Albert dengan wajah yang tak bisa diartikan, berjalan cepat menuju kamar Amanda.
Sean melihatnya, dia memberi kode ke Samantha yang sedang mengintip di dalam kamar Amanda.
Samantha menutup pintu, tapi membuka celah sedikit.
"Aunty, paman Theo. Action... " Samantha lalu lari bersembunyi.
Theo mulai mendekati Amanda, memeluknya.
Amanda masuk ke dalam pelukan Theo, ia mengintip dari celah lengan Theo ke arah pintu.
"Amanda, sabar. Tundukkan kepalamu di dadaku," Theo ingin tertawa dengan kelakuannya sekarang, benar-benar dirinya sudah terdoktrin semua kelakuan aneh keluarga Lazarus.
Albert ingin mengetuk pintu tapi melihat pintu terbuka ia melihat ke dalam dari celah pintu. Seketika rasa cemburunya menyeruak naik, jantungnya memompa darahnya cepat.
Albert membuka pintu, dengang cepat menghampiri Amanda menarik lengannya agar terlepas dari pelukan Theo.
"Albert! Apa-apaan kau!?" Teriak Theo.
"Maaf Tuan, bisakah saya bicara empat mata dengan Nona Amanda. Permisi... " Albert menarik paksa lengan Amanda dan membawanya keluar kamar Amanda menuju kamarnya sendiri.
Albert membawa masuk Amanda ke kamarnya, lalu menutup pintu.
Amanda menahan senyumnya, ia tak menyangka ada sisi lain dari seorang Albert yang pendiam. Ia memunggungi Albert.
"Nona Amanda... bisakah kita bicara? Berbaliklah."
Amanda tak bergeming, ia tetap dengan posisinya membelakangi Albert.
"Amanda! Berbaliklah dan bicara padaku! Apa kamu benar-benar akan menikah dengan Theo?"
Amanda akhirnya tersenyum, ia berbalik badan. "Kau pikir aku akan menikah dengan pria yang tidak aku cintai? Aku hanya ingin menghabiskan masa depanku denganmu. Apa kau bodoh, berapa kali aku bilang hatiku hanya untukmu."
Albert menarik lengan Amanda, memeluk tubuhnya lalu mengangkat dagunya dan mencium bibirnya.
Amanda mengaitkan kedua tangannya di leher Albert, membalas ciumannya.
Albert tak ingin melepaskan ciumannya begitu saja, tangannya mengelus punggung Amanda ia mengeratkan pelukannya.
"Aunty! Uncle! Stop!" Callista berteriak saat membuka pintunya seraya menutup matanya dengan kedua tangan mungilnya.
Albert spontan melepaskan pelukannya dari tubuh Amanda, berbalik ke arah pintu kamarnya. Seketika matanya terkejut, semua orang ada di hadapannya termasuk Theo.
Lazarus dan Angela maju. Lazarus menepuk bahu Albert. "Kau memang bodoh, kenapa tidak dari dulu. Haruskah kau membuatku ikut sandiwara ini. Cckckck... " ujar Lazarus tapi bibirnya menyunggingkan senyuman.
"Jagalah adikku, segera resmikan hubungan kalian. Cepat menikah akan lebih baik."
"Yeahhhh... cium... cium... cium... " sorak sorai anak-anak Lazarus sambil bertepuk tangan.
Mata Albert berkaca-kaca tak menyangka Tuannya ikut bersandiwara agar ia bisa bersama adiknya. "Tuan, terimakasih."
Albert lalu mencium Amanda di depan semuanya.
Akhirnya misi the great family sukses.
...****************...
JEPANG.
Kei memakai baju berlatihnya, sejak usianya 7 tahun ia sudah dilatih untuk menjadi anggota Yakuza oleh Vincent Pamannya.
"Paman, kau sudah berjanji akan memberikanku senjata jika aku berhasil dalam duel memperebutkan posisi nomor satu di duel klan Tosekai," ucap Kei pada Vincent.
"Haha... aku tak pernah berbohong padamu. Bahkan jika kau berhasil, aku akan mengenalkanmu pada ketua."
Kei tersenyum cerah, salah satu mimpinya sekarang adalah bisa bertemu dengan ketua Yakuza klan-nya.
Kei naik ke atas ring latihan dengan rambut pirang pendek model mohawk dan kaos hitam tak berlengan menempel di tubuhnya. Tubuhnya disamarkan seperti anak lelaki tapi wajahnya masih ada jejak feminimnya, sebuah tato phoenix di lengannya yang berotot kecil membuatnya terlihat sedikit macho.
Sejak kecil penampilan Kei adalah seorang lelaki tapi hanya dia sendiri, Vincent dan ketua Yakuza serta Daici yang tau kebenarannya jika dia adalah seorang perempuan.
Kaki luwes Kei mulai menendang sasak tinju bergantian kiri dan kanan, tangannya meninju dengan gerakan cepat menonjolkan lengan kecil berototnya.
"Daisuke! Naiklah lawan Kei!" Vincent berteriak memanggil salah satu teman Kei sesama anggota Yakuza tapi mereka adalah sahabat dekat.
Daisuke naik, dengan sigap berkuda-kuda bersiap melawan Kei
Kei hanya tersenyum tipis, "Hei baka! Kau yakin ingin melawanku, jika nanti babak belur jangan menangis seperti perempuan!" Cibir Kei bercanda mengejek Daisuke dengan memanggilnya bodoh.
Daisuke memperlihatkan senyum penuh keyakinan, "Heh, Bishonen! Jika aku menang, apa kau mau jadi kekasihku?" Ejek Daisuke menyebut Kei laki-laki berwajah cantik.
Emosi Kei sedikit terpancing, ia bergerak maju lebih dulu menyerang.
Tak berapa lama kaki Kei menjepit kepala Daisuke, Kei juga memiting tangannya.
Daisuke menepuk kaki Kei tanda menyerah, ia melepaskan jepitan dan pitingannya pada tubuh Daisuke.
"Brengsek kau Kei! Cara bertarungmu memang sudah tak diragukan lagi. Tapi emosimu masih mudah terpancing. Suatu hari kau akan dikalahkan oleh emosimu sendiri," Daisuke mengeluh.
Kei hanya tersenyum senang karena berhasil mengalahkan Daisuke. Ia membantunya berdiri, lalu menepuk punggungnya. "Dan kau akan belajar menutup mulutmu dan berhenti mengataiku. Kalau tidak suatu hari kau akan kehilangan nyawamu di tanganku atau kau akan jatuh cinta padaku... haha... " canda Kei lalu turun dari ring menghampiri Vincent.
"Paman, bagaimana menurutmu?"
"Skill bertarungmu memang luar biasa tapi cara pelafalanmu berbicara dalam bahasa jepang masih belum benar. Kau sudah 12 tahun tinggal denganku di Jepang tapi... ah sudahlah."
Kei menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dirinya sudah berusaha berbicara Jepang dengan benar tapi terkadang lidahnya keseleo dan tak bicara dengan fasih.
Daisuke mendekati mereka, "Tapi Tuan, bahasa inggrisnya sangat pintar. Mungkin karena dia lahir di luar negeri."
"Tidak apa Kei, jalan masih panjang. Kau masih berusia 18 tahun, masih banyak waktu bagimu untuk mempelajari semuanya," lanjut Daisuke yang berusia 3 tahun lebih tua dari Kei.
"Malam ini aku akan pergi ke club, kau ikut?" tanya Daisuke.
Kei tersenyum, "Tentu! Dan kita cari mangsa malam ini!"
"Setuju," jawab Daisuke.
"Pergilah, motormu sudah Paman tambah kecepatan dan juga fungsinya," Vincent merogoh kantong kemejanya, melemparkan kunci motor ninja milik Kei yang telah dimodifikasi ke udara.
Kei menangkap kunci motornya. "Arigato, Paman," ujar Kei sambil berlari pergi dengan sangat senang.
"Daisuke, jaga dia. Beberapa hari lagi duel yang ditunggu-tunggu akan dilangsungkan. Dia tak boleh terluka, dia harus menjadi yang terkuat agar bisa mengambil hati ketua."
"Ya, Tuan Vincent."
.
.
.
Malam harinya terlihat hingar bingar di sebuah Club malam di pusat kota Ebisu. Tarian striptis wanita dan pria di atas panggung menambah keramaian.
Bukan hanya wanita sexy yang menari striptis di atas panggung tapi laki-laki dengan tubuh menggiurkannya melenggok-lenggok memeluk tiang besi yang disediakan di atas panggung.
.
.
.
LIKE, KOMEN JANGAN LUPA ^___^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
HNF G
woowww.... evelyn cuci mata😍😍😍😍😄😄😄😄😄
2024-11-26
0
Erna Wati
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
2024-11-25
0
Wulan Yuliasafitri
cerita bagus TPI sayang masih sedikit yg baca ttp semangat otorr💪💪
2024-01-02
0