“Selama ada mama, aku tidak gentar dengan tatapan tajam tapi tumpul mu itu papa.” ujar Saka dengan santai.
“and you know why? Karena aku adalah anak kesayangan mama.” Saka pun langsung duduk manis.
Dan diriku, hanya bisa diam karena tatapan papa si kembar sudah beralih pada ku.
Dengan tampang tak bersalah, aku pun hanya bisa angkat bahu dan duduk sambil memegang pinggang ku, khas nya jalan ibu-ibu yang sedang hamil besar.
“Sayang.. nanti kau ikut dengan ku ke rumah sakit ya, karena ini sudah saat nya kita memeriksa kandungan mu.” ucap Denis.
“Pagi ini juga?” tanya ku yang benar-benar lupa kalau hari ini adalah timing untuk cek rutin si kembar yang masih ada di dalam perut ku.
“Iya.. karena kalau siang aku ada operasi. Jadi kita harus ke dokter Fatma pagi.” Denis menjawab pertanyaan ku sambil menyuapi Azzura.
“Lalu anak-anak gimana?” tanya ku lagi. Karena planning ku hari ini anak-anak akan ku antar ke kantor kakak nya Denis yang bernama Zayden Hardata untuk bermain bersama Arka (Putra nya Zayden dan Raya) dan Bia (putri angkat nya Ansel dan Lea).
“Kita antar mereka kesana, lalu setelah itu kita baru berangkat ke rumah sakit. Aku rasa masih sempat.” Ujar Dennis.
“Tapi ini masih terlalu pagi sayang. Kantor Zee kan buka nya jam 8." Sanggah ku.
“Hmm.. kalau begitu kita antar ke rumah kak Ansel saja atau ke rumah kak Zee juga boleh.” usul Dennis.
“Ke rumah Bia saja..” Sorak Azzura, yang senang mendengar kalau mereka akan di antar ke rumah Bia.
“Baiklah, kalau begitu kita ke rumah Lea saja. Aku akan menelpon Lea, mengabari nya kalau si kembar akan kesana. Semoga dia tidak keberatan. Soalnya dia kan sedang hamil muda.” ucap ku lalu berdiri dan pergi ke telpon rumah untuk menghubungi Lea.
“Apa Lea bisa sayang?” teriak Dennis tepat sesaat setelah aku meletakkan ganggang telpon itu.
“Ya.. Lea bilang dia tidak masalah kalau si kembar ke sana. Lagian Arka rupa nya juga akan kesana. Jadi mereka main di rumah nya Lea saja. Begitu kata Lea tadi.” terang ku dan kembali ke meja makan.
“Ayoo cepat selesaikan makan kalian. Biar papa dan mama bisa segera mengantar kalian ke rumah Bia.” ujar ku pada anak-anak.
Dan benar saja setelah mendengar nama Bia, si kembar langsung ngebut makan nya, sampai-sampai aku malah jadi takut mereka keselek.
"Maksud mama cepat itu yang gak tergesa-gesa juga kali Saka, Azzura." Ucap ku mengerlingkan mata ku karena ulah dua bocah ini.
“Kau mandi saja dulu sayang, biar aku yang temani anak-anak makan.” Ucap Dennis.
“Baiklah kalau begitu. Kalau bisa mandiin anak-anak sekalian ya sayang.” Ujar ku sambil menahan tawa.
“Memang nya siapa selama ini yang memandikan anak-anak kalau bukan diri ku.” sungut nya dan kemudian tertawa.
"Sudah sana! Hati-hati saat masuk kamar mandi. Licin." ucap nya yang tak pernah lupa memperingatkan ku untuk selalu berhati-hati.
“Muach..” sebuah kecupan kecil ku layangkan untuk nya dan seperti biasa dia menangkap kecupan itu dengan tangan nya, lalu melepaskan kecupan tembus pandang itu ke pipi nya.
Aku benar-benar selalu tersanyum karena tingkah nya.
“Aku ke atas.” Pamit ku sekali lagi.
“Hmm…” Jawab nya singkat dengan seulas senyum yang mempertampan wajah nya
**bersambung
novel kak Upe ini tayang satu bab setiap harti nya dan setiap jam 10 pagi ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Kal
aku ikut hadir thor
2023-03-18
1
Dea Putri
Makin penasaran
2023-01-17
2
Iis Lilasari
setiap hari jam 10 pagi ya...ok,ok selalu d tunggu
2023-01-12
1