...🍁🍁🍁...
"Rai...apa maksudmu? Kenapa kau menatapku begitu Rai?" tanya Aileen begitu retoris, ia merasa aneh dengan tatapan Rai padanya dan ambigu dengan ucapan pria itu.
"Kau tidak akan pergi kemana-mana Al, kau akan tetap bersamaku dan ikut kemanapun aku pergi." ucap Raiden sambil memegang kedua bahu Alea, menyentuh kulit putih dan mulusnya. "4 tahun tidak bertemu, kau menjadi semakin cantik." pujinya seraya membuka cepolan rambut Alea hingga rambut coklat itu terurai panjang.
Mata Raiden mengamati keindahan wajah cantik Alea, kedua matanya yang berwarna abu, hidung mancung, bulu mata lentik, alis yang tidak terlalu tebal dan tidak tipis juga. Bibir yang merah berbentuk love, pipi agak chubby. Sungguh indah mahakarya tuhan yang bernama Aleana Fidelya Xavier ini. Wanita yang membuat Raiden terpesona sejak di sekolah TK sampai saat ini.
Alea menepis tangan Raiden, entah kenapa ia tak nyaman dengan tatapan dan sentuhan Raiden padanya. Tatapan penuh obsesi dan intimidasi baginya.
"Rai...Justin pasti mencariku, ini hari pernikahan kami. Cepat bawa aku pergi dari sini, Rai!" serka Alea terburu-buru.
Raiden terdiam, dengan atensinya yang tajam pada Alea. Gadis itu terlihat tegang saat melihat Raiden, lagi-lagi ia melihat sosok berbeda dari diri sahabatnya itu.
"Rai...kau kenapa? Kenapa kau diam?" Alea bingung.
"JANGAN SEBUT NAMA PRIA LAIN DIDEPANKU, ALEA!" bentak Raiden yang membuat Alea tercengang karenanya.
"Rai..."
"Jangan sebut nama pria lain, atau aku tidak bisa menahan diriku lagi untuk menyentuhmu!" seru Raiden dengan mencengkram kedua bahu Alea.
"Rai, sakit... lepaskan aku! Kau ini kenapa? Aku harus pergi dari sini, Justin dia---hmph---"
Kedua mata berwarna abu-abu itu melebar, manakala Raiden membungkam bibirnya. Tak hanya membungkam, Raiden juga mencoba menerobos masuk ke dalam mulutnya. Tangan Raiden memeluk Alea dengan erat hingga gadis itu kesulitan bergerak, apalagi tubuh Alea masih lemah karena obat bius.
"Rai---hmphh---"
Alea memukul-mukul dada bidang Raiden yang masih dibalut jas dan kemeja hitamnya. Namun tenaganya kalah kuat. Sementara itu Raiden semakin memaksa memasukkan lidahnya ke dalam mulut Alea.
Gadis itu semakin kesulitan bernafas, akhirnya ia mengigit bibir Raiden dan ciuman paksa itu pun terlepas. Menyisakan bibir Raiden yang berdarah karena ulah lawannya itu.
Nafas Alea memburu, naik turun tidak karuan karena ciuman paksa dari sahabatnya itu. "Kau keterlaluan Rai! Kau berubah! Kau bukan sahabatku lagi Rai." serka Alea marah, ia mengusap bibirnya yang basah karena lumattan lidah nakal Raiden.
Alea tidak menyangka bahwa pertemuan pertamanya setelah 4 tahun dengan Raiden, ternyata seperti ini. Alea benar-benar bingung dan tidak paham kenapa ia berada di kamar ini bersama Raiden berdua.
Melihat Alea marah, pria itu berwajah seperti tanpa dosa. "Aku memang bukan sahabatmu,Alea." kata Raiden retoris.
"RAIDEN! Cukup dengan semua sikap kurang ajarmu! Aku akan pergi dari sini, aku harus kembali dan melanjutkan pernikahanku!"
Ya Tuhan, aku rasa Raiden sudah gila.
Alea beranjak dari ranjang mewah itu, ia berjalan menuju ke arah pintu dengan gontai sebab kepalanya masih pusing. Baru saja akan menggapai pintu, sepasang tangan melingkar di perutnya dan mengangkat tubuh Alea.
"KYAAKK! Raiden apa yang kau lakukan??!" sentak Alea terkejut bukan main, ketika dirinya di lempar ke atas ranjang oleh Raiden.
Memang tidak sakit karena ranjangnya juga empuk, tapi Alea terkejut dengan sikap Raiden. Sungguh ia tak bisa memahami kenapa Raiden berubah.
"Aku akan benar-benar marah, jika kau bicara tentang pernikahanmu dan Justin lagi! TIDAK AKAN ADA PERNIKAHAN ANTARA KALIAN, YANG ADA PERNIKAHANMU DENGANKU!" teriak Raiden dengan sorot mata yang tajam.
Alea terkejut dan mulai takut dengan sikap Raiden yang sepertinya bukan candaan. Mulutnya bungkam tak berani bicara, ia pun menangis.
Raiden segera luluh, ia mendekati Alea dan gadis itu menghindar darimu. Dari dulu perasaan Alea itu lembut dan baik hati. Ia tak suka dibentak, sialnya Raiden melupakan hal itu.
"Al, maafkan aku...aku tidak bermaksud untuk membentakmu." ucap Raiden merasa bersalah, melihat air mata dari Alea membuatnya luluh. Sikap arogan yang tadi langsung berubah drastis.
Tak lama kemudian, seseorang membuka pintu kamar itu dengan tiba-tiba. Sontak saja Raiden dan Alea menoleh ke arah pintu. Terlihat Tommy yang sudah memakai pakaian lengkap dengan wajah pucatnya, tangan berdiri disana.
"Kau...kau kan yang menculikku?!" hardik Alea yang mengenali Tommy sebagai penculiknya.
"Bisakah kau ketuk pintu dulu, Tommy?" lirik Raiden dengan tajam pada Tommy.
"Ma-maafkan saya bos, tapi saya ingin melaporkan hal yang penting!" seru Tommy dengan kepala tertunduk. Lagi-lagi ia salah karena lupa mengetuk pintu dan langsung masuk ke sana.
Bos? Kenapa orang itu memanggil Raiden dengan sebutan Boss? Alea terdiam dengan kening berkerut, seolah sedang mencerna apa yang terjadi. Apa Raiden adalah orang yang merencanakan ini?
"Berita apa?"
"Detektif yang disewa oleh tuan Justin telah mencium pergerakan orang-orang kita, mungkin tak lama lagi kita akan ketahuan telah menculik nona." jelas Tommy pada bosnya.
"Kau! Jadi kau yang sudah merencanakan semua ini Raiden?!" serka Alea tak percaya.
Raiden tidak bicara pada Alea, ia hanya bicara pada Tommy. "Persiapkan keberangkatan kita ke Milan, dalam 2 jam kita harus meninggalkan negara ini." ujar Raiden seperti titah untuk Tommy.
Tommy hanya menganggukkan kepalanya, kalau pergi dari ruangan itu dan tak lupa ia menutup pintunya agar tidak mendapatkan kemarahan lagi dari bosnya.
Setelah Tommy pergi, Alea langsung memukul-mukul tubuh Raiden dengan emosi. Tapi serangan Alea seperti kapas ringan untuk pria bertubuh besar itu. "Kau! Kenapa kau melakukan ini Rai? Kenapa ku menculikku? Apa salahku padamu?!"
"Kau tidak punya salah apapun, kecuali keputusanmu untuk menikah dengan Justin. Itu salah besar, Alea." kata Raiden tegas.
"Kenapa? Aku akan menikah dengan orang yang kucintai dan kau bilang itu kesalahan? Apa alasanmu sebenarnya Rai? Kenapa kau menghancurkan pernikahanku?!" seloroh Alea dengan bulir air mata yang membasahi pipinya.
Kau tidak tau Alea, hatiku sakit sebab kau untuk pria lain. Hati Raiden teriris.
Raiden terdiam, melihat wajah cantik Alea telah dipenuhi air mata. Kemudian Alea menarik narik baju Raiden, ditatapnya pria itu dengan tatapan penuh amarah dan kecewa.
"JAWAB RAIDEN! APA ALASANMU? KENAPA KAU MELAKUKAN HAL GILA INI HAH?!"
"Karena aku mencintaimu Alea! AKU MENCINTAIMU." jawab Raiden pada akhirnya yang membuat Alea terdiam dan menundukkan kepalanya.
"Apa? Mencintaiku? Kita ini sahabat Rai, kau mana mungkin--"
"Kau tau kenapa aku kembali Alea? Karena aku mendengar kau akan menikah dengan seseorang! Dan kau tau betapa aku terkejut melihat kau akan menikah dengan Justin. Aku tidak bisa membiarkanmu menikah dengan pria lain ALEA! Kau milikku!" cetus Raiden seraya memeluk Alea dengan paksa.
"Rai! Tapi aku mencintai Justin--hmph--"
Raiden kembali meraup bibir merah Alea dengan intens, ia marah mendengar nama pria lain lolos dari bibir Alea. Sungguh, Raiden tidak rela.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Vita Zhao
Aku pun tak rela kau mencintai Alea, Rai😭😭
2022-12-14
2
Deviastryveads_
kalo ada lempar2 ke ranjangggg, kok aroma2nya beda yah kak🤭🤣🤣🤣🤣.
aatagaaaa asbun ku keknya kumat deh🤣🤣🤣
2022-12-13
1
Deviastryveads_
hemp hemp hemp🥱🥱🥱🥱🥱🥱🥱. kok aku jadi ngantuk ya gegara kata "hemp" 🤣🤣🤣
2022-12-13
0