"Alea, apa kamu sudah selesai makannya?" tanya Alvan.
"Iya, kenapa mas?"
"Kalau sudah selesai, biar mas yang antar kamu." tawar Alvan.
Alea menatap Reyhan sejenak dan Reyhan pun mengangguk. Melihat Alea meminta persetujuan dari Reyhan, Alvan mengepalkan tangannya sembari menatap Reyhan tak suka. Jelas-jelas Alea adalah istrinya, mengapa harus minta persetujuan dari lelaki yang ada dihadapannya ini, coba.
"Ya udah, ayo mas." ajak Alea sembari mengambil tasnya di atas meja. "Rey aku duluan.. kamu yang bayar ya?" pamitnya.
"Tidak perlu, karena sudah aku bayar." sela Alvan.
Ya saat akan menyamperin Alea, Alvan membayar pesananya bersama kliennya terlebih dahulu, dan saat melirik ke meja Alea, Alvan pun sekalian membayarkan makanan Alea dan Reyhan.
"Mas yang bayar?" tanya Alea.
"Iya." jawab Alvan datar.
"Terimakasih, mas.." ucap Alea sembari tersenyum menatap suaminya.
Sedangankan Reyhan bukannya terimakasih, ia malah menatap Alvan sinis.
"Dasar lelaki sombong! kalau Lo bukan kakak dan suami dari sahabat gue, sudah gue tonjok wajah lo itu. Awas aja Lo kalau sampai nyakiti Alea!" ucap Reyhan dalam hati.
Alvan juga membalas tatapannya tak kalah sinis. "Alea, ayo kita pergi." ucap Alvan yang berjalan duluan menuju pintu Cafe.
"Dah Rey, gue duluan." pamit Alea lagi.
"Iya, hati-hati Ale.." balas Reyhan sembari tersenyum menatap Alea yang sudah jalan mengikuti Alvan.
Di dalam mobil, Alvan hanya diam saja dengan wajah datarnya. Alea sekali-kali melirik suaminya, bingung. Karena suaminya itu menunjukkan wajah datarnya kembali.
"Loh mas katanya mau ngantar aku ke toko? tapi kok berhenti disini?" tanya Alea heran karena Alvan bukannya mengantarnya ke toko milik Ghea, tapi malah menghentikan mobilnya ke sebuah gedung tinggi yang Alea yakin ini adalah kantor suaminya.
Alvan tidak menjawab, ia malah keluar dari mobil kemudian membukakan pintu mobil sebelah Alea.
Alea pun keluar dari dalam mobil, sembari menatap Alvan, bingung.
"Mas.." Alvan masih diam, tapi ia langsung menggenggam tangan Alea dengan erat tapi tidak sampai menyakiti Alea.
Deg
Jantung Alea berdetak kencang begitu juga Alvan. Tapi Alvan berusaha cuek saja di depan Alea. Kemudian Alvan membawa Alea masuk kedalam kantornya. Tanpa Alvan tahu jantung Alea serasa akan meledak. Ada rasa hangat di hatinya ketika Alvan menggenggam tangannya masuk kedalam gedung.
Di Lobby para karyawan yang baru saja masuk, sehabis selesai makan siang menatap heran mereka berdua. Mereka sudah tahu kalau Bos mereka sudah menikah, tapi mereka tahunya Alvan menikah dengan model terkenal bernama Tasya. Dan mereka tidak tahu kalau Atasannya itu tidak jadi menikahi Tasya karena mendadak kekasihnya itu kabur. Soalnya pada saat mereka menikah yang di undang hanya kolega bisnis Papanya dan temannya.Tapi apa yang dilihat mereka sekarang, Atasan mereka menggenggam tangan wanita cantik memakai berhijab dan bukannya model terkenal itu.
Sedangkan Alvan tidak perduli dengan tatapan para karyawan nya. Ia terus membawa Alea memasuki lift menuju ruangan nya.
"Mas.." panggil Alea lembut.
Alvan menghentikan langkahnya lalu menatap Alea sembari tersenyum tipis.
"Ayo masuk," Alvan membuka pintu ruangan nya. "Kamu duduk dulu di sofa ya? mas mau selesaikan pekerjaan dikit lagi." ucap Alvan yang masih belum menjawab pertanyaan dari Alea.
Setelah melihat Alea sudah duduk. Alvan berjalan menuju meja kerjanya.
"Mas, jawab dong pertanyaan ku? kenapa mas malah membawa aku ke kantor mas, entar Ghea nyariin aku mas.." ucap Alea yang sudah mulai kesal.
Alvan menatap Alea datar. "Kamu tidak usah kembali ke toko lagi. Mas sudah bilang ke Ghea, kalau kamu bersmaa mas." ucap Alvan tanpa menatap Alea karena ia sibuk dengan laptopnya.
"Mas? apa aku gak salah dengar, kalau mas Alvan menyebut dirinya mas..!" Gumam Alea dalam hati.
Gak tahu kenapa, Alea merasa begitu senang mendengar Alvan menyebut dirinya mas.
"Ya terus aku disini ngapain, mas?" tanya Alea lagi.
"Ya nunggu mas selesai bekerja lah. Apalagi?!"
"Apa?!"
"Udah jangan bawel, duduk diam saja di situ. Kamu nunggu lelaki di Cafe saja mau dan tidak protes. Terus menunggu suaminya bekerja langsung protes." ujar Alvan sembari melirik Alea yang terlihat sangat kesal. Alvan lalu tersenyum tipis melihat wajah Alea yang kesal padanya.
"Besok, kamu makan siang dengan mas, Alea.." Alea menatap Alvan sembari menautkan kedua alisnya.
"Apa? makan siang bersama? tapi tempat kerja kita berbeda loh, mas?" tanya Alea dengan lembut.
"Terus, kalau tempat kerja berbeda kenapa emangnya? mas bisa jemput kamu." jawab Alvan. "Terus tadi itu apa? kamu makan siang dengan lelaki yang gak mas kenal. Apa lelaki itu satu kerjaan dengan kamu, enggak kan?" Alea pun berhenti bertanya lagi karena ia tak mau berdebat dengan Alvan. Tetapi ia tak menyangka Alvan mau makan siang bersamanya. Ini pertama kalinya Alvan mau mengajaknya makan siang. Agak sedikit aneh dan bingung sih dengan sikap Alvan, tapi terlepas dari itu Alea sangat senang Alvan mau makan siang bersama nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Ai Siti Rahmayati
sama laki2 lain nggak boleh. tapi masih keukeuh nunggu sii Tasya.
2023-11-27
2
Rita Novrita
ada kemajuan nih si alvan
2023-11-09
1
Mas Sigit
mulai ada tanda" cintrong ni alvan ke alea
2023-10-31
1