Bab 14 ( Terbongkarnya KDRT yang dilakukan Asep )

Saat ini Kirana mencoba untuk memeriksa keadaan Anak Ratih yang tengah demam.

"Teh, sebaiknya jika Anak demam jangan dipakaikan baju yang tebal, dan usahakan berikan banyak minum serta posisi kepala harus lebih tinggi dari dada, jadi bantalnya di susun lebih tinggi saja. Untuk penanganan pertama kita bisa mengompres Anak dengan air hangat," ujar Kirana dengan membuka jaket pada tubuh Rahma serta menyusun bantal supaya lebih tinggi.

"Saya biasanya pakai air es untung mengompres Neng," ujar Ratih.

"Lain kali jangan pakai air es lagi ya teh, nanti Anaknya jadi kedinginan, kalau tidak ada air hangat, teteh bisa memakai air biasa saja," jelas Kirana.

"Terimakasih ya Neng Putri sudah berkenan untuk memeriksa kondisi Anak saya. Apa sekarang Rahma tidak perlu di bawa ke Dokter?" tanya Ratih.

"Sepertinya tidak perlu Teh, karena panasnya juga tidak terlalu tinggi. Jadi teh Ratih jangan panik ya, yang penting sekarang Teteh lakukan saja langkah-langkah yang sudah saya jelaskan tadi," jawab Kirana.

"Sekali lagi terimakasih banyak ya Neng, saya tidak tau apa jadinya jika gak ada Neng Putri."

"Iya sama-sama Teh, sudah menjadi kewajiban kita sebagai sesama manusia untuk saling membantu. Oh iya, apa Teh Ratih punya daun cabai rawit sama bawang merah? nanti kalau Teteh mau membuat ramuan tradisional, Teh Ratih bisa menumbuk bawang merah serta daun cabai rawit sebanyak tujuh lembar ya, jika sudah tercampur, Teteh kasih minyak kayu putih juga, nanti teteh bisa mengoleskannya ke seluruh tubuh Rahma," jelas Kirana.

"Kalau begitu kami permisi dulu ya Teh, semoga Rahma cepat sembuh, kalau ada apa-apa Teteh bisa meminta bantuan kepada kami," sambung Kirana dengan memeluk tubuh Ratih yang saat ini terlihat rapuh.

Ketika Kirana membuka pintu untuk keluar dari rumah Ratih, tiba-tiba Asep sudah berada di depan pintu juga

Prok..prok..prok..

"Akhirnya kamu datang sendiri ke rumahku cantik, apa kamu bersedia untuk menerima cintaku?" tanya Asep dengan tidak tahu malunya.

Kirana menanggapinya dengan tersenyum sinis mendengar perkataan Asep.

"Maaf Kang Asep, tidak sepantasnya Anda berkata seperti itu, Apa Anda tidak mengetahui jika saat ini Anak Kandung Anda sendiri sedang sakit?" tanya Kirana.

"Kamu tidak usah sok jual mahal Putri, aku tau kalau sebenarnya kamu belum menikah, dan jika benar kamu saat ini sedang hamil, aku bersedia menjadi Ayah dari bayi yang sedang kamu kandung," ujar Asep.

"Terimakasih, tapi saya tidak butuh pertanggungjawaban dari Anda !!" ujar Kirana dengan penuh penekanan.

Asep kemudian berteriak untuk mengumpulkan Penduduk supaya berkumpul di depan rumahnya. Dan setelah semuanya berkumpul, Asep pun angkat suara.

"Lihat semuanya, bukan aku yang selama ini sudah menggoda Putri, tapi dia sendiri yang datang ke rumahku, berarti selama ini dia yang sudah menggodaku," teriak Asep dengan tertawa.

"Apa aku bilang, benar kan perkataanku tadi kalau kamu adalah Pelakor !!" ujar Bu Murni.

"Benar Bu, selama ini Putri yang sudah berusaha menggoda Asep, dan mungkin Anak yang saat ini sedang dia kandung adalah Anak Asep."

Plak

Tamparan keras kini mendarat di pipi Asep.

"Jaga bicara Anda, saya bukan perempuan mura*han seperti yang kalian tuduhkan !!" Kirana mencoba untuk membela diri.

"Apa benar Putri jika kamu seorang Pelakor?" tanya salah satu Ibu yang berada di sana.

"Jaga bicara kalian, Putri ini adalah perempuan baik-baik, jadi kalian jangan menuduhnya macam-macam," ujar Bu Arum.

"Bu Arum sebaiknya usir saja Putri dari rumah Bu Arum, kalau dia sudah ber*zina nanti Desa kita bisa ikutan sial," teriak penduduk yang saat ini merasa murka terhadap Kirana.

Ratih yang mendengar keributan dari luar rumahnya sebenarnya ingin keluar untuk membela Kirana, tapi dia takut kalau Asep sampai menyiksanya lagi.

"Jaga mulut kalian semua kalau kalian tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya," ujar Bu Arum.

"Heh Bu Arum, kalau Putri datang ke sini bukan untuk menggoda Asep, lalu buat apa dia datang ke rumah Asep?" tanya Bu Murni.

"Bu Murni tau sendiri kan kalau kedatangan saya ke sini untuk mengobati Rahma Cucu Kandung Ibu? Apa itu ucapan terimakasih Ibu kepada saya?" tanya Kirana.

"Memangnya kamu Dokter yang bisa mengobati orang sakit? jangan-jangan kamu juga Dokter jadi-jadian lagi. Awas saja kalau Cucu saya sampai kenapa-napa, saya akan melaporkan kamu ke Polisi !!" Ancam Bu Murni.

"Sebelum Anda melaporkan saya kepada Polisi, saya yang akan terlebih dahulu melaporkan Anak Anda," ujar Kirana yang tidak mau kalah.

"Jadi bener kamu hamil Anak Asep sampai kamu mau melaporkannya ke Polisi? kamu sama Asep melakukannya suka sama suka kan? jadi kamu tidak bisa melaporkan Asep ke Polisi," ujar Bu Murni dengan tertawa terbahak-bahak.

"Silahkan saja Anda tertawa sampai puas karena tawa Anda akan berubah menjadi tangisan. Tunggu sebentar, saya akan membawa seseorang ke hadapan kalian semua," ujar Kirana dengan masuk kembali ke dalam rumah Asep.

Saat ini Kirana menghampiri Ratih yang terlihat menangis di sudut kamarnya.

"Teh Ratih tidak akan tega kan melihat saya di usir dari Desa ini atas kesalahan yang tidak saya perbuat?" ujar Kirana mencoba memeluk tubuh Ratih yang terlihat ketakutan.

"Tapi saya takut kalau Kang Asep nanti akan menyiksa saya lagi kalau saya membela Neng Putri."

"Saya berjanji Teh, apa pun yang terjadi saya akan melindungi Teteh dari Kang Asep. Sekarang saya mohon Teteh ikut saya keluar, supaya semua orang tau siapa Kang Asep sebenarnya."

Akhirnya dengan tubuh yang gemetar ketakutan, Ratih ikut Kirana untuk menemui semua orang yang saat ini masih berkumpul di depan rumah Asep.

"Ratih, ngapain kamu keluar? cepat masuk !!" teriak Asep.

"Kenapa Kang Asep menyuruh Teh Ratih masuk kembali ke dalam rumah? apa Kang Asep takut jika kejahatan yang selama ini Kang Asep lakukan kepada Teh Ratih terbongkar?" tanya Kirana.

"Aku tidak takut, aku tidak mungkin melakukan KDRT terhadap Ratih," ujar Asep dengan ketakutan.

"Apa tadi saya bilang Kang Asep sudah melakukan KDRT? saya rasa tadi saya tidak menuduh Kang Asep seperti itu, tapi kalian semua bisa lihat sendiri luka lebam yang saat ini ada di pipi Teh Ratih, bahkan di sekujur tubuhnya," ujar Kirana.

"Jadi selama ini kamu sudah melakukan KDRT terhadap Istri kamu sendiri Sep? kamu sudah keterlaluan, ayo kita bawa Asep ke Kantor Polisi," ujar Warga yang saat ini berada di sana.

"Jadi kalian lebih percaya sama perempuan ini dibandingkan dengan Anak saya? kalian harus ingat kalau perempuan ini hanyalah pendatang yang tidak jelas asal usulnya," teriak Bu Murni.

"Saya mau tanya sama Ibu, bagaimana kalau kejadian yang Teh Ratih alami menimpa Ibu atau Anak Ibu? apa Ibu masih akan berkata seperti itu? seharusnya Ibu mempunyai hati nurani, karena kita sama-sama perempuan," ujar Kirana sehingga Bu Murni diam tak berkutik.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Bagus Kirani bkin si murni teh kincep, enk aja main fitnah smbarangan..

2022-12-27

4

Sunshine

Sunshine

mimpi kali Ya

2022-12-17

1

Sunshine

Sunshine

aku jg suka gitu

2022-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Kesucian Yang Ternoda )
2 Bab 2 ( Tuan Putri keluarga Wijaya )
3 Bab 3 ( Kehamilan Kirana )
4 Bab 4 ( Kepergian Kirana dari rumah )
5 Bab 5 ( Cobaan Bertubi-tubi )
6 Bab 6 ( Bertemu Bu Arum )
7 Bab 7 ( Sepenggal kisah cinta Wijaya Kusuma dan Sekar Arum )
8 Bab 8 ( Pencarian Kirana )
9 Bab 9 ( Percobaan bunuh diri )
10 Bab 10 ( Radit Ngidam )
11 Bab 11 ( Cinta dan kasih sayang lebih kental daripada darah )
12 Bab 12 ( Masa kecil Kirana dan Radit )
13 Bab 13 ( Difitnah sebagai Pelakor )
14 Bab 14 ( Terbongkarnya KDRT yang dilakukan Asep )
15 Bab 15 ( Belum menemukan titik terang keberadaan Kirana )
16 Bab 16 ( Kirana Dewi penolong )
17 Bab 17 ( Rencana Kirana membuka tempat Pariwisata )
18 Bab 18 ( Rencana Pernikahan Radit dan Yolanda )
19 Bab 19 ( Melahirkan VS Malam Pertama )
20 Bab 20 ( Kesalahan pada Malam Pertama )
21 Bab 21 ( Raditya Junior )
22 Bab 22 ( Perubahan sikap Yolanda )
23 Bab 23 ( Jangan melihat buku dari sampulnya )
24 Bab 24 ( Kehamilan Yolanda )
25 Bab 25 ( Kejujuran Radit )
26 Bab 26 ( Pertemuan Kevin dan Kirana )
27 Bab 27 ( Putri Kirana )
28 Bab 28 ( Pertemuan Kenzo dan Yolanda )
29 Bab 29 ( Putri dari musuh bebuyutan )
30 Bab 30 ( Kedatangan Danu Prakoso )
31 Bab 31 ( Hubungan Tanpa Status )
32 Bab 32 ( Dukungan Radit kepada Kenzo dan Yolanda )
33 Bab 33 ( Aku tidak mau mati konyol )
34 Bab 34 ( Permintaan maaf Wati )
35 Bab 35 ( Aurora Wijaya Prakoso )
36 Bab 36 ( Akhirnya Aku menemukanmu )
37 Bab 37 ( Ikatan batin yang kuat )
38 Episode 38 ( Sampai ke ujung Dunia pun aku akan mengejarmu )
39 Bab 39 ( Kaisar Wijaya Prawira )
40 Bab 40 ( Menceritakan kebenaran )
41 Bab 41 ( Udik tapi Cantik )
42 Bab 42 ( Cemburu )
43 Bab 43 ( Terlalu posesif )
44 Bab 44 ( Kado terindah )
45 Bab 45 ( Kedatangan Mami Arzeta )
46 Bab 46 ( Meluruskan kesalahpahaman )
47 Bab 47 ( Pelukan hangat seorang Ibu )
48 Bab 48 ( Karena Kaisar Anak Radit )
49 Bab 49 ( Menolak mentah-mentah )
50 Bab 50 ( Putusnya tali persaudaraan )
51 Bab 51 ( Mulai Jinak )
52 Bab 52 ( Rencana menikah Siri )
53 Bab 53 ( Bertemu Calon Mertua )
54 Bab 54 ( Kesedihan Bu Arum )
55 Bab 55 ( Kepolosan yang hakiki )
56 Bab 56 ( Taubatnya Danu Prakoso )
57 Bab 57 ( Menyatukan Ratih dan Bilal )
58 Bab 58 ( Kecurigaan Kenzo )
59 Bab 59 ( Kembali Harmonis )
60 Bab 60 ( Ulang tahun paling istimewa )
61 Bab 61 ( Kaisar mempunyai Ayah )
62 Bab 62 ( Malam Pertama yang istimewa )
63 Bab 63 ( Kamu tetap yang terindah )
64 Bab 64 ( Tabrakan dengan Calon Mertua )
65 Bab 65 ( Rumput tetangga memang sedap dipandang )
66 Bab 66 ( Di atas langit, masih ada langit )
67 Bab 67 ( Ketegangan bertemu Calon Mertua )
68 Bab 68 ( Pengakuan Kenzo )
69 Bab 69 ( Pernikahan Dadakan )
70 Bab 70 ( Cerita masalalu )
71 Bab 71 ( Kedekatan Kenzo dengan Papi Danu )
72 Bab 72 ( Kembali menginjakan kaki di Tanah kelahiran )
73 Bab 73 ( Serangan Jantung )
74 Bab 74 ( Harus melakukan Cangkok jantung )
75 Bab 75 ( Target baru Dokter Ana )
76 Bab 76 ( Akhir dari kesombongan )
77 Bab 77 ( Rencana Daddy Wijaya )
78 Bab 78 ( Firasat Buruk )
79 Bab 79 ( Permintaan Daddy Wijaya )
80 Bab 80 ( Permintaan Kirana )
81 Bab 81 ( Rencana Resepsi )
82 Bab 82 ( Kembalinya Permata Keluarga Wijaya )
83 Bab 83 ( Bertemu kembali dengan cinta pertama )
84 Bab 84 ( Godaan Cinta pertama )
85 Bab 85 ( Cinta tidak harus saling memiliki )
86 Bab 86 ( Cinta pertama dan cinta terakhir )
87 Bab 87 ( Bidadari tak bersayap )
88 Bab 88 ( Daddy Wijaya VS Papi Danu )
89 Bab 89 ( Hamil lagi )
90 Bab 90 ( Pengorbanan Bu Arum )
91 Bab 91 ( Selamat jalan Bu Arum )
92 Bab 92 ( Jantung Hatiku )
93 Bab 93 ( Takdir Cinta Kirana dan Radit )
94 Promosi Novel baru ( Cinta Terlarang )
95 Bab 2 Cinta Terlarang ( Raihan dan Aisyah yang malang )
96 Selimut Tetangga
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1 ( Kesucian Yang Ternoda )
2
Bab 2 ( Tuan Putri keluarga Wijaya )
3
Bab 3 ( Kehamilan Kirana )
4
Bab 4 ( Kepergian Kirana dari rumah )
5
Bab 5 ( Cobaan Bertubi-tubi )
6
Bab 6 ( Bertemu Bu Arum )
7
Bab 7 ( Sepenggal kisah cinta Wijaya Kusuma dan Sekar Arum )
8
Bab 8 ( Pencarian Kirana )
9
Bab 9 ( Percobaan bunuh diri )
10
Bab 10 ( Radit Ngidam )
11
Bab 11 ( Cinta dan kasih sayang lebih kental daripada darah )
12
Bab 12 ( Masa kecil Kirana dan Radit )
13
Bab 13 ( Difitnah sebagai Pelakor )
14
Bab 14 ( Terbongkarnya KDRT yang dilakukan Asep )
15
Bab 15 ( Belum menemukan titik terang keberadaan Kirana )
16
Bab 16 ( Kirana Dewi penolong )
17
Bab 17 ( Rencana Kirana membuka tempat Pariwisata )
18
Bab 18 ( Rencana Pernikahan Radit dan Yolanda )
19
Bab 19 ( Melahirkan VS Malam Pertama )
20
Bab 20 ( Kesalahan pada Malam Pertama )
21
Bab 21 ( Raditya Junior )
22
Bab 22 ( Perubahan sikap Yolanda )
23
Bab 23 ( Jangan melihat buku dari sampulnya )
24
Bab 24 ( Kehamilan Yolanda )
25
Bab 25 ( Kejujuran Radit )
26
Bab 26 ( Pertemuan Kevin dan Kirana )
27
Bab 27 ( Putri Kirana )
28
Bab 28 ( Pertemuan Kenzo dan Yolanda )
29
Bab 29 ( Putri dari musuh bebuyutan )
30
Bab 30 ( Kedatangan Danu Prakoso )
31
Bab 31 ( Hubungan Tanpa Status )
32
Bab 32 ( Dukungan Radit kepada Kenzo dan Yolanda )
33
Bab 33 ( Aku tidak mau mati konyol )
34
Bab 34 ( Permintaan maaf Wati )
35
Bab 35 ( Aurora Wijaya Prakoso )
36
Bab 36 ( Akhirnya Aku menemukanmu )
37
Bab 37 ( Ikatan batin yang kuat )
38
Episode 38 ( Sampai ke ujung Dunia pun aku akan mengejarmu )
39
Bab 39 ( Kaisar Wijaya Prawira )
40
Bab 40 ( Menceritakan kebenaran )
41
Bab 41 ( Udik tapi Cantik )
42
Bab 42 ( Cemburu )
43
Bab 43 ( Terlalu posesif )
44
Bab 44 ( Kado terindah )
45
Bab 45 ( Kedatangan Mami Arzeta )
46
Bab 46 ( Meluruskan kesalahpahaman )
47
Bab 47 ( Pelukan hangat seorang Ibu )
48
Bab 48 ( Karena Kaisar Anak Radit )
49
Bab 49 ( Menolak mentah-mentah )
50
Bab 50 ( Putusnya tali persaudaraan )
51
Bab 51 ( Mulai Jinak )
52
Bab 52 ( Rencana menikah Siri )
53
Bab 53 ( Bertemu Calon Mertua )
54
Bab 54 ( Kesedihan Bu Arum )
55
Bab 55 ( Kepolosan yang hakiki )
56
Bab 56 ( Taubatnya Danu Prakoso )
57
Bab 57 ( Menyatukan Ratih dan Bilal )
58
Bab 58 ( Kecurigaan Kenzo )
59
Bab 59 ( Kembali Harmonis )
60
Bab 60 ( Ulang tahun paling istimewa )
61
Bab 61 ( Kaisar mempunyai Ayah )
62
Bab 62 ( Malam Pertama yang istimewa )
63
Bab 63 ( Kamu tetap yang terindah )
64
Bab 64 ( Tabrakan dengan Calon Mertua )
65
Bab 65 ( Rumput tetangga memang sedap dipandang )
66
Bab 66 ( Di atas langit, masih ada langit )
67
Bab 67 ( Ketegangan bertemu Calon Mertua )
68
Bab 68 ( Pengakuan Kenzo )
69
Bab 69 ( Pernikahan Dadakan )
70
Bab 70 ( Cerita masalalu )
71
Bab 71 ( Kedekatan Kenzo dengan Papi Danu )
72
Bab 72 ( Kembali menginjakan kaki di Tanah kelahiran )
73
Bab 73 ( Serangan Jantung )
74
Bab 74 ( Harus melakukan Cangkok jantung )
75
Bab 75 ( Target baru Dokter Ana )
76
Bab 76 ( Akhir dari kesombongan )
77
Bab 77 ( Rencana Daddy Wijaya )
78
Bab 78 ( Firasat Buruk )
79
Bab 79 ( Permintaan Daddy Wijaya )
80
Bab 80 ( Permintaan Kirana )
81
Bab 81 ( Rencana Resepsi )
82
Bab 82 ( Kembalinya Permata Keluarga Wijaya )
83
Bab 83 ( Bertemu kembali dengan cinta pertama )
84
Bab 84 ( Godaan Cinta pertama )
85
Bab 85 ( Cinta tidak harus saling memiliki )
86
Bab 86 ( Cinta pertama dan cinta terakhir )
87
Bab 87 ( Bidadari tak bersayap )
88
Bab 88 ( Daddy Wijaya VS Papi Danu )
89
Bab 89 ( Hamil lagi )
90
Bab 90 ( Pengorbanan Bu Arum )
91
Bab 91 ( Selamat jalan Bu Arum )
92
Bab 92 ( Jantung Hatiku )
93
Bab 93 ( Takdir Cinta Kirana dan Radit )
94
Promosi Novel baru ( Cinta Terlarang )
95
Bab 2 Cinta Terlarang ( Raihan dan Aisyah yang malang )
96
Selimut Tetangga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!