Kirana dan Bu Arum akhirnya sampai di Sukabumi setelah menempuh empat jam perjalanan. Rumah Bu Arum yang berada di kaki gunung serta dikelilingi oleh perkebunan teh terasa begitu sejuk dan memanjakan mata.
"Maaf ya Nak, keadaan rumah Ibu seperti ini, jadi untuk menyambung hidup, Ibu berdagang kecil-kecilan," ujar Bu Arum.
"Ibu tidak boleh berkata seperti itu, justru Kirana sangat merasa beruntung karena Ibu sudah berkenan menerima Kirana untuk tinggal di sini. Sepertinya Kirana bakalan betah Bu, lingkungan di sini masih begitu Asri dan udaranya juga sangat sejuk," ujar Kirana dengan tersenyum.
"Katanya mau rubah panggilan jadi Putri," ujar Bu Arum.
"Eh iya, kok aku bisa lupa ya," ujar Kirana yang kemudian tertawa lepas bersama Bu Arum.
Terimakasih Ya Allah, karena Engkau telah mengirimkan Kirana dalam kehidupanku, batin Bu Arum.
......................
Radit akhirnya sampai di rumah Yolanda, dia begitu syok melihat Yolanda yang saat ini sudah berada di atas pagar rumahnya di lantai tiga. Radit pun bergegas menghampiri Yolanda sebelum di berbuat nekad.
"Yolanda, hentikan semua ini !!" teriak Radit.
"Stop Radit, jangan mendekat, kalau kamu masih mendekat, aku akan lompat dari sini !!" ancam Yolanda.
"Semuanya bisa dibicarakan baik-baik Da, ayo turun Yolanda."
"Percuma aku hidup kalau tidak ada satu pun orang yang menyayangiku, bahkan kedua orangtuaku saja tidak pernah mempunyai waktu untukku, apalagi saat ini mereka akan bercerai, jadi lebih baik aku mati saja !!" teriak Yolanda.
"Kalau kamu mati, kamu sendiri yang akan rugi Yolanda. Kamu tau kalau kematian bukanlah akhir dari kehidupan, tapi kematian adalah awal dari kehidupan kamu kelak di akhirat, jika kamu mati dengan cara bunuh diri, maka kamu tidak akan pernah diterima di Surga dan akan terus berada di Neraka, apa kamu mau setelah kamu mati akan semakin menderita?" ujar Radit.
Yolanda nampak mencerna ucapan Radit, dan akhirnya dia kembali angkat bicara.
"Aku mau turun, tapi dengan satu syarat."
"Apa syaratnya? kalau memang bisa, aku pasti akan mengabulkannya," jawab Radit.
"Aku mau kamu menjadi pacarku," ucap Yolanda.
Radit sebenarnya berat untuk menerima cinta Yolanda, karena jauh dalam lubuk hatinya dia sudah jatuh cinta terhadap Kirana, sehingga saat ini Radit berada dalam dilema.
"Kalau kamu tidak mau menerima cintaku, maka aku akan lompat sekarang juga !!" lagi-lagi Yolanda mengancam Radit.
"Baiklah kalau itu bisa menghentikan percobaan bunuh diri yang kamu lakukan, aku akan menerima cintamu," jawab Radit dengan terpaksa.
Akhirnya Yolanda turun dari atas pagar, dan langsung berhambur memeluk tubuh Radit, tapi Radit terlihat diam mematung tanpa membalas pelukan Yolanda.
"Terimakasih ya sayang, aku bahagia karena akhirnya kamu menerima cintaku juga," ucap Yolanda.
Akhirnya tidak sia-sia aku mengancam akan bunuh diri, karena kamu sekarang menjadi milikku Radit, batin Yolanda dengan senyum penuh kemenangan.
Yolanda dan Radit saat ini turun ke lantai bawah, dan di sana terlihat kedua orangtua Yolanda tengah bertengkar.
"Aku mau kita bercerai Pa !!" teriak Mama Yolanda.
"Kalau alasan kamu meminta cerai hanya untuk bisa bersatu dengan selingkuhanmu, aku tidak akan pernah mengabulkan permintaan kamu Arzeta !!" jawab Papanya Yolanda yang bernama Danu Prakoso.
Danu Prakoso merupakan saingan bisnis Wijaya Kusuma, dan mereka berdua sama-sama hebat dalam menjalankan bisnis, tapi bedanya Wijaya Kusuma mempunyai keluarga yang harmonis serta tidak pernah bermain perempuan, lain hal nya dengan Danu Prakoso yang sering kali berganti pasangan untuk kencan.
"Memangnya kamu pikir aku bodoh Danu? selama ini kamu juga sering main perempuan di belakangku, apa aku salah jika aku melakukan hal yang sama?" teriak Arzeta.
Plak
Satu tamparan kini mendarat di pipi Arzeta, Yolanda yang melihat pertengkaran Mama dan Papanya langsung saja berteriak.
"Hentikan semua ini !! Apa kalian tau jika di sini aku yang telah menjadi korban keegoisan kalian? Apa kalian pikir aku tidak punya hati? Apa aku harus mati dulu baru kalian akan menyayangiku?" teriak Yolanda dengan menangis.
Radit yang melihat Yolanda menangis pun merasa iba, dan membawa Yolanda ke dalam pelukannya.
Jadi selama ini dibalik keceriaan yang selalu kamu perlihatkan, kamu ternyata menderita Yolanda. Maafkan aku yang tidak pernah melihat luka yang kamu rasakan, mungkin ini saatnya aku membuka hati untukmu. Maafkan aku Kirana, karena aku harus berhenti berjuang untuk mencari keberadaanmu, semoga saja kamu selalu diberikan kebahagiaan, dan selamanya namamu akan terukir di dalam hatiku KIRANA, batin Radit.
"Maafkan Mama, Yolanda. Selama ini Mama kurang memperhatikan kamu, tapi Mama sangat menyayangi kamu Nak."
"Mama bilang sayang? Ma, selama ini aku selalu menangis sendirian, aku selalu iri melihat teman-temanku yang dekat dengan Mamanya, apa mama tau itu? apa Mama mengerti yang aku rasakan?"
"Tapi Mama juga kerja buat kamu Nak."
"Apa Mama pikir uang bisa mengganti kebersamaan kita? Mama salah, karena yang dibutuhkan seorang Anak bukanlah hanya sekedar uang, tapi seorang Anak juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang orangtuanya. Seandainya bisa memilih, aku lebih baik memilih menjadi orang miskin, tapi mempunyai orangtua yang menyayangiku, daripada aku terlahir menjadi Anak orang kaya, tapi tidak merasakan kasih sayang," ujar Yolanda.
"Kamu dengar sendiri apa yang dikatakan anak kita Zeta? kamu itu egois, kamu tidak pernah memikirkan perasaan Anakmu, Apa masih kurang uang yang aku berikan untukmu?" tanya Danu Prakoso.
"Kalian berdua sama saja, silahkan kalian lanjutkan perdebatan kalian, jangan pernah pedulikan aku lagi. Ayo Dit sebaiknya kita pergi dari sini, aku saat ini butuh ketenangan," ajak Yolanda dengan menarik tangan Radit untuk pergi dari rumahnya.
"Tunggu Da, aku ingin bicara dulu kepada orangtuamu. Maaf Om, Tante, kalau Radit sudah ikut campur urusan rumah tangga kalian. Sebaiknya Om dan Tante bicarakan semuanya dengan kepala dingin, karena kalian berdua harus memikirkan perasaan Yolanda," ucap Radit, lalu Radit dan Yolanda melangkahkan kaki untuk keluar dari rumah Yolanda.
"Maaf ya Dit, kamu harus melihat kedua orangtuaku bertengkar. Kamu lihat sendiri kan kalau selama ini hidupku merasa tertekan karena setiap hari harus melihat kedua orangtuaku bertengkar bahkan sekarang sudah berniat akan bercerai, aku juga ingin di sayang Dit, aku juga ingin diperhatikan," ujar Yolanda dengan memeluk tubuh Radit.
"Kamu yang sabar ya Da, insyaallah mulai sekarang aku akan selalu ada buat kamu. Semoga saja kedua orangtuamu merubah keputusan mereka, dan mereka sadar kalau yang kamu butuhkan bukan hanya sekedar uang, tapi juga kasih sayang," ujar Radit dengan mengelus lembut rambut Yolanda.
"Makasih ya Dit, karena kamu sudah mau menerima cintaku, aku janji akan menjadi pacar yang baik, dan nanti aku juga akan menjadi Istri yang baik buat kamu," ujar Yolanda, tapi Radit hanya tersenyum kecut, karena dia masih menginginkan Kirana yang menjadi pendamping hidupnya kelak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
@Kristin
Radit kamu harus pikirkan Kirana yang sudah mengandung...😥
2023-01-23
3
Sunshine
Aku gak rela kalau Radit sama Yolanda 😠
2022-12-14
5
Sunshine
maksa bgt sih
2022-12-14
3