Aku Ibunya, dan Aku Berhak Atas Anakku!

Langkah Arumi terhenti sejenak di depan sebuah rumah sederhana. Pandangannya menyapu ke sekitar. Rumah tua yang satu tahun lalu ia tinggalkan itu kini tampak tak terawat dan dipenuhi sawang. Dedaunan kering berserakan di depan pintu. Hanya ada beberapa barang-barang tua yang belum sempat dibuang. 

"Apa ibu sakit lagi sampai tidak sempat membersihkan rumah?" gumam Arumi sedikit heran.  

Setahunya, sang ibu adalah seseorang yang selalu memelihara kebersihan. Meskipun rumah mereka kecil dan sederhana, ibu tidak pernah membiarkannya dalam keadaan kotor dan berdebu. 

Arumi mempercepat langkah menuju pintu. Beberapa kali ia mengetuk sembari memanggil sang ibu. Namun, tak ada jawaban dari dalam sana. 

"Hey, Arumi. Kau sudah pulang?" Sapaan itu berhasil mengalihkan perhatian Arumi. Ia membalikkan tubuhnya untuk melihat sosok di belakang. Ada Nenek Marina, tetangga lama mereka. 

"Nenek, apa kabar? Lama tidak bertemu." Arumi langsung memeluk wanita renta itu. Dulu Nenek Marina kerap membantu mereka saat dalam kesulitan. Terutama saat Arumi menjalani masa-masa sulit selama ibunya didera sakit yang cukup serius. 

"Kau dari mana saja selama ini? Kenapa tiba-tiba menghilang tanpa kabar?" Ia menatap Arumi dari ujung kaki ke ujung kepala. Arumi yang sekarang sangat jauh berbeda dari Arumi sebelum pergi dulu. Lebih cantik dan berpakaian bagus. 

"Aku ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, Nenek," jawabnya. "Oh ya, kenapa di dalam sepertinya tidak ada orang? Ke mana ibuku?" 

Dahi keriput Nenek marina berkerut dalam. Raut wajahnya menggambarkan ekspresi terkejut sekaligus bingung. 

"Ibumu? Apa kau belum tahu?" 

Seketika tubuh Arumi menegang. Senyum tipis yang tadi menghiasi bibirnya perlahan menghilang. Dari raut wajah dan juga ucapan ambigu Nenek Marina seolah menjelaskan bahwa sesuatu yang tidak beres telah terjadi. 

"Tidak tahu tentang apa, Nenek?" 

"Ibumu 'kan sudah meninggal hampir satu tahun lalu. Dia tidak bisa bertahan di rumah sakit." 

Untuk beberapa saat waktu seakan terhenti bagi Arumi. Ia mematung di tempat dan merasakan lemas mulai menjalar di sekujur tubuhnya. Kenyataan pahit yang ia dengar itu memaksa sepasang bola mata indahnya melelehkan cairan bening. 

Arumi mencoba untuk tidak menelan mentah-mentah ucapan yang baru didengarnya. Sepenuh hatinya berharap Nenek Marina hanya sedang bergurau. 

"Apa maksud nenek? Sebelum pulang ke sini Yuna bilang ibuku baik-baik saja!"

Sudut mata sayu Nenek Marina berkerut. Dengan tubuhnya yang renta, ia berusaha memegangi Arumi yang seperti akan ambruk. 

"Ibumu memang sudah meninggal, Arumi. Tapi kenapa Yuna berkata dia baik-baik saja? Padahal dia ada saat di pemakaman ibumu." 

Detik itu juga Arumi merasakan sesak mengepung dadanya. Belum kering luka hatinya atas perpisahan dengan Rafli dan Aika, Yuna—saudara kembarnya yang jahat itu kembali menggoreskan luka baru dengan menipunya. 

Selama satu tahun ini, Yuna menutup akses Arumi untuk berkomunikasi dengan ibunya. Sehingga Arumi tidak tahu persis bagaimana perkembangan kesehatan sang ibu. Yang ia tahu, sebelum berpisah dengan Yuna, ia berkata bahwa ibu mereka baik-baik saja. 

"Kenapa Yuna membohongiku selama ini? Dia bilang padaku ibu kami baik-baik saja," lirih Arumi. 

"Bersabarlah, Nak! Mungkin ini sudah jalan untuk ibumu. Ayo, kita berdoa saja untuknya." 

Arumi merasa seluruh kekuatannya tercabut dari tubuhnya akibat rasa sakit yang menghantam bertubi-tubi. Mendadak segalanya terasa berputar dalam pandangannya. Lalu gelap mulai menyelimuti, hingga tubuhnya harus ambruk. 

Arumi tak sadarkan diri lagi. 

...*...

...*...

...*...

Arumi belum dapat membendung luapan air mata di depan pusara sang ibu. Hampir satu jam ia menangis tanpa henti. Menyesali segala hal yang terjadi kepadanya selama satu tahun ini. 

Demi menyelamatkan nyawa ibunya-lah sehingga ia rela menjadi seorang ibu pengganti. Nyatanya, Yuna telah menipunya dengan begitu keji dan bodohnya Arumi percaya begitu saja. 

"Maafkan aku, Bu. Seharusnya aku menemani Ibu di saat-saat terakhir." 

Arumi masih larut dalam tangis saat Nenek Marina mengusap bahunya. Wanita renta itu masih setia menemani dan enggan meninggalkannya seorang diri. 

"Tenanglah, Arumi. Setidaknya ibumu tidak merasa sakit lagi. Dia sudah tenang sekarang." 

Berusaha meredam tangis, Arumi merasa ucapan Nenek Marina ada benarnya. Ibunya tidak perlu lagi tersiksa dengan rasa sakit yang selama ini menyiksanya. Arumi melihat sendiri betapa ibunya menderita di setiap harinya.

Dalam hitungan menit, Arumi telah mampu mengurai kesedihannya. Perlahan tangisnya mereda.

"Oh ya, aku menemukan surat ini di dalam lemari ibumu. Setelah pemakaman, aku membersihkan rumah kalian. Mungkin ini surat penting," ucap Nenek Marina.

Arumi lantas meraih sepucuk surat tersebut dan membukanya. Sepasang mata sembabnya kembali melelehkan cairan bening saat membaca kata demi kata yang tertulis di sana. 

Betapa tidak, surat itu berisi lamaran yang berasal dari keluarga Alvaro yang sebenarnya ditujukan untuk dirinya, bukan untuk Yuna. 

"Yuna sudah membohongi semua orang. Bukan dia yang dijodohkan dengan Rafli, tapi aku."

Arumi mengusap kedua sisi pipinya yang basah oleh air mata.

"Aku harus memberitahu Rafli tentang ini. Aku yang melahirkan Aika dan aku berhak atas anakku."

****

Terpopuler

Comments

EndRu

EndRu

berjuanglah Arumi

2024-03-23

3

Yashinta

Yashinta

ayo arumi serang yuna yg jahat

2024-02-23

1

Jong Nyuk Tjen

Jong Nyuk Tjen

Siap2 yuna terima karma yg telah kamu buat

2024-02-14

2

lihat semua
Episodes
1 Menghabiskan Satu Tahun Denganmu
2 Semuanya Terasa Asing Bagi Yuna
3 Maafkan aku sudah membohongimu satu tahun ini!
4 Menenangkan Aika Yang Rewel
5 Siapa Kau Sebenarnya?
6 Aku Ibunya, dan Aku Berhak Atas Anakku!
7 Mengapa Harus Lahir Dari Wanita Sepertimu!
8 Tipuan Arumi Selama Satu Tahun
9 Membuatnya Semakin Membenci Arumi
10 Suatu Hari Akan Kembali Untukmu
11 Bisakah Mengirim Mommy Yang Baik?
12 Belahan Jiwaku Yang Hilang
13 Datang Hanya Untukmu
14 Pertemuan Pertama Setelah 4 Tahun
15 Ketakutan Di Malam Hari
16 Sudah Terlalu Lama Kau Mengabaikanku!
17 Bekas Cubitan
18 Apa Yang Sudah Kau Lakukan Terhadap Anakku?!
19 Maafkan Daddy, Nak!
20 Karma Dibayar Lunas
21 Ternyata Dia Tidak Membuangnya!
22 Arumi Sudah Pulang!
23 Keadaan Sesungguhnya
24 Di Mana Kau Sembunyikan Arumi?!
25 Arumi Sudah Tiada!
26 Meskipun Terlahir Dari Wanita Yang Kau Benci!
27 Pergi Membawa Salah Paham Berkepanjangan
28 Kita Akan Pergi Ke Tempat Yang Baru
29 Lagi, Dia Berkorban!
30 Sang Pemilik Hati Yang Sebenarnya
31 SEKEDAR INFO
32 Doa Kecil Itu Terkabul
33 Dia Merasa Kepanasan di Tengah Udara Dingin
34 Posesif Layaknya Seorang Suami
35 Wanita Yang Kau Buang
36 Aku Tidak Pernah Mengasingkanmu
37 Urusan Kecil
38 Alergi Terhadap Bunga!
39 Bukan Pacar, Bukan Suami!
40 Kenapa Tidak Tinggal Bersama Saja?
41 Menikah Dengan Daddy!
42 Kau Sedang Cemburu Atau Curiga?
43 Terikat Sebuah Janji
44 Melakukan Apapun Untuk Arumi
45 Dia Seperti Sedang Tertekan
46 Perjanjian Itu Membuatnya Tertekan
47 Aika Menghilang?
48 Tak Menemukannya Di Mana-Mana
49 Membawamu Pulang Ke Rumah Daddy
50 Bukankah Anak Ini Adalah ....
51 Jangan Sampai Dia Dikenali
52 Anak Kecil Di Trotoar
53 Kedatangan Polisi
54 Membawa Pergi Arumi
55 Demam Tinggi
56 Membawa Aika Keluar Negeri?
57 Segera Menyelamatkan Aika
58 Tidak Ada Di Sini!
59 Menemukan Aika!
60 Akan Baik-Baik Saja!
61 Menyerahkanmu Kepada ....
62 Hanya Makan Roti
63 Kenapa Disembunyikan?
64 Memahami Bahwa Mereka Kembar
65 Ingat Aku, Suamiku!
66 Diabetes Mellitus
67 Menikah Denganku!
68 Menjaga Mommy Untukmu
69 Jodoh Pasti Bertemu
70 Final Episode ^_^
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Menghabiskan Satu Tahun Denganmu
2
Semuanya Terasa Asing Bagi Yuna
3
Maafkan aku sudah membohongimu satu tahun ini!
4
Menenangkan Aika Yang Rewel
5
Siapa Kau Sebenarnya?
6
Aku Ibunya, dan Aku Berhak Atas Anakku!
7
Mengapa Harus Lahir Dari Wanita Sepertimu!
8
Tipuan Arumi Selama Satu Tahun
9
Membuatnya Semakin Membenci Arumi
10
Suatu Hari Akan Kembali Untukmu
11
Bisakah Mengirim Mommy Yang Baik?
12
Belahan Jiwaku Yang Hilang
13
Datang Hanya Untukmu
14
Pertemuan Pertama Setelah 4 Tahun
15
Ketakutan Di Malam Hari
16
Sudah Terlalu Lama Kau Mengabaikanku!
17
Bekas Cubitan
18
Apa Yang Sudah Kau Lakukan Terhadap Anakku?!
19
Maafkan Daddy, Nak!
20
Karma Dibayar Lunas
21
Ternyata Dia Tidak Membuangnya!
22
Arumi Sudah Pulang!
23
Keadaan Sesungguhnya
24
Di Mana Kau Sembunyikan Arumi?!
25
Arumi Sudah Tiada!
26
Meskipun Terlahir Dari Wanita Yang Kau Benci!
27
Pergi Membawa Salah Paham Berkepanjangan
28
Kita Akan Pergi Ke Tempat Yang Baru
29
Lagi, Dia Berkorban!
30
Sang Pemilik Hati Yang Sebenarnya
31
SEKEDAR INFO
32
Doa Kecil Itu Terkabul
33
Dia Merasa Kepanasan di Tengah Udara Dingin
34
Posesif Layaknya Seorang Suami
35
Wanita Yang Kau Buang
36
Aku Tidak Pernah Mengasingkanmu
37
Urusan Kecil
38
Alergi Terhadap Bunga!
39
Bukan Pacar, Bukan Suami!
40
Kenapa Tidak Tinggal Bersama Saja?
41
Menikah Dengan Daddy!
42
Kau Sedang Cemburu Atau Curiga?
43
Terikat Sebuah Janji
44
Melakukan Apapun Untuk Arumi
45
Dia Seperti Sedang Tertekan
46
Perjanjian Itu Membuatnya Tertekan
47
Aika Menghilang?
48
Tak Menemukannya Di Mana-Mana
49
Membawamu Pulang Ke Rumah Daddy
50
Bukankah Anak Ini Adalah ....
51
Jangan Sampai Dia Dikenali
52
Anak Kecil Di Trotoar
53
Kedatangan Polisi
54
Membawa Pergi Arumi
55
Demam Tinggi
56
Membawa Aika Keluar Negeri?
57
Segera Menyelamatkan Aika
58
Tidak Ada Di Sini!
59
Menemukan Aika!
60
Akan Baik-Baik Saja!
61
Menyerahkanmu Kepada ....
62
Hanya Makan Roti
63
Kenapa Disembunyikan?
64
Memahami Bahwa Mereka Kembar
65
Ingat Aku, Suamiku!
66
Diabetes Mellitus
67
Menikah Denganku!
68
Menjaga Mommy Untukmu
69
Jodoh Pasti Bertemu
70
Final Episode ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!