"Ibu kenapa?" tanya Kirana yang saat ini tengah membersihkan pecahan gelas yang berada di bawah kaki Bu Arum.
Bu Arum masih diam mematung karena beliau kembali teringat dengan kejadian yang ia alami pada 30 tahun yang lalu.
Flash back 30 tahun yang lalu :
Sekar Arum dan Wijaya Kusuma adalah sepasang kekasih yang saling mencintai, mereka berdua sudah menjalin hubungan semenjak duduk di bangku SMA.
Hari ini bertepatan dengan Anniversary mereka yang ke-3 tahun. Saat ini Sekar Arum baru lulus dari SMA, sedangkan Wijaya Kusuma sudah kuliah di salah satu Universitas ternama di Jakarta.
Wijaya dan Sekar kini telah tiba di Vila milik Wijaya untuk merayakan hari jadi mereka.
"Selamat hari jadi kita yang ke-3 sayang, aku berharap hubungan kita berdua akan melangkah menuju pelaminan. Aku ingin kita selalu bersama hingga maut memisahkan kita Sekar," ucap Wijaya Kusuma dengan memeluk tubuh kekasihnya ketika mereka masih berada di beranda Vila.
"Selamat hari jadi juga sayang, aku juga mengharapkan hal yang sama denganmu mas, aku harap cinta kita akan selalu abadi," jawab Sekar.
Dari kejauhan, teman Sekar yang bernama Santi Pratiwi menangis melihat kemesraan temannya dengan lelaki yang diam-diam selama tiga tahun telah dicintainya juga, tapi Santi lebih memilih untuk memendam perasaannya terhadap Wijaya, karena Wijaya sudah memilih Sekar untuk menjadi kekasihnya, dan akhirnya Santi pun pulang dengan perasaannya yang hancur, sedangkan Sekar dan Wijaya memutuskan untuk masuk ke dalam Vila karena cuaca malam yang dingin.
"Mas, apa keluarga kamu akan menerimaku dengan perbedaan status sosial kita?" tanya Sekar Arum.
"Kenapa kamu berkata seperti itu Sekar? apa kamu mau besok kita meminta restu kepada orangtuaku untuk menikah?"
"Tapi aku gak yakin jika mereka akan menerimaku, aku hanyalah anak seorang Petani mas, berbeda dengan mas yang Anak seorang pengusaha sukses dan kaya raya, mas juga Anak tunggal di keluarga mas, aku_"
Ucapan Sekar terhenti karena Wijaya langsung membungkamnya dengan ciuman.
Hasrat yang sudah menggelora di antara sepasang insan yang sedang dimabuk cinta pun tidak dapat terbendung lagi, sehingga mereka berdua akhirnya melakukan hubungan terlarang.
"Maafkan mas sayang, karena mas tidak dapat menahan semuanya," ujar Wijaya yang saat ini memeluk tubuh Sekar yang terlihat menangis karena menyesali semuanya, dan mereka berdua masih sama-sama polos.
"Semua ini bukan sepenuhnya salah mas, karena aku juga tidak dapat menolaknya sehingga kita berdua telah melakukan dosa besar," jawab Sekar.
"Mas berjanji akan bertanggungjawab sayang, dan mas akan segera menikahi kamu," ujar Wijaya.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menginap di Vila, karena besok Wijaya dan Sekar akan meminta restu kepada orangtua Wijaya.
Keesokan harinya, Sekar dan Wijaya bergandengan tangan ketika hendak masuk ke dalam rumah Wijaya, tapi di rumah tersebut terlihat ramai, dan ketika mereka berdua masuk, mereka terlihat heran karena melihat Santi dan keluarganya juga berada di sana.
"Ini dia calon mempelai Pria nya sudah datang," ujar Ibu Wijaya dengan menarik tubuh Wijaya sehingga pegangan tangannya terhadap Sekar terlepas.
Sekar hanya diam mematung karena masih mencerna ucapan Ibu dari kekasihnya tersebut, sampai akhirnya Santi menghampiri Sekar untuk berbicara dengannya.
"Sekar, maafkan aku, karena aku tidak kuasa melawan perjodohan ini. Aku dan mas Wijaya akan segera menikah minggu depan, aku harap kamu bisa memberikan do'a restu untuk kami."
Sekar Arum bagaikan tersambar petir di siang bolong ketika mendengar penuturan sahabat karibnya sendiri, dia dan Wijaya juga tidak mungkin menentang keluarga besar Wijaya karena mereka tidak akan menang, tapi bagaimana kalau ternyata dirinya hamil karena semalam Wijaya telah merenggut kesuciannya? Sekar pun akhirnya meneteskan airmata.
"Sekar, aku benar-benar minta maaf, aku tidak mungkin menolak perjodohan ini, karena kedua orangtua kami sudah melakukan perjanjian bisnis, dan persyaratannya aku dan mas Wijaya harus menikah," ujar Santi.
Sekar tidak mungkin berkata jujur terhadap Santi tentang kejadian semalam yang telah dia dan Wijaya lakukan, karena Sekar sudah tau kalau dari dulu Santi juga sangat mencintai Wijaya, tapi Sekar pura-pura tidak tau tentang perasaan Santi karena dia tidak mau melepaskan Wijaya sebab Sekar juga sangat mencintainya.
Selama ini hanya Santi satu-satunya teman baik Sekar, meskipun Santi adalah anak orang kaya, tapi dia masih mau berteman dengan Sekar, sehingga Sekar tidak mau menyakiti hati sahabat karibnya.
"Selamat ya Santi, kamu tenang saja, aku pasti akan memberikan do'a restu kepada kalian berdua," ujar Sekar dengan memeluk tubuh Santi.
Wijaya yang mendengar perkataan Sekar pun langsung angkat bicara.
"Apa yang kamu katakan Sekar? aku tidak mungkin menikahi perempuan lain, karena yang aku cintai hanyalah kamu," ucap Wijaya.
"Mas, apa bisa kita bicara sebentar?" tanya Sekar, sehingga Wijaya dan Sekar memilih untuk pergi ke taman yang berada di belakang rumah Wijaya untuk berbicara berdua saja.
"Aku harap mas menerima perjodohan dengan Santi," ucap Sekar dengan menahan sesak dalam dadanya.
"Tidak Sekar, hanya kamu perempuan yang mas cintai, dan semalam mas juga yang sudah merenggut kesucian kamu, mas tidak mau menjadi seorang lelaki bejat yang tidak bertanggung jawab setelah merusak seorang gadis," ujar Wijaya.
"Tapi kita berdua tidak akan menang melawan kedua orangtua kamu yang sangat berkuasa mas."
"Kalau begitu kita Kawin lari saja Sekar," jawab Wijaya.
"Tidak mas, aku tidak mau menikah tanpa restu keluarga kita, aku mohon mas nikahi saja Santi, jangan membuat keluarga mas kecewa, karena sebenarnya dari dulu Santi juga diam-diam sudah mencintai mas, dan mulai sekarang lupakan aku mas," pinta Sekar dengan berlinang airmata.
"Aku tidak akan mungkin bisa melupakan kamu Sekar, kita sudah berpacaran selama tiga tahun, dan tidak akan mudah bagiku untuk melupakan semuanya."
"Berusahalah membuka hati untuk Santi, dia adalah gadis yang baik, aku yakin mas akan bisa mencintainya juga," ujar Sekar, lalu kemudian dia pergi meninggalkan Wijaya yang masih terlihat mematung.
Ketika Wijaya hendak mengejar Sekar, Ibu nya Wijaya langsung datang untuk mencegahnya.
"Biarkan Sekar pergi dari kehidupanmu Wijaya, serta lupakan dia karena dia tidak sederajat dengan kita."
"Kenapa kalian berlaku tidak adil terhadap kami? harusnya cinta tidak memandang harta Bu," jawab Wijaya.
"Keputusan kami sudah tidak dapat diganggu gugat, dan kami harap kamu tidak akan mempermalukan nama baik keluarga, karena kami telah menyebar undangan pernikahan kamu dan Santi."
Flash back Off.
Bu Arum baru tersadar dari lamunannya ketika Kirana menyentuh lengan Bu Arum.
"Ibu tidak kenapa-napa kan?" tanya Kirana.
"Eh, maaf Nak, Ibu tadi sepertinya melamun, iya Ibu tidak apa-apa kok," jawab Bu Arum dengan mengusap airmata yang menetes di pipi nya.
Meskipun Kirana anak dari mas Wijaya dan Santi, tapi aku akan tetap membantunya, karena dia mempunyai nasib yang sama denganku di masa lalu, batin Bu Arum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Yoru
gak bisa disalahkan juga Santi disini gak ada niat mengambil Wijaya juga kan. Dalam kasus ini dia dipaksa untuk nikah bisnis, namun pernikahannya akhirnya bahagia
2023-02-06
3
@Kristin
kasian sekar
2023-01-23
2
@Kristin
sad 😥
2023-01-23
1