Bu Arum sudah bertekad untuk membantu Kirana supaya menjadi sosok yang tegar dan mandiri, karena dulu beliau pernah merasakan kehidupan pahit ketika dia di usir dalam keadaan hamil dan tidak mendapatkan dukungan dari siapa pun, sehingga Bu Arum berniat untuk mengajak Kirana pulang ke Sukabumi.
"Apa Kirana saat ini punya tujuan akan pergi kemana?" tanya Bu Arum.
"Kirana tidak mempunyai tujuan Bu, apalagi semua barang-barang Kirana sudah di ambil oleh perampok," ujar Kirana dengan tertunduk sedih.
"Kalau Kirana bersedia, Kirana bisa ikut Ibu pulang ke Sukabumi," ajak Bu Arum.
"Kirana mau Bu, di sini juga Kirana sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi, jadi Kirana akan membuka lembaran baru dan berusaha untuk tegar dan mandiri dalam menghadapi takdir hidup Kirana," ujar Kirana dengan antusias.
Bu Arum pun tersenyum melihat tingkah Kirana yang mempunyai tekad yang kuat sama seperti dirinya dahulu.
Mas Wijaya, kamu pasti akan menyesal karena telah membiarkan Putrimu pergi, sekarang kamu akan merasakan rasanya kehilangan Putri yang sudah kamu sayangi dengan sepenuh hati. Dan mulai sekarang, aku yang akan membantunya serta menyayangi Kirana seperti Putri kandung kita yang telah meninggal, batin Bu Arum.
"Oh iya Bu, kenapa Ibu tidak memakai nama Sekar saja sebagai panggilan nama Ibu?" tanya Kirana.
"Ibu juga dulu membuka lembaran baru, makanya hal pertama yang Ibu lakukan adalah mengganti nama panggilan Ibu dari Sekar menjadi Arum, supaya tidak ada yang mengenali Ibu."
"Kalau begitu Kirana juga akan mengganti nama panggilan Kirana menjadi Putri saja, nama Kirana kan Kirana Putri Wijaya," ujar Kirana dengan tersenyum.
"Iya sayang, apa pun yang kamu lakukan, Ibu akan selalu mendukungmu," ujar Bu Arum dengan memeluk tubuh Kirana yang sudah ia anggap sebagai putri kandungnya sendiri, padahal mereka baru saja bertemu.
"Ya sudah, kalau begitu kita pulang ke Sukabumi sekarang ya," ajak Bu Arum yang di jawab oleh senyuman serta anggukan kepala Kirana.
......................
Dilain tempat, setelah pulang memeriksa Kirana, akhirnya Dokter Farhan memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya karena beliau masih merasa syok dengan yang dilakukan oleh Tuan Wijaya terhadapnya.
"Pa, kenapa sudah pulang?" tanya Radit yang ternyata adalah Anak dari Dokter Farhan.
"Papa harus nenangin diri dulu Dit, karena barusan ada kejadian yang sudah membuat Papa syok."
"Memangnya kejadian apa yang sudah membuat Dokter senior seperti Papa bisa syok juga?" tanya Radit yang merasa penasaran.
"Papa baru pulang dari kediaman Tuan Wijaya, dan Papa disuruh memeriksa Putrinya yang pingsan. Papa takut karena Tuan Wijaya sangat murka dengan diagnosa Papa terhadap Putrinya. Semoga saja jabatan Papa sebagai Kepala Rumah Sakit dan Dokter keluarga Wijaya tidak hilang."
"Memangnya Putri Tuan Wijaya kenapa Pa?" tanya Radit kemudian meneguk segelas air.
"Putri Tuan Wijaya hamil diluar nikah Dit, lebih parahnya lagi, Papa denger kalau dia tidak mengetahui Ayah dari bayi yang dia kandung," jawab Papa Farhan, sehingga Radit langsung menyemburkan air yang sedang dia minum.
"Kalau minum itu pelan-pelan Dit. Papa harap kamu tidak melakukan kesalahan yang sama, mungkin jika laki-laki tidak akan ada bekasnya walaupun sudah kehilangan ke*perjakaannya, tapi lain hal nya dengan perempuan yang akan ada bekasnya, apalagi kalau sampai hamil dan harus menanggung aib," ujar Papa Farhan dengan menepuk punggung Radit, lalu meninggalkan Radit yang masih terlihat mematung.
Kenapa aku jadi teringat kepada Kirana? bagaimana kalau dia juga hamil Anakku? aku harus segera mencarinya untuk mempertanggungjawabkan perbuatanku, batin Radit.
Radit kini bergegas berganti baju, kemudian dia pergi untuk mencari Kirana walaupun tidak tau harus mencarinya kemana lagi, karena dulu dia juga tidak berhasil menemukan keberadaan gadis yang telah berhasil menghipnotisnya pada saat pertemuan pertama mereka.
"Aku akan mencoba mencari Kirana ke terminal, tapi dia sebenarnya orang mana sih? 2 bulan yang lalu kami kan bertemu di Bogor, tapi tidak mungkin dia asli orang sana, dandanannya juga tidak seperti orang kampung," gumam Radit.
"Tapi tidak ada salahnya aku mencari dia ke Terminal, kalau memang jodoh kan gak bakalan lari kemana juga," sambung Radit. kemudian Radit pun melajukan mobilnya menuju Terminal Kampung Rambutan.
Pada saat Radit sampai di Terminal, Bus yang ditumpangi oleh Kirana dan Bu Arum baru saja melaju keluar dari Terminal. Kirana bahkan sekilas melihat Radit yang turun dari mobil lewat kaca Bus.
Kenapa wajah Radit selalu terbayang-bayang dalam ingatanku, sehingga aku melihat wajah lelaki lain pun seperti wajahnya, batin Kirana dengan tersenyum kecut.
Radit akhirnya masuk ke dalam Terminal lalu berkeliling untuk mencari Kirana. Radit kemudian bertanya kepada setiap orang yang dia temui dengan memperlihatkan sketsa wajah Kirana yang sempat dia buat.
Setelah bertanya kepada puluhan orang, semuanya menjawab tidak ada yang pernah melihat wajah Kirana, sampai akhirnya dia bertanya kepada seorang Kondektur Bus yang saat itu tengah duduk di warung kopi dekat Terminal.
"Maaf Pak, apa Bapak pernah melihat gadis ini?" tanya Radit dengan memperlihatkan sketsa wajah Kirana.
"Sepertinya tadi saya lihat dia naik Bus bersama perempuan paruh baya Mas, baru saja Bus nya keluar dari Terminal," jawab Kondektur.
Belum juga Radit bertanya lebih lanjut kepada Kondektur tersebut tentang tujuan Bus yang ditumpangi oleh Kirana, tiba-tiba handphone Radit berbunyi, dan di layar handphone nya terlihat nama Yolanda, sosok teman perempuan Radit dari semenjak duduk di bangku SMA yang selalu berambisi untuk mendapatkan cinta Radit.
📞"Halo Da, ada apa? maaf ya aku lagi sibuk," ujar Radit yang hendak menutup sambungan telponnya.
📞"Tunggu Radit, kalau sampai kamu menutup teleponku, sekarang juga aku akan membuat siaran langsung bunuh diri, supaya kamu merasa menyesal seumur hidup kamu !!" ancam Yolanda.
📞"Kamu jangan gila Yolanda, kenapa kamu terus berambisi untuk mendapatkan cintaku?"
📞"Aku tidak akan berhenti sampai aku berhasil mendapatkan cintamu Radit, karena hanya kamu yang aku inginkan di dunia ini, kalau kamu tidak dapat aku miliki, lebih baik aku mati saja !!" ancam Yolanda lagi.
📞"Baiklah, sekarang juga aku akan menemuimu," jawab Radit, kemudian dia menutup telponnya dan bergegas menuju rumah Yolanda.
Yolanda adalah anak dari seorang pengusaha sukses dan kaya raya juga, tapi dia kurang perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya yang selalu sibuk bekerja, sehingga dia tumbuh menjadi sosok yang mempunyai ambisi besar, dan selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan semua keinginannya.
"Aaaaa..kenapa sih Yolanda selalu mengancamku? padahal hampir saja aku bertemu dengan Kirana," teriak Radit dengan memukul setir mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Yoru
kau tidak salah Kirana, itu memang Adit
2023-02-06
3
@Kristin
Waduh ternyata anak kirana anak Radit🤦
2023-01-23
2
Lee
Pas udah pergi baru mau dicariin..huuuu..dasar laki..
2022-12-16
1