Tujuh bulan pun kini telah berlalu dari semenjak kepergian Kirana dari kediaman Wijaya. Setiap hari keluarga besar Wijaya selalu merindukan Tuan Putri mereka yang hilang tanpa jejak.
Kirana saat ini telah berhasil mengembangkan Desa Jampang menjadi destinasi Pariwisata di daerah Sukabumi. Banyak Wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan alam di Desa tersebut, dan mereka menamai Air terjun tersebut Curug Putri.
Awalnya Kirana merasa tidak enak karena warga menamai Air terjun tersebut sesuai nama Kirana yang baru yaitu Putri, tapi semua warga sudah sepakat, bahkan usulan itu datang dari Kepala Desa, sebab beliau merasa bangga atas keberhasilan yang Kirana buat, karena berkat usaha Kirana, Desa tersebut maju pesat dan mulai bangkit dari garis kemiskinan.
Usia kandungan Kirana saat ini sudah menginjak sembilan bulan, dan taksiran kelahirannya pun tinggal dua minggu lagi. Meskipun banyak orang yang selalu mempertanyakan tentang keberadaan Suami Kirana, tapi Kirana tidak pernah memperdulikannya.
"Putri, sebaiknya sekarang kamu jangan terlalu cape sayang, usia kandungan kamu kan sudah dekat dengan taksiran persalinan, biar urusan penginapan Ratih dan Bilal saja yang urus," ujar Bu Arum.
"Putri juga kerjanya cuma duduk Bu untuk menyambut para wisatawan saja, jadi tidak terlalu cape juga. Apa kita harus menambah lagi Karyawan ya Bu? kasihan kan Teh Ratih dan Kang Bilal jika nanti Putri melahirkan."
"Kalau Ibu gimana kamu saja sayang, soalnya Ibu tidak mengerti urusan begituan, yang Ibu mengerti cuma memasak aja buat di Restoran yang berada di penginapan kita," ujar Bu Arum dengan tersenyum.
Ratih dan Bilal bekerja membantu Kirana mengurus penginapan yang selalu ramai dengan kedatangan wisatawan dari luar kota, sedangkan Bu Arum mengelola Restoran dengan dibantu oleh lima orang warga sekitar.
Kirana juga menampung hasil kerajinan tangan serta makanan untuk oleh-oleh khas dari Desa Jampang, dengan begitu perekonomian warga menjadi lebih baik, dan pemasukan untuk kemajuan Desa pun semakin banyak, jadi pemerintah setempat merasa bersyukur karena jalan yang dulunya rusak saat ini sudah dapat diperbaiki.
"Alhamdulillah Ya Allah, atas semua nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami, semoga kami semua senantiasa selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan serta keselamatan di Dunia dan Akhirat," sebait do'a Kirana yang selalu dia panjatkan. Dia juga tidak pernah lupa berdo'a untuk kedua orangtua serta keluarganya.
"Mom, Dad, Abang, Kakak, Kirana kangen banget sama kalian, bagaimana kabar kalian sekarang? Kirana harap kalian akan baik-baik saja meskipun tanpa Kirana, maafin semua kesalahan yang telah Kirana lakukan, semoga saja Kirana tidak melakukan kesalahan yang sama dimasa mendatang," gumam Kirana dengan meneteskan airmata penyesalan, karena kesalahan fatal yang telah dia perbuat, akhirnya Kirana harus berpisah dengan keluarganya.
Kirana kemudian mengelus lembut perutnya yang sudah semakin membesar. "Maafin Bunda ya Nak, karena nanti kamu harus terlahir tanpa seorang Ayah. Tapi Bunda berjanji kalau Bunda akan selalu menjaga kamu baik-baik, dan Bunda akan menjadi Ibu sekaligus Ayah untuk kamu," gumam Kirana.
......................
Saat ini di kediaman Danu Prakoso sedang di adakan acara lamaran Yolanda dengan Radit.
Radit sebenarnya belum bisa melupakan Kirana, tapi dia tidak mau jika sampai Yolanda berbuat nekad lagi, sehingga mau tidak mau Radit memutuskan untuk menikahi Yolanda yang terus saja mendesaknya.
Yolanda merasa bahagia karena pernikahannya dengan Radit akan diselenggarakan dua minggu lagi.
"Radit, sebaiknya mulai sekarang kamu bantu Papi untuk mengurus perusahaan, karena siapa lagi yang akan meneruskan perusahaan kalau bukan kamu. Tadinya Papi berharap Yolanda mau mengambil jurusan bisnis supaya bisa meneruskan Perusahaan, tapi ternyata dia lebih memilih menjadi Dokter," ujar Papi Danu Prakoso.
"Maafin Radit Pi, tapi untuk sekarang Radit belum bisa membantu Papi mengurus Perusahaan, karena Radit juga sekarang sudah menjadi Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Wijaya Grup."
"Jadi kamu lebih memilih menjadi Dokter di bawah naungan Wijaya? apa kamu tau kalau Wijaya adalah musuh bebuyutan Papi?" ujar Papi Danu Prakoso.
Danu Prakoso tidak tau jika Putrinya sendiri bekerja di Rumah Sakit milik keluarga Wijaya, karena Yolanda merahasiakan semuanya dari kedua orangtuanya.
"Pi, Yolanda harap Papi tidak menekan Radit supaya mau menuruti semua keinginan Papi. Papi tidak bisa terus memaksakan kehendak Papi kepada semua orang," ujar Yolanda.
Yolanda masih saja bersitegang dengan Ayahnya, sampai akhirnya Radit mengajak Yolanda untuk pergi mencari tempat nongkrong.
"Maafin Papi ya Dit, dari dulu Papi selalu memaksakan kehendaknya terhadapku sehingga aku selalu merasa terkekang, dan sekarang dia mencoba untuk memaksakan kehendaknya terhadap kamu, makanya aku selalu memberontak semua keinginan Papi, karena aku juga punya keinginan sendiri," ucap Yolanda.
"Gak apa-apa kok Da, aku mengerti sekali dengan posisi Papi kamu yang hanya mempunyai satu Anak. Mungkin Papi kamu takut jika perusahaan yang telah dia bangun selama ini tidak ada yang meneruskan nantinya," ujar Radit yang sudah semakin bijak dalam berbicara.
"Terimakasih ya sayang, karena kamu selalu pengertian, pemikiran kamu juga sekarang sudah lebih dewasa, aku merasa beruntung karena bisa mendapatkanmu." ujar Yolanda.
"Aku harus belajar menjadi lebih dewasa Da, apalagi sekarang aku akan menjadi imam kamu," ujar Radit yang memaksakan diri untuk tersenyum.
"Makasih juga ya karena kamu sudah membantu aku merahasiakan kepada Papi jika aku bekerja di Rumah Sakit milik keluarga Wijaya, kalau Papi tau, aku gak tau deh bakalan seperti apa jadinya," ujar Yolanda.
"Udah belum ucapan terimakasihnya? daritadi aku sampe bosen dengerin kamu ngucapin terimakasih terus," ujar Radit.
"Belum selesai, masih ada satu lagi ucapan terimakasih yang belum aku katakan. Terimakasih ya Radit karena kamu telah bersedia untuk menikahiku dan memilihku untuk menjadi Istri dan Ibu dari Anak-anakmu kelak," ujar Yolanda dengan memeluk erat tubuh Radit.
Sebenarnya aku sangat berharap jika kata-kata itu keluar dari mulut Kirana, tapi semua itu tidak akan pernah mungkin terjadi. Dimana kamu sekarang Kirana? apa mungkin suatu saat nanti kita akan bertemu kembali, batin Radit.
"Aku akan mencoba menjadi Suami dan Ayah yang baik untuk Anak-anak kita kelak Da," Semoga saja aku bisa melupakan bayang-bayang Kirana jika kita sudah menikah nanti, karena aku selalu merasa berdosa dengan perbuatan yang telah aku lakukan kepada Kirana, lanjut Radit dalam hati.
"Oh iya Dit, kamu kan sudah sering main ke kediaman Keluarga Wijaya, mereka orangnya baik gak?" tanya Yolanda yang merasa penasaran.
"Apa yang membuat kamu penasaran Da?"
"Aku penasaran aja, soalnya Papi aku selalu berkata jika keluarga Wijaya sangat kejam dalam berbisnis."
"Mungkin dalam bisnis keluarga Wijaya terkesan kejam, karena mereka harus bersikap profesional. Akan tetapi, pada kehidupan sehari-harinya mereka merupakan keluarga yang hangat, dan mereka juga sangat baik terhadap semua orang," ujar Radit dengan tersenyum, karena bagi Radit keluarga Wijaya adalah keluarganya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
@Kristin
tu kan udh mau lahiran dia gak sabar nunggu debay nya
2023-02-02
2
@Kristin
berati udh gede perut nya ya Thor...
2023-02-02
1
Viaryani Hamid
wah radit kurang asem udh mau nikah aja ya,,,,,,ga trima q thor
2023-01-31
2