4. Pengorbanan.

"Kamu tidak menghitung logistik dengan benar?" Tegur keras Bang Satria melihat hasil kerja Lintar.

"Siap salah Kapten"

"Bukan masalah siap salah Lintar..!!! Logistik harus kamu hitung dengan benar..!! Kenapa pekerjaan mu berantakan seperti ini???"

Lintar hampir tak sanggup menjawab teguran keras Kapten Satria. Kapten yang pernah membuat musuh menjadi gempar dan kocar-kacir di medan laga.

"Kembali ke barakmu dan istirahat..!! Percuma kamu kerja kalau hati dan pikiranmu tidak searah...!!" Perintah tegas Kapten Satria.

"Siap Kapten..!!"

~

Lintar keluar dari ruang kerja Bang Satria membawa tangis dan Bang Panca hanya bisa melihat janda anak satu itu dengan tatapan tak tega. Ia pun segera menemui Bang Satria di ruangan.

"Kenapa kamu selalu memarahi Lintar? Temperamen mu tinggi sekali Sat" Bang Panca balik menegur Bang Satria.

"Kalau pekerjaan Lintar beres, buat apa aku menegurnya.. apa aku gila memarahi anak buahku tanpa sebab???" Jawab Bang Satria.

"Anak buah mu itu pujaan hatiku Sat..!!"

"Jangan campur masalah pekerjaan dan hati. Kerja yg kerja Pan..!!"

"Bilang saja selama ini kau cemburu dan iri karena aku bisa mengambil hati Lintar" suara Bang Panca keras mengisi ruangan Bang Satria.

"Kalau kamu hanya mau meributkan hal tidak penting lebih baik keluarlah. Aku masih banyak pekerjaan..!!"

Mendengar sahabatnya mengusir secara halus, ia pun segera keluar membawa wajah masam.

Sejenak Bang Satria memejamkan matanya. Ia membuang nafasnya perlahan. "Hhhfftt.." matanya memerah, sebenarnya hatinya pun tak tega. "Abang minta maaf ya Lintar, tapi kita harus profesional dalam bekerja walau bagaimanapun rindunya kamu dengan anakmu" gumamnya.

...

Malam hari waktu Sudan.

Bang Satria berniat meminta maaf pada Lintar, ia memasak makanan khusus untuk Lintar. Makanan khas negara sendiri yang pastinya amat sangat jarang di jumpai di Sudan.

"Mar.. tolong iris semua bahan ya..!!" Bang Satria meminta bantuan Om Maryono ajudannya untuk melaksanakan misinya.

"Siap Dan..!!"

:

"Nggak usah di pikir omngan Satria. Dia memang kaku" bujuk Bang Panca.

"Siap.. tidak Dan. Saya memang salah"

"Kita di luar jam dinas. Tidak perlu formal..!!"

Lintar masih canggung dan takut berdekatan dengan banyak pria. Salah satu alasannya adalah, saat mendiang suaminya masih ada.. almarhum Bang Jenar adalah pria yang sangat pencemburu.

"Abang bawakan makan malam untuk kamu. Di makan ya..!!" Bang Panca meletakan bungkusan di atas meja tamu. Memang setiap tamu yang berkunjung hanya akan duduk di bagian luar barak dan kali ini Kapten Panca yang datang berkunjung ke barak Bintara wanita.

"Terima kasih banyak Bang, tidak perlu repot seperti ini. Lintar nggak apa-apa. Memang Lintar yang salah, tidak perlu di perpanjang..!!" Kata Lintar.

Tak ada yang menyadari saat itu Bang Satria datang membawa lalapan ayam goreng, masakannya sendiri. Ia hanya bisa mengusap dadanya yang terasa pahit getir.

'Aku sangat berhutang nyawa padamu Panca. Jika tanpamu.. adik ku mungkin sudah tiada. Di dunia ini aku hanya memiliki adik ku saja, adik perempuan ku satu-satunya. Jika kamu bahagia dengan Lintar, aku ikhlas.'

Bang Satria bertemu dengan Ami, rekan satu barak Lintar. "Eehh Ami, saya minta tolong berikan makanan ini untuk Lintar"

"Siap. Ijin Kapten, ada acara apa? tumben sekali"

"Lebih di dapur" jawab Bang Satria kemudian meninggalkan tempat secepatnya.

Ami melongok ke ruang teras dan ternyata ada Kapten Panca di sana. Dirinya baru memahami hal yang terjadi.

:

"Sepertinya Kapten Satria menaruh hati padamu Lin" kata Ami.

"Masa sih"

Lintar dan Ami melihat makanan di atas meja. Kapten Panca mengirim makanan khas Sudan.. sedangkan Kapten Satria mengirim lalapan ayam goreng makanan Indonesia.

"Kalau tidak ada rasa, tidak mungkin kedua Kapten memberimu perhatian seperti ini."

"Sudahlah jangan pikirkan hal itu, lebih baik kita makan saja." Lintar masih memperhatikan ayam goreng yang sangat menggiurkan itu "Hmm.. mana nih rekan yang lain..!! Kamu mau makan yang mana?"

"Aku mau makanan khas negara ini donk" jawab Ami.

Lintar mengambil sedikit sambal lalu menitikan di jari lalu mengincipnya. Senyumnya pun mengembang.

//

"Alhamdulillah Abang sehat. Abang sudah transfer untuk kamu bayar kuliah dek. Belajar yang rajin ya..!!" Pesan Bang Satria pada adik semata wayangnya Sherina

"Iya Bang, Sherin pasti belajar yang rajin."

"Sakitmu sudah nggak pernah kambuh lagi khan dek?" Tanya Bang Satria

"Alhamdulillah Sherin sehat. Abang cepat pulang ya..!!" Pinta Sherina.

"Sabar beberapa bulan lagi ndhuk. Abang disini kerja. Bukan liburan" jawab Bang Satria.

"Abang menikah saja, biar nanti Sherina punya teman"

"Kamu perempuan menikahlah dulu. Abang belum bisa carikan teman ngobrol buat kamu. Belum ada calon dek"

"Apa Abang takut Sherina jadi perawan tua?"

Bang Satria tersenyum kecut mendengarnya. "Abang hanya takut tidak bisa melihatmu menikah."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

rika

rika

bang satria aku bingung mau bilang apa yang pasti harus tetep semangat dan jangan pernah putus doa agar lintar jadi jodohmu

2023-02-28

2

Happyy

Happyy

😥😥😥💪🏼💪🏼💪🏼

2023-01-19

1

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

bang Sat 😍😍

2022-12-20

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!