laku Revan di belakang Rena. Rena hampir gila mendengar semuanya. Tapi sekuat tenaga iya menahan air matanya agar tidak jatuh. Iya takut ibunya tau akan masalah yang lagi menimpanya.
Ternyata ikatan batin seorang ibu dan anak sangat lah kuat. Bu Yasmin bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Rena. Bu Yasmin pun mencari tau kebenaran itu sendiri.
Hari semakin larut. Oplet sudah tidak ada lagi. Rena dan ibunya menyewa ojek untuk pulang. Sepanjang perjalanan Rena mengorek informasi tentang si Revan dari tukang ojek tersebut.
Sesampainya dirumah Rena tidak bisa lagi membendung air matanya. Iya langsung masuk kamar dan menangis sejadi - jadinya.
Semalaman Rena tidak keluar kamar. Bapak dan ibu Rena sangat khawatir.
Malam pun berlalu, pukul enam pagi Rena terbangun dari tidurnya. Matanya bengkak karena semalaman iya menangis. Rena langsung mencari keberadaan orang tuanya. Rena pun mendiskusikan masalah yang lagi dihadapinya dengan ayah dan ibunya.
" Ayah, ibu kalau seandainya pertunangan ini dibatalkan ayah sama ibu kecewa ga? ayah sama ibu malu ga saya orang sekampung? tanya Rena dengan hati - hati sambil terisak.
"Kalau itu keputusan kamu, ayah sama ibu akan mendukung. Kami ga keberatan kok kalau kamu mau mutusin pertunangan ini. Semua keputusan ada di tangan mu" ucap ayah Rena dengan bijaknya sambil mengusap kepala anaknya.
" Kalau gitu kata ayah dan ibu Rena saat ini juga mau ke kota. Rena ga mau lanjutin pertunangan ini" ucap Rena sambil ter Isak.
" Baiklah kalau gitu kamu mandi dulu ayah akan menghubungi travel buat ngantar kamu ke kota", ucap sang ayah sambil membuka hp mencari nomor sopir travel.
Tak lama kemudian travel yang dipesan ayah Rena pun tiba. Rena tidak sempat berdandan dan akhirnya iya melanjutkan memasang make up di dalam mobil travel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments