Cinta Manis Sang Presdir
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Nandira gadis itu sedang mencuci piring didapur hotel bintang lima ini. Sudah lima bulan dia bekerja disini, sebagai housekeeping.
"Nan". Panggil salah satu temannya yang sudah senior.
"Iya Kak Ayu". Gadis itu melirik wanita yang berdiri disampingnya.
"Nan, bisakah kau antarkan es cream ini ke ruangan VVIP nomor satu?". Ucapnya menunjukkan nampan ditangannya yang berisi dua mangkuk es cream coklat.
"Memangnya ada Kak orang makan es cream malam-malam begini?". Gadis itu sedikit bingung. Dia yang berasal dari desa sering dikerjai oleh teman-temannya.
"Tentu saja. Sudah cepat jangan lemot". Paksa Reva salah satu pengawai senior juga disini.
"Tapi Kak_".
"Cepat Nan kau mau dimarahi Tuan David?". Ancamnya.
Gadis itu menggeleng dengan polosnya. David adalah pemilik hotel ini terkenal killer walaupun tampan. Kejam tak kenal belas kasihan kalau terjadi kesalahan.
Nandira menatap es cream ditangannya. Gadis itu sedikit ragu. Apalagi pesanan ini dari ruangan VVIP. Tentu orang yang ada didalam sana bukan orang sembarangan bukan?
"Kau tunggu apa lagi Nan? Cepat". Desak Ayu mulai kesal
"Iya Kak".
Gadis itu membawa nampan ditangannya dan siap mengantarkan pesanan tamu mereka.
"Yes berhasil Kak". Ayu dan Reva saling bertos ria.
"Kita lihat saja beberapa jam kemudian apa yang akan terjadi?". Keduanya tersenyum licik.
"Itu akibatnya berani mencari masalah dengan kita". Ujar Ayu.
"Tuan David tidak akan simpati lagi padanya. Hahaha aku jadi tidak sabar". Reva tertawa lebar.
Nandira gadis polos dari desa itu berjalan dengan pelan membawa es cream di tangannya.
Sejujurnya dia sedikit ragu dan hatinya mengatakan untuk jangan. Tapi dia tidak bisa menolak perintah Reva dan Ayu.
Gadis itu sudah berdiri didepan pintu kamar ruangan VVIP nomor satu. Kamar termewah dan termalah dihotel ini.
"Aduh, ketuk tidak ya? Kenapa aku ragu kalau ini pesanan nya?". Gumamnya
"Tapi tidak mungkin jika Kak Ayu dan Kak Reva berbohong". Dia menghela nafas panjang.
Dengan mengumpulkan sejuta keberanian nya. Nandira mengetuk pintu kamar itu.
Tok tok tok tok tok
"Permisi Tuan, ini pesanan anda". Ucap Nandira dari balik pintu.
Namun tak sahutan didalam sana. Gadis itu memberanikan diri membuka handle pintu dan benar saja, pintunya tidak dikunci.
"Permisi Tuan". Nandira masuk
"Apakah ada orang didalam saya diluar. Tapi bukan kelambu yaaa?". Celetuknya sambil terkekeh pelan.
"Wahhh kamar ini sangat mewah sekali. Aku baru pertama kali nya masuk kedalam kamar ini. Benar-benar hanya sultan yang bisa menyewa nya". Gadis itu berdecak kagum dia sampai lupa maksud nya masuk kedalam kamar ini. Maklum dari kampung.
"Kira-kira berapa ya bayar nya?". Gadis itu menggelengkan kepalanya
Seorang pria keluar dari kamar dengan handuk yang terlilit dipinggang nya. Dia berjalan sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil ditangannya.
Langkah pria itu terhenti ketika melihat seorang gadis tengah berceloteh seorang diri seperti orang gila.
"Siapa kau?".
Baritone suara itu langsung tertangkap ditelinga Nandira.
Gadis itu berbalik kebelakang. Matanya membulat sempurna saat melihat seorang pria tampan yang tengah berdiri dibelakang nya. Menatapnya tajam seolah hendak memangsanya.
Nandira buka terpaku melihat wajah tampannya tapi terpaku karena pria itu tidak memakai baju.
"Aaaaaaaaaaaaaaa". Teriak gadis itu.
Brakkkkkkkkkkk
Brughhhhhhhhh
Niatnya ingin bersembunyi karena malu eh malah menbrak pria itu dan sontak mereka berdua jatuh secara bersamaan diatas ranjang.
Sialnya Nandira berada di atas pria itu.
Deg
Deg
Deg
Deg
Jantung keduanya berpacu saling bersahutan didalam sana.
Brakkkkkkkkkkkkkkkk
Pintu terbuka lebar. Tampak beberapa anggota kepolisian dan beberapa satpam
"Apa yang kalian lakukan?".
Sontak keduanya tersadar dan menoleh kearah pintu masuk. Siapapun akan berprangska buruk pada keduanya.
"Ck, cepat turun". Pria itu setengah mendorong Nandira.
Secepatnya Nandira bangun dan dia menatap es cream yang sudah melumer diatas ranjang.
"Sial". Umpat pria itu.
"Apa kalian melakukan hal asusila dikamar ini?". Tuding salah satu polisi "Tuan Nathan, apa anda bisa jelaskan?". Cecar nya
Pria itu mengusar kepalanya kasar. Dia segera memakai baju. Tidak enak jika dilihat banyak orang.
Niat hati singgah dihotel karena ingin beristirahat sebentar dan kembali melanjutkan perjalanan bisnisnya tapi kenapa harus kena masalah seperti ini?
.
.
.
.
Nandira hanya terdiam membeku saat salah satu MUA merias wajahnya. Gadis itu seperti mati pikiran tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Bahkan dia sama sekali tak bergerak ditempat nya dan membiarkan saja apa yang akan dilakukan MUA itu pada wajahnya.
"Hiks hiks Ayah. Bunda. Maafkan Dira. Maafkan Dira. Dira sudah mengecewakan kalian". Gadis itu hanya bisa menangis dalam hatinya.
"Nona anda sangat cantik. Pasti Tuan bahagia memiliki istri seperti anda". Ucap sang MUA memuji kecantikan Nandira
"Hiks Kak, kau tahu tidak aku sebenarnya tidak mau menikah dengan pria itu. Kami tidak melakukan apapun kenapa malah disuruh menikah?".
"Sttt, jangan menangis Nona, nanti make up anda luntur". Cegah sang MUA. Dia mengambil tissue membersikan make up Nandira yang sedikit luntur akibat air matanya.
"Kenapa anda tidak ingin menikah dengan Tuan, Nona? Tuan adalah pria terkaya dikota ini. Pria tampan dan banyak wanita yang ingin menikah dengannya. Kenapa anda malah tidak mau?". Ucap sang MUA sambil memperbaiki make up Nandira.
"Aku tidak peduli dia siapa Kak. Bukan urusanku juga mau dia kaya". Nandira masih segugukan pelan.
Akibat kesalahpahaman itu mereka berdua dipaksa menikah. Nandira sempat menolak bahkan sambil menangis. Namun para polisi tak menerima protes Nandira.
Nandira bingung apa yang harus dia katakan pada kedua orangtuanya nanti. Tujuannya datang ke Jakarta adalah bekerja bukan untuk menikah.
Nandira menatap pantulan dirinya didepan cermin. Kebaya indah itu melekat dengan sempurna ditubuh ramping nya.
Dari bebek buruk rupa menjadi angsa yang cantik. Dia saja hampir tak mengenali wajahnya.
"Bagaimana bisa aku menikah tanpa Ayah dan Bunda. Bagaimana ini?". Batin Nandira gelisah.
"Kenapa pria itu tidak menolak saja. Aku tidak mengenalnya?". Isaknya pelan.
"Nona". Sang MUA mengusap bahu Nandira "Sebentar lagi anda akan dijemput bersiaplah Nona".
Nandira mengangguk. Sebenarnya wajahnya terasa lengket memakai make up itu, dia belum pernah memakai make up seperti ini.
"Mari Nona". Seorang pria tampan berjas rapih mengulurkan tangannya pada Nandira.
"Apakah harus pegang tangan Tuan?". Nandira selalu menjaga diri terhadap lawan jenis apalagi dia tinggal dikota.
Pria itu tersenyum mendengar pertanyaan polos dari calon Nona Muda-nya.
"Mari Nona, Tuan sudah menunggu anda". Ujarnya sambil tersenyum hangat.
Dengan terpaksa Nandira menyambut uluran tangan pria tak dikenal itu. Rasanya dia ingin menangis dengan hebat memikirkan nasibnya.
Bersambung...
Hai guys selamat datang dikarya baru author..
Jangan lupa dukungan kalian.
like
vote
komen
hadiah juga hehhe......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😘😘
2024-10-09
0
Ipti Rokhah
masih menyimak
2023-08-12
0
Amalia Khaer
ruangan VVIP lohh
2023-04-25
0