Daddy Wijaya merasa terpukul dengan berita buruk yang disampaikan oleh Dokter Farhan. Seandainya bukan Dokter Pribadi mereka yang menyampaikan berita tersebut, pasti Daddy Wijaya tidak akan mempercayainya, tapi semua itu keluar dari mulut Dokter kepercayaan mereka yang telah mengabdi selama puluhan tahun sehingga membuat Daddy Wijaya berada dalam dilema.
"Daddy tidak pernah menyangka dengan perbuatan kotor yang telah dilakukan Anak kita Mom, Kirana benar-benar sudah membuat Daddy kecewa."
"Daddy sabar dulu ya, kita nanti tanya baik-baik sama Kirana tentang kejadian yang sebenarnya," ujar Mommy Santi yang terus berusaha untuk meredam emosi Suaminya.
Beberapa saat kemudian, secara perlahan Kirana mulai membuka matanya, tapi Kirana dikejutkan oleh suara Daddy Wijaya yang langsung berteriak kepadanya untuk yang pertama kali dalam seumur hidup Kirana.
"Kirana Putri Wijaya, katakan kejadian yang sebenarnya, Apa benar saat ini kamu sedang hamil? siapa Ayah dari bayi yang kamu kandung?" tanya Daddy Wijaya dengan meneteskan airmata kekecewaan terhadap Putri kesayangannya.
Kirana yang terkejut dengan pertanyaan sang Ayah pun langsung berlutut di kaki Daddy Wijaya.
"Dad, maafin Kirana, tapi Kirana tidak tau siapa Ayah bayi yang saat ini Kirana kandung," jawab Kirana dengan menangis.
Kirana merasa percuma jika hanya mengatakan nama lelaki yang telah merenggut kesuciannya, karena di dunia ini begitu banyak lelaki yang bernama Raditya.
"Kalau begitu sekarang juga kamu gugurkan Anak haram yang berada dalam kandungmu, Keluarga Wijaya tidak akan sudi menerima Anak yang lahir tanpa seorang Ayah, karena itu hanya akan mencoreng nama baik keluarga saja !!" ucap Daddy Wijaya penuh penekanan.
"Tidak Dad, bayi ini tidak berdosa, yang sudah berdosa adalah Kirana dan Ayah dari bayi yang Kirana kandung, apa pun yang terjadi, Kirana akan tetap mempertahankan bayi ini," ujar Kirana dengan menentang keras keinginan Daddy nya.
"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusanmu, sekarang juga kemasi semua barang-barangmu, lalu segera angkat kaki dari rumah ini. Dan ingat, Daddy tidak mau kalau siapa pun membantu Anak tidak tau diri ini !!" ujar Daddy Wijaya dengan keluar dari kamar Kirana, dan Mommy Santi pun langsung mengejarnya.
Kirana dengan berat hati memasukan pakaiannya ke dalam koper, Kenzo dan Kevin yang melihat Kirana pun hanya bisa menangis tanpa bisa berkata apa-apa, karena mereka tidak mungkin menentang keinginan Daddy Wijaya yang tidak akan pernah merubah keputusannya.
"Bang Kenzo, Kak Kevin, maafin Kirana karena sudah membuat kalian semua kecewa. Kirana titip Daddy dan Mommy ya," ujar Kirana dengan memeluk tubuh kedua Kakak nya.
"Jaga diri kamu baik-baik ya De, maafin Abang karena tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Kenzo.
"Apa Tuan Putri tega meninggalkan Pangeran tampan?" tanya Kevin dengan memeluk erat tubuh Kirana.
"Mungkin ini adalah harga yang harus Kirana bayar karena Kirana telah melakukan kesalahan yang fatal," jawab Kirana, kemudian dengan berat hati akhirnya Kirana melangkahkan kaki dengan menyeret kopernya.
Semua orang di kediaman Wijaya merasa bersedih melihat kepergian Tuan Putri mereka, termasuk semua pekerja di rumah tersebut, karena mereka semua akan kehilangan sosok ceria yang menghiasi kediaman keluarga besar Wijaya.
Daddy Wijaya saat ini berdiri di depan jendela kamarnya dengan terus meneteskan airmata melihat kepergian Putri kesayangannya.
"Dad, kenapa Daddy membiarkan Tuan Putri kita pergi?" tanya Mommy Santi.
"Itu hukuman untuk Anak yang sudah mencoreng nama baik keluarga kita Mom," jawab Daddy Wijaya dengan menahan sesak dalam dadanya, karena jauh di dalam lubuk hatinya, dia tidak tega mengusir darah dagingnya sendiri.
"Semua orang pernah melakukan kesalahan Dad, apa tidak ada lagi kata maaf untuk Putri kita? seharusnya saat ini kita mencari lelaki yang telah menghamilinya, bukan mengusir Kirana dari rumah," ujar Mommy Santi.
"Cukup Mom, keputusan Daddy tidak bisa di rubah lagi, setiap orang bersalah harus mendapatkan hukuman, walaupun itu adalah Putri kandung kita sendiri."
Mommy Santi akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar karena tidak mau berdebat dengan Daddy Wijaya.
................
Selamat tinggal semuanya, Semoga kalian selalu bahagia meskipun tanpa Kirana. Maafin semua kesalahan Kirana yang telah membuat semuanya kecewa, ucap Kirana dalam hati ketika dia berbalik badan hendak melihat rumah tempat ia dibesarkan dan mungkin untuk yang terakhir kalinya sebelum Kirana pergi.
Seharusnya hari ini adalah hari paling bahagia untuk keluarga Wijaya, karena mereka semua akan merayakan hari Ulang tahun Kirana yang ke-20, tapi ternyata semua tidak sesuai rencana karena semuanya harus menerima kenyataan pahit dengan berita Kirana yang telah hamil diluar nikah.
Kirana terus berjalan tanpa arah dan tujuan, dia tidak tau harus pergi kemana karena selama ini dia tidak pernah keluar dari rumahnya sendirian selain kemarin saat melakukan KKN yang akhirnya membawa malapetaka dalam kehidupannya.
Kirana akhirnya memutuskan untuk beristirahat dahulu, dan dia duduk di bawah sebuah pohon dengan meluruskan kakinya yang terasa pegal.
"Akhirnya hal yang paling aku takutkan terjadi juga, sekarang aku telah kehilangan semuanya. Tapi Bunda tidak menyesal dengan kehadiranmu Nak, karena kamu adalah kado paling spesial di hari kelahiran Bunda," gumam Kirana dengan mengelus lembut perutnya yang masih rata.
Setelah cukup lama beristirahat, Kirana kembali berjalan di bawah teriknya cahaya matahari, sampai beberapa kali dia terlihat mengusap keringatnya yang terus menetes.
"Sebaiknya sekarang aku mencari kontrakan dan juga mencari pekerjaan untuk menghidupi bayi dalam kandunganku saat ini," gumam Kirana dengan melangkahkan kaki menuju perkampungan menanyakan kontrakan yang harganya murah.
Kirana memutuskan untuk berhenti di sebuah warung nasi, karena perutnya kini terasa lapar.
"Untung saja aku masih memiliki sedikit uang untuk bertahan hidup selama aku belum menemukan pekerjaan." gumam Kirana.
Kirana sebenarnya merasa ragu karena selama ini dia belum pernah makan di warung nasi, apalagi selama ini dikediaman Wijaya makanan yang akan mereka makan selalu di uji terlebih dahulu mengingat Daddy Wijaya banyak saingan bisnisnya.
"Bu, saya mau pesan nasi sama telur balado ya," ujar Kirana.
Setelah Kirana mendapatkan makanan yang dipesannya, Kirana sedikit demi sedikit mencoba untuk memakannya.
Enak juga, rasanya tidak kalah dengan makanan Restoran, ucap Kirana dalam hati, kemudian memakan makanannya secara lahap karena dia sudah merasa kelaparan.
Setelah selesai makan, Kirana membayar nasi dan telur yang sudah masuk ke dalam perutnya.
"Berapa semuanya Bu?" tanya Kirana.
"Sepuluh ribu Neng," jawab Ibu tersebut.
Kirana akhirnya memberikan uang seratus ribu untuk membayar makanannya.
Biasanya aku tidak akan mengambil kembaliannya, tapi sekarang aku harus berhemat untuk bertahan hidup, batin Kirana dengan meneteskan airmata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Mila Jamila
nangis aku Thor mmbca ceritamu .
semangat ya Thor
trimsk Thor sdah buat cerita yg bisa menemani rasa kesepianku😘
2023-02-27
2
🤗🤗
semangat vote meluncur
2023-01-31
1
@Kristin
sad😥
2023-01-11
1