BAB 17

Subuh hampir menjelang, Tania yang sudah terbiasa bangun pagi mulai mengerjapkan kedua netranya. Pandangannya tertuju pada sosok pria yang kini berada satu ranjang dengannya.

Tuan Kendra sepertinya tidak sadar jika posisi tidurnya saat ini berhadapan dengan Tania. Tanpa sadar Tania mendekatkan tubuhnya untuk mengikis jarak diantara mereka, meskipun tubuh mereka tidak sampai bersinggungan.

Gadis itu seolah terhipnotis oleh ketampanan majikannya. Muka Kendra terlihat begitu damai saat tidur. Ia jadi teringat waktu Kendra menggendongnya semalam. Detak jantungnya seperti sekarang, berdebar tak karuan ketika berdekatan dengan pria tersebut. Tania sampai memegangi dadanya untuk mengurangi debaran dihatinya.

" Tidak. Tidak boleh seperti ini. Tania, ingat! Dia milik Nona Zaskia." benaknya mengingatkan.

Tania semakin terkejut saat menyadari Kendra mulai mengeliat. Buru-buru ia menjauh dan memposisikan tidurnya seperti semula. Ia bisa merasakan pergerakan di ranjang yang menandakan bahwa pria itu mulai terbangun.

Sayup-sayup terdengar suara adzan subuh memanggil. Awalnya Tania masih ingin berpura-pura tidur, tetapi karena iapun wajib menjalankan ibadahnya, gadis itupun berpura-pura mengeliat dan bangun dari tidurnya.

" Tuan Kendra? Anda sudah bagun? Selamat pagi." Sapa Tania sembari menyunggingkan sedikit senyumnya.

" Pagi. " balas Kendra singkat dengan seulas senyum tipis diwajahnya. Pria itu bergegas bangun dan menuju ke kamar mandi.

" Apa Tuan Kendra juga rajin beribadah? Wah, paket komplit. Tampan, kaya, rajin beribadah lagi." Tania semakin mengaguminya.

Tak berselang lama Kendrapun keluar, ujung rambutnya yang terlihat basah serta masih terdapat buliran air di wajahnya menandakan pria itu baru saja mengambil wudhu. Ia memperhatikan Tania sejenak.

" Kau, tidak sholat? " tanyanya pada Tania.

" I, iya saya sholat. Tapi, saya lupa membawa mukena. " jawabnya jujur. Jangankan mukena, baju saja ia lupa membawanya. Ia hanya pasrah saat Zaskia mengatakan akan membawakan pakaiannya kemarin.

" Ya sudah. Aku akan menghubungi pihak hotel nanti. Barangkali ada mukena disini. Kau tunggu saja dulu. "

Setelah menghubungi pihak hotel, Kendrapun menunaikan ibadahnya.

Tania memperhatikan pria itu dari belakang, semakin lama ia semakin kagum pada pria tersebut.

Dulu diawal pertemuan mereka, Kendra terkesan cuek, dingin serta kasar dan pemarah. Namun, seiring berjalannya waktu, kini Tania bisa melihat sisi lain dari pria tersebut. Ternyata Kendra sosok pria yang hangat, lembut, perhatian dan rajin beribadah pula.

" Mungkin Tuan benar-benar sosok suami idaman. Jika aku jadi Nona Zaskia, aku pasti tak akan menyia-nyiakan pria seperti ini. " batinnya bergumam kembali.

Kendra telah menyelesaikan ibadahnya, tak berselang lama salah satu pelayan hotel membawakan mukena untuk Tania.

Gadis itu sengaja bersembunyi saat pelayan datang, ia malu dengan penampilannya yang memakai baju kebesaran milik Kendra.

" Sudah, dia sudah pergi. " Kendra terkekeh melihat Tania bersembunyi dibalik selimut. Gadis itu mulai memunculkan kepalanya saat sang pelayan benar-benar pergi dari sana.

" Huh..akhirnya. " ia hampir berlari, tapi Kendra langsung mengingatkannya.

" Jangan berlari lagi. Aku tidak bertanggung jawab jika kau sampai terjatuh kembali. "

" I,, iya Tuan. "

Tania berdiri, ia menjinjing celana Kendra yang dipakainya hingga ke mata kaki.

" Begini kan, Tuan? " ia berjalan perlahan hingga menghilang dibalik pintu kamar mandi.

" Anak itu benar-benar aneh. " gumam Kendra menggelengkan kepalanya. Ia tak menyangka kehadiran Tania cukup menghiburnya sekarang ini.

Kendra segera menghubungi Zaskia untuk mengirim pakaian Tania lewat supir pribadi mereka.

***

Pagi ini Kendra langsung berangkat ke kantornya dari hotel. Pria itu sudah rapi, begitu juga dengan Tania. Gadis itu duduk mematung di sudut sofa sambil menunggu perintah sang majikan.

" Kau kemarilah. " pinta Kendra setelah memastikan penampilannya.

" Iya, Tuan. "

" Aku telah memesankan taksi online untukmu. Dia akan mengantarkanmu ke rumah nanti. Oh ya, satu lagi. Jika Zaskia menanyakan kepadamu apa kita sudah melakukannya? Katakan saja padanya kita sudah melakukannya. " perintah Kendra.

Pria itu menjabarkan beberapa hal agar Zaskia yakin mereka telah melakukan hubungan suami istri. Sebenarnya ia tak berniat merusak pikiran Tania, tetapi apa boleh buat dari pada dirinya harus merusak gadis itu. Ia merasa belum siap.

Wajah Tania memerah mendengarkan penjelasan yang begitu vulgar dari Kendra. Ia menelan kasar salivanya sebab sang otak kini telah bertraveling kemana-mana.