Li Mei membawa hasil tes dan pergi mengambil obat. Setelah keluar dari gedung rumah sakit, Li Mei masih tidak menyangka kalau dia memiliki anak di dalam perutnya. Li Mei terus memegangi perutnya dan perlahan mulai menerima keadaan.
“Halo kakak,” ucap Li Mei memenggil orang yang dia telpon.
“Li Mei ada apa?” jawab Fen Lian.
“Apa aku boleh main kerumah?” tanya Li Mei dengan nada sedih.
“Tentu saja boleh,” jawab Fen Lian.
“Baiklah aku akan kesana sekarang,” ucap Li Mei menutup telpon.
Li Mei melihat pedagang buah dipinggir jalan dan tergiur untuk membelinya. Li Mei membeli buah untuk Fen Lian juga.
“Tiiing Noooong,” suara bel berbunyi.
“Li Mei … ayo masuk,” seru Fen Lian.
“Kakak … kamu sedang apa?” tanya Li Mei.
“Baru saja menidurkan anakku,” jawab Fen Lian.
“Apakah memiliki anak sangat merepotkan?” tanya Li Mei.
“Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini?” tanya Fen Lian kaget.
“Terkadang memang sangat merepotkan … tetapi aku sangat menikmatinya … menjadi ibu,” jawab Fen Lian sambil tersenyum.
Mendengar apa yang dikatakan Fen Lian membuat Li Mei menjadi lebih optimis lagi.
“Oh iya … ini aku membawakan buah.” Li Mei memberikan buah kepada Fen Lian.
“Ini enak sekali sangat manis,” ucap Li Mei.
“Benarkah?” Fen Lian mencicipi buah tersebut dan memuntahkannya setelah mencobanya.
“Uuuuh … ini sangat masam … manis dari mana?” tanya Fen Lian mengkerutkan kening dan mulut.
“Ha? Menurutku ini sangat manis,” ucap Li Mei bingung.
Fen Lian melihat Li Mei dengan pandangan mencurigakan. “Li Mei apakah kamu!” Fen Lian melihat perut Li Mei dan menatapnya dengan tidak percaya.
“Cepat katakan … siapa ayah anak itu?” teriak Fen Lian.
Li Mei tertegun dan tersedak buah yang dimakannya. “Uhuk … uhuk … tenanglah kakak,” ucap Li Mei terbatuk.
“Bagaimana aku bisa tenang?” tanya Fen Lian dengan cemas.
“Apa dia mau bertanggung jawab? Apa dia adalah lelaki yang buruk? Katakan padaku!” tanya Fen Lian.
“Itu ….” Li Mei memikirkan apa yang aka dia jawab dan melirik Fen Lian.
“Aku tidak tahu-“
“Apa?!” teriak Fen Lian dengan kaget.
“Bagaimana?”
“Dengar kakak malam itu aku mabuk dan aku tidak tahu dengan siapa aku tidur,” Ucap Li Mei.
Li Mei tidak ingin memberitahu siapa ayah dari anak yang ada didalam perutnya ini, karena itu adalah Zhang Min. Tidak tahu apakah Zhang min di dunia ini sama atau tidak dengan Zhang Min di dunianya, Li Mei masih tidak bisa memaafkan pria kejam itu. Li Mei tidak ingin terlibat dengannya lagi.
Memikirkan untuk balas dendam Li Mei berpikir didunianya yang sekarang itu semua tidak ada gunanya, karena yang lemah akan tetap kalah dan juga aku tidak punya kekuatan apa-apa.
“Li Mei tenanglah kakak akan membantumu menjaganya bayi ini … kamu jangan memikirkan apa-apa karena itu tidak baik untuk wanita hamil sepertimu,” ucap Fen Lian.
Fen Lian awalnya sangat terkejut mendengar berita ini. Namun, melihat keadaan Li Mei dia harus membantunya ditambah tidak ada yang peduli dengannya kecuali dia dan suaminya.
Li Mei melihat Fen Lian yang memiliki wajah sedih sambil menatap perutnya. “Baik kakak … terimakasih banyak,” ucap Li Mei sambil memegang tangan Fen Lian.
“Jangan sungkan,” Jawab Fen Lian sambil tersenyum.
“Baiklah … aku akan memberiahumu bagaimana cara merawat tubuh saat hamil dan apa saja yang dimakan untuk kesehatan ibu dan juga anak,” ucap Fen Lian sambil berlari kekamar hendak mengambbil buku.
Li Mei mendengar celotehan Fen Lian dengan senang hati dan benar-benar memperhatikan apa saja yang dilarang saat hamil.
“Baiklah kakak … aku akan melakukan semua yang kamu ajarkan,” jawab Li mei.
Li Mei melihat jam ditangannya dan tidak terasa sudah waktunya untuk pergi kuliah. “Kakak hari ini aku ada kelas … aku harus pergi,” ucap Li Mei terburu-buru.
“Kenapa tidak libur saja? Bukankah kamu tidak enak badan?” tanya Fen Lian.
“Tidak … sekarang sudah tidak apa-apa … sampai jumpa kakak” ucap Li Mei sambil melambaikan tangan.
“Hei hati-hati jangan sampai kamu tersandung,” teriak Fen Lian.
“Iya aku tahu,” teriak Li Mei lagi.
Fen Lian melihat kearah Li Mei pergi dan menggelengkan kepalanya tida berdaya.
Beberapa menit kemudian Li Mei sampai di kampus, sambil melihat sekeliling Li Mei benar-benar kagum dengan kemajuan dunia ini. Sangat bagus berbeda dengan bangunan di akademiku dulu, aku sangat bersemangat sekarang.
Li Mei pergi kekelas dan melihat dosen belum datang, Li Mei duduk dibangku sesuai dengan ingatan pemilik aslinya. Li Mei mengambil buku kecil yang ada di tasnya, didalam ingatan pemiliki aslinya selalu membawa buku catatan kemana-mana dan terkadang menulis hal-hal penting yang dia lihat atau ide yang dia dapat.
Li Mei membolak-balik buku catatan pemilik aslinya. Bahkan tulisannya sama denganku hanya saja pemilik asli memiliki goresan yang halus dalam tulisannya. Saat membalik lembaran buku catatan Li Mei terkejut dan melihat ada riset yang ingin diteliti pemilik aslinya yaitu obat penyembuh kanker tanpa operasi.
Li Mei terkejut bahkan di dunianya kanker tidak bisa disembuhkan dengan pil apapun hanya bisa mengecilkan saja atau memperpanjang umur pasien, efek sampingnya pasien menjadi ketergantungan dengan obat itu.
“Wahhh ini benar-benar menakjubkan,” gumam Li Mei dengan mata terpana.
Kasihan sekali bahwa pemilik asli menjadi gila karena cinta sehingga penelitian tidak di teruskan oleh pemilik asli hingga dia tiada didunia ini. Li Mei menghela nafas dan bertekad untuk melanjutkan penelitian ini. Li Mei membaca catatan itu dengan serius sampai ada seseorang yang menutup bukunya sehingga membuat Li Mei kesal.
“Hei!” teriak Li Mei kesal.
Saat Li Mei mengangkat kepalanya Li Mei melihat saudari tirinya dan mantan tunangannya yang menjijikkan. Li Mei menarik nafas dan kembali membuka buku catatannya mengabaikan mereka berdua.
“Li Mei!” teriak Gong Fang.
Li Mei tidak melirik mereka sedikitpun dan itu membuat Gong Fang merasa kesal. Dulu Li Mei selalu peduli padanya dan selalu membuntutinya seperti anjing yang penurut, tapi sekarang kenapa berbeda? Apa karena dia masih kesal?
Li Mei menutup buku dan menatap mereka berdua. “Ada apa? Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan?” tanya Li Mei acuh tak acuh.
“Aku dengar kamu kemarin malam tidur dengan seorang pria setelah pesta,” tanya Gong Fang dengan senyum mengejek.
“Ha? apa yang kamu bicarakan?” tanya Li Mei dengan tenang.
“Jangan berbohong … aku melihat sendiri,” teriak Li Hua.
“Bukankah yang kamu lihat adalah sesuatu yang berbeda?” tanya Li Mei memiringkan kepalanya.
“Pffft …” ada suara tawa dari teman sekelas lain.
Li Hua melirik mereka dan mereka semua kembali diam menahan tawa.
“Ini berbeda,” Teriak Li hua dengan yakin. Li Hua sangat yakin kalau Li Mei pasti tidur dengan pria liar di luar sana, karen aobat yang dia berikan cukup kuat.
Saat Li Mei ingin menjawab pintu tiba-tiba terbuka dan terdengar suara teriakan pemberitahuan dari seorang teman sekelas. “Teman-teman kelas hari ini dibatalakan karena dosen sedang sakit,” teriak teman sekelas.
Mendengar ini Li Mei merasa tidak ada gunanya berada di kelas dan segera pergi. Namun Li Hua menahan Li Mei dengan memegang tasnya. “Keman kamu akan pergi?” tanya Li Hua.
“Lepaskan tasku,” ucap Li Mei dingin.
Li Hua sedikit tertegun dengan sikap dingin Li Mei. “Kamu harus mengaku dulu,” teriak Li Hua.
“Hah … apa? Kamu tidak ada kerjaan? Jika ingin menjebak orang setidaknya sediakanlah barang bukti,” ucap Li Mei berusaha menarik tasnya. Li Mei pikir bahwa Li Hua sangat bodoh sekali ingin mencari keributan tanpa alasan, ini sangat membosankan.
“Tentu saja aku akan melihat cctv nanti-“ saat menarik tas Li Mei, Li Hua tanpa sengaja menariknya terlalu keras dan membuat tas itu jatuh kebawah. Semua dokumen Li Mei berantakan dan jatuh dibawah kaki mereka.
Li Hua melihat barang yang tidak asing baginya dan mengambilnya. “Apa ini?” tanya Li Hua tidak percaya.
Gong Fang yang dari tadi diam mengambil barang tersebut dan dengan cepat mengambil amplop yang jatuuh ke tanah.
“Li Mei kamu-“
“Hahaha apa yang aku katakan … dengar semuanya ini adala hasil tes kehamilan Li Mei dan hasilnya positif,” teriak Li Hua dengan bahagia.
Li Mei yang baru saja mengambil barangnya melihat apa yang mereka pegang ditangannya. “Sial … berikan padaku,” teriak Li Mei dengan sinis ingin merebut barangnya dari tangan Gong Fang.
Gong Fang mengangkat tangannya dan masih merasa tidak percaya. Dia berencana untuk memanfaatkan cinta Li Mei padanya untuk menidurinya, meskipun dia pendiam tetapi Li Mei sangat cantik. Sial …
“Ternyata kamu benar-benar wanita jal*ng,” ucap Gong Fang dengan senyum nakal.
Li Mei berhenti sebentar menatap senyum Gong Fang yang menjijikkan dan menampar wajahnya dengan keras. Suara tamparan itu sangat renyah sehingga membuat ruangan menjadi sunyi.
“K-kamu berani-beraninya-“ ucap Gong Fang kesal.
“Li Mei kamu berani sekali,” Teriak Li Hua memegang pipi Gong Fang.
“Aku akan memberitahu ayah semua ini,” ucapnya.
“Hah .. beritahu saja,” ucap Li Mei dengan senyum mengejek dan pergi keluar sambil mengusap tangannya degan tisu lalu membuangnya ke tong sampah.
Akhit dari bab 4
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Tarni Dafa
apa gak salah yang nulis baru 1 hari langsung hamil ,
2024-01-30
2