"Arya! keruangan gue sekarang!" panggil Alvan melalui sambungan telpon.
Arya adalah asisten dan orang kepercayaannya. Arya sendiri sepupu dari Alvan. Arya juga tempat Alvan berbagi setiap masalahnya. Arya sangat menyayangi sepupunya itu. Walaupun terkadang Alvan sering berbicara ketus padanya, Arya tidak mempermasalahkan hal itu. Karena Alvan baginya adalah seorang adik dan sahabat.
"Ada apa Lo panggil gue." ucap Arya yang sudah berada di ruangan Alvan.
"Tolong Lo cari tahu tentang Aleandra." perintah Alvan pada Arya.
"Aleandra? Aleandra istri Lo maksud nya??" tanya Arya.
"Iya." jawabnya.
"Buat apa Al?" tanya Arya tidak mengerti.
"Lo kan tahu sendiri kalau gue nikah sama dia karena apa. Jadi gue belum tahu siapa itu Alea, karena yang gue tahu dia sahabat sari Ghea. Kalau papa gak paksa gue dan akan mencoret gue dari ahli waris, gue gak akan mau nikah sama dia." jelas Alvan.
"Ck, kau ini. Baiklah gue akan cari tahu tentang Alea, besok pagi berkasnya sudah ada di meja." ucap Arya.
"Oh iya, apa orang kita sudah menemukan keberadaan Tasya?" tanya Alvan. Karena ini terlalu lama menurutnya.
"Belum Al, sampai sekarang orang kita belum menemukan keberadaan Tasya." Jawab Arya. "Tapi Al, ngapain sih Lo mesti mencari Tasya lagi?! Lo kan udah nikah dengan Alea. Al, gue saranin ya.. mending Lo jalani aja pernikahan Lo dengan Alea. Dari pada Lo masih mengharapkan wanita yang sudah meninggalkan Lo dihari pernikahan kalian. Lo tahukan, keluarga Lo tidak ada yang setuju dengan Tasya. Apalagi gue, lebih tidak setuju. Tasya emang cantik, tapi kecantikannya tidak sesuai dengan kelakuannya di luar sana Al. Menurut gue Alea lebih baik dari Tasya, dia juga cantik. Jangan sampai lo menyesal nantinya, Al." ujar Arya memberi nasihat kepada Alvan, sepupunya.
"Diam Lo! ini bukan urusan Lo!" ucap Alvan ketus.
"Terserah lo. Yang jelas gue udah ngasih saran yang baik buat Lo. Kalau gitu gue keluar dulu, masih banyak pekerjaan yang harus gue selesaikan." Arya pun keluar dari ruangan Alvan.
"Gak, gue yakin Tasya tidak seburuk itu. Tasya yang aku kenal itu baik dan selalu menurut sama gue." monolog Alvan masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh semua keluarganya tentang Tasya.
Malam harinya, Alea sudah siap memasak makan malam untuk Alvan. Ya, walaupun Alvan selalu cuek dan datar padanya. Alea berusaha tetap menjadi istri yang baik. lagian ia juga sudah berjanji pada Ghe, untuk membuat kakaknya jatuh cinta padanya. Meskipun sulit Alea akan berusaha mendapatkan hatinya.
Saat menyiapkan makan malamnya di meja makan, Alea mendengar pintu apartemen terbuka. Kemudian Alea keluar dari ruangan makan. Dan ia melihat Alvan yang membuka pintu Apartemen.
"Kamu sudah pulang mas?" Alea mendekat ke Alvan, lalu mencium punggung tangan suaminya.
Membuat jantung Alvan lagi-lagi berdetak kencang, saat Alea mencium tangannya. "Mas aku udah menyiapkan makan malam untukmu." ucap Alea. "Mas mau makan atau mau mandi dulu?" tanya Alea.
"Cerewet banget sih jadi cewek." kesal Alvan.
"Aku mau mandi." jawab Alvan singkat.
"Ya uda, entar selesai mandi mas bisa langsung makan malam." ucap Alea sembari tersenyum.
"Tidak perlu, aku sudah makan."
"tapi mas, aku udah masakin kamu makan malam?" Alvan langsung menghentikan langkahnya menuju kamar lalu menatap Alea tajam.
"memangnya aku ada memintanya ? Gak kan?! Dengar! aku sudah pernah bilang kan ke kamu, jangan pernah menganggap pernikahan kita ini, seperti pernikahan pada umumnya. Kau kan tahu sendiri kita di paksa nikah karena keadaan. Aku harap kau selalu ingat itu!" tekan Alvan.
Alea menghela nafasnya panjang. "Aku tahu mas pernikahan kita karena paksaan, tapi tetap saja mas, kita menikah sah di mata hukum dan negara. Pernikahan juga bukan untuk main-main. Jadi terserah mas Alvan, mau atau tidak menganggap pernikahan ini. Tetapi aku akan tetap melakukan tugasku sebagai istri." ucap Alea yang membuat Alvan memandangnya sinis.
"Terserah kau saja." balas Alvan tak perduli. Kemudian Alvan melanjutkan langkahnya masuk kedalam kamar lalu menutup pintu dengan keras.
"Astaghfirullah.." ucap Alea sembari mengelus dadanya. "Sabar Alea, sabar." lirih Alea. Ia tidak mengerti apa dirinya melakukan kesalahan, sampai Alvan begitu tidak menyukainya.
Sedangkan Alvan di dalam kamar, bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa setiap Alea mencium tangannya Jantung nya berdetak kencang. Apa ia memiliki penyakit jantung? tapi tidak mungkin. Sebenarnya Alvan bukan sengaja ingin bersikap ketus pada Alea, ia hanya tidak mau memberikan harapan lebih pada Alea. Karena dirinya masih begitu sangat mencintai Tasya.Ya walaupun Tasya meningkatkan dirinya di hari pernikahan.
Dan Alvan juga bohong mengatakan kalau ia sudah makan malam. Ingin rasanya Alvan makan masakan Alea, tapi ia gengsi memakannya. Pasti rasanya masakan Alea sangat enak. Nasi goreng buatannya yang penampilannya bisa saja rasanya enak. Apalagi masakan Alea yang lainnya, pasti rasa lebih enak dari nasi goreng pagi tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
luiya tuzahra
ya begitulah derita seorg wanita klw sudah mnjdi istri mk suami adl surganya mau suaminya buruk atopun baik ttp si istri hrus melayani dan patuh trhdap suami selagi suami tdk menyuruh bermaksiat trhdp Allah.
sepintas mmang tidak adil bg seorg istri ktka mndapatkan suami yg buruk logika pengin nglawan tpi bertentangan dg syareat mk hanya perempuan yg berilmulah yg tdk mengedepankan ego.
2023-12-03
5
Tri Nindiyah
banyak kesalahan dlm menulis
2023-11-02
3
Sri Maftukah
inten nengarep moto,lok panggah ngarep"tembogo,arep keblinger kuwi
2023-10-30
2