Pria berusia 32 tahun itu sampai tak bisa berkata - kata selama beberapa menit, hanya terdiam melongo tak percaya apa yang di dengarnya. Dimas tersadar dari kekagetannya, ia dengan cepat menutup mulutnya yang terbuka lebar.
"Maaf, saya benar - benar kaget," ujar Dimas sembari mengambil kopi nya dan meneguknya, ia tiba - tiba merasa kehausan.
Nabila tersenyum maklum, jangankan pria di depannya ia sendiri luar biasa kaget.
"Jadi, bisakah kamu menerima tawaran saya? Hak paten naskah dan novel akan tetap menjadi milikmu. Tolong pertimbangkan, nona Nabila." bujuk Dimas tak ingin melepaskan sang penulis emas.
"Apakah saya harus berhenti bekerja dan fokus pada naskah saya, saat Anda nanti akan memulai memproduksi film - nya?" tanya Nabila, dia ragu karena Perusahaan sekarang dalam masa sibuk.
Dimas tersenyum mengerti, "Tentu saja kamu bisa menyelesaikan pekerjaan sekarang yang belum selesai, setelah itu saya baru akan mulai menjalankan semuanya. Tapi, saya akan meminta perjanjian secara tertulis jika kamu sudah bersedia memberikan proyek naskah dan novel untuk Perusahaan kami."
Nabila menggigit bibir bawahnya, ia berpikir mungkin kah ini saatnya melepaskan perasaannya yang tak terbalas dengan pergi dari Perusahaan Reyhan agar ia bisa menjauh dan melupakan perasaannya?
"Begini, saya butuh waktu untuk menerima tawaran Anda. Berikan saya waktu beberapa hari, bagaimana?" tawar Nabila, jujur dia tak ingin melepaskan kesempatan emas yang datang padanya.
"Setuju, uhm nona... Bisakah kita tidak begitu formal? Saya agak canggung memanggil kamu Nona. Panggil saya Dimas, boleh aku panggil kamu Nabila?"
Nabila tertawa renyah ia tak menyangka ternyata pria sopan di depannya itu merasakan hal yang sama dengannya merasa sangat canggung akan panggilan mereka.
"Tentu saja boleh, kamu ingin aku memanggilmu dengan sebutan apa?" tanya Nabila.
"Boleh apa saja, terserah kamu asal jangan Pak. Aku belum terlalu tua, sudah cukup di dalam Perusahaan orang - orang memangilku dengan panggilan Pak," kekeh Dimas.
"Baiklah, aku panggil Mas Dimas atau Bang Dimas?" ujar Nabila menawarkan.
"Lebih kedengaran enak saat kamu panggil Mas Dimas,"
"Oke, karena sekarang kita bukan kolega dalam pekerjaan. Aku masih bisa memanggil Mas Dimas, tapi nanti jika kita bekerja sama mungkin panggilan itu agak sedikit... Kamu tau lah."
"Oke, aku ngerti," Dimas setuju.
Nabila memeriksa jam di pergelangan tangannya, ia seketika berdiri, "Ouh, sebentar lagi jam makan siang selesai. Aku harus pamit, Mas Dim."
Dimas menahan tawa mendengar sebutan yang malah terasa akrab dari mulut wanita chubby di depannya itu. Ia ikut berdiri, sekali lagi mengulurkan tangan, "Kabari aku, mudah - mudahan hatimu tergerak untuk menerima tawaran dariku."
Nabila menerima jabat salam dari Dimas, "Oke."
"Aku antar kamu ke Perusahaan, bukankah arah kita sama?" tawar Dimas.
Nabila adalah wanita tanpa berpikir lebih jauh, tentu saja ia tidak menolak tawaran itu. "Baiklah, makasih."
Mereka berdua pun keluar dari kafe menuju mobil Lamborghini milik Dimas, tanpa melirik ke sekitar Nabila segera masuk saat Dimas membuka pintu depan mobil untuknya. Tak lama Dimas melajukan mobil pergi dari sana.
"Kau lihat itu kan, Ubay?" tanya Reyhan yang baru keluar dari Restoran tak jauh dari kafe tempat pertemuan Nabila dan Dimas.
"Saya tidak salah lihat bukan, Bos? Itu Nabila, dia bersama siapa? Pria itu sangat tampan." Ujar Ubay.
"Ck, lebih tampan aku. Matamu buta, Ubay! Cih! Ayo kembali ke Perusahaan," Reyhan merasa tak senang melihat Nabila sangat dekat dengan pria lain selain dirinya.
Ubay melirik wajah kecut Bos -nya, ia juga bukan lelaki bodoh meskipun dia tidak terlalu mempunyai banyak pengalaman dengan wanita atau tidak terlalu mengerti tentang hubungan percintaan tapi ia tau dengan pasti sang Bos sedang cemburu melihat Nabila bersama pria lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Erna Wati
klu cinta blng bos/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-12-09
0
Hilmiya Kasinji
sepertinya Reyhan ke delova hanya sekedar obsesi dech
2024-07-12
0
Alfiyati Al-Ikhlas
pak bos...sebenerx kamu suka siapa sih
2023-01-01
0