Kesucian Yang Ternoda
"Tolong, tolong lepaskan saya, mau apa kalian?" teriak seorang perempuan cantik bernama Kirana yang saat ini tengah diganggu oleh empat orang Pemuda yang sedang mabuk.
......................
Kirana merupakan seorang Mahasiswi Kedokteran yang sedang melaksanakan KKN di sebuah Desa terpencil yang berada di daerah Bogor.
Kirana baru satu minggu melaksanakan KKN bersama kedua orang temannya yang bernama Alya dan Alma.
Mereka bertiga di tugaskan di sebuah Puskesmas yang cukup jauh dari pemukiman warga.
Kirana yang telah terbiasa hidup dengan fasilitas serba ada, terpaksa harus belajar hidup dengan fasilitas seadanya.
Awalnya Kirana merasa jijik pada saat memasuki rumah dinas yang akan dia tinggali selama melaksanakan tugas KKN, tapi dia berusaha bertahan karena merasa malu dengan keluarganya jika Kirana sampai menyerah.
Sebelumnya Kirana sendiri yang memaksa ingin pergi ke tempat terpencil supaya mendapatkan pengalaman dan tantangan, padahal Ayah Kirana yang merupakan donatur terbesar di Kampus tempat Kirana kuliah, sudah meminta ijin kepada pihak Kampus supaya Kirana melakukan KKN di Rumah Sakit milik keluarganya saja.
"Kamu pasti bisa Kirana," gumam Kirana dengan semangat yang membara.
Satu minggu telah Kirana lalui dengan penuh perjuangan, sampai akhirnya dia mulai terbiasa menjalani semuanya.
Hari ini Kirana bersama kedua temannya akan melakukan pemeriksaan pada penduduk yang tinggal di pedalaman.
Kirana begitu antusias meskipun harus melewati medan yang susah untuk dilalui oleh kendaraan, sampai akhirnya mereka bertiga menempuh perjalanan selama dua jam dengan berjalan kaki untuk sampai di rumah penduduk.
Setelah sampai lokasi, mereka bertiga berpencar untuk mempercepat proses pengobatan, supaya mereka tidak pulang kemalaman.
"Alya, Alma, sebaiknya sekarang kita berpencar supaya mempercepat proses pengobatan dan tidak pulang kemalaman. Nanti kita bertemu lagi di depan gerbang pintu masuk kampung ini," ucap Kirana yang disetujui oleh kedua Temannya.
Saat ini waktu telah menunjukan pukul empat sore ketika Kirana selesai mengobati pasien terakhirnya. Kirana bergegas mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Alya dan Alma supaya mereka bisa pulang bersama.
Kirana sampai beberapa kali mencoba menghubungi kedua Temannya, tapi dia sama sekali tidak mendapatkan sinyal, sampai akhirnya Kirana memutuskan untuk terus berjalan sendirian karena waktu sudah semakin sore.
"Gimana ini, sepertinya aku sudah tersesat," gumam Kirana yang saat ini telah berada di persimpangan jalan.
Siang pun kini sudah berganti malam sehingga membuat Kirana semakin kesulitan untuk mencari jalan, apalagi Kirana hanya menggunakan senter dari ponsel untuk menerangi jalan setapak yang ia lalui.
Ketika Kirana tengah kebingungan, dia terkejut karena tiba-tiba dia dicegat oleh empat orang pemuda yang sedang mabuk.
"Hai cantik, sendirian aja, mendingan sekarang kamu temenin kita berempat menuju surga dunia yuk," ujar salah satu pemuda dengan mencolek dagu Kirana sehingga membuat Kirana gemetar ketakutan.
Kirana yang sudah merasa ketakutan mencoba kabur dari keempat pemuda tersebut, tapi dia tidak bisa pergi kemana-mana karena sekarang tangannya sudah dicekal.
"Mau kemana cantik? ayo kita bersenang-senang, jangan harap kamu bisa lolos sebelum selesai memuaskan kami," ujar keempat pemuda dengan mengerubungi tubuh Kirana.
Kirana terus memberontak dengan sekuat tenaga. Dia juga berteriak sekencang mungkin untuk meminta tolong ketika keempat pemuda tersebut secara paksa merobek baju yang dipakai oleh Kirana.
Sampai akhirnya..
Brugh
Salah satu pemuda yang hendak menodai Kirana terjatuh karena pukulan seseorang dari belakang tubuhnya.
"Hentikan perbuatan bejat kalian !!" teriak seorang pemuda tampan bernama Radit yang saat ini datang untuk menolong Kirana.
Sebelumnya Radit yang sedang jalan-jalan mendengar teriakan seorang perempuan meminta tolong, sampai akhirnya Radit memutuskan untuk mencari asal suara.
"Hei bocah tengik, beraninya kamu mengganggu kesenangan kami. Ayo serang dia !!" teriak salah satu pemuda yang mabuk, sampai akhirnya perkelahian pun tak terelakan lagi.
Radit dengan mudah mengalahkan keempat pemuda yang sedang mabuk tersebut, kemudian dia bergegas menarik tangan Kirana untuk segera pergi.
Kirana dan Radit berlari meninggalkan keempat pemuda yang sudah terkapar dan tidak sadarkan diri.
Setelah berlari cukup jauh, Kirana dan Radit memutuskan beristirahat terlebih dahulu karena mereka sudah merasa kecapean.
"Kamu tidak kenapa-napa kan?" tanya Radit kepada Kirana.
Kirana bukannya menjawab Radit, tapi dia malah menangis karena masih merasa ketakutan, Kirana juga terus menutupi bagian dadanya dengan menggunakan kedua tangan karena baju yang tadi Kirana kenakan telah robek di bagian tersebut.
"Kamu tidak perlu takut, aku bukan orang jahat. Namaku Raditya," ujar pemuda tersebut, kemudian menutupi tubuh Kirana menggunakan jaketnya.
Raditya merupakan Mahasiswa kedokteran juga, tapi dia sudah tingkat akhir dan sedang melakukan kunjungan di Desa yang berbatasan dengan tempat Kirana melaksanakan KKN.
Radit dan Kirana belum pernah bertemu karena Radit sudah terlebih dahulu melakukan tugasnya yang hanya dua minggu, dan malam ini adalah malam terakhir Radit berada di sana karena besok dia akan pulang ke Jakarta.
Kirana yang masih merasa ketakutan tiba-tiba memeluk tubuh Radit dengan erat, kemudian dia menumpahkan tangisannya dalam pelukan Radit.
Kenapa jantungku berdetak kencang? Baru kali ini aku merasakan dadaku berdebar ketika dekat dengan seorang gadis, batin Radit.
"Makasih banyak Kak Radit sudah menolong ku. Namaku Kirana," ucap Kirana dengan lirih.
Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, sampai akhirnya Radit dan Kirana memutuskan mencari tempat untuk berteduh.
"Kirana, sepertinya di sana ada sebuah gubuk. Sebaiknya kita berteduh dulu sampai hujannya reda," ajak Radit dengan menuntun Kirana karena jalan yang mereka lalui licin oleh air hujan.
Kirana dan Radit masuk ke dalam gubuk tersebut dengan keadaan baju yang sudah basah kuyup.
Ketika mereka berdua sudah berada di dalam gubuk, Radit pun berusaha mengumpulkan kayu bakar yang berserakan, dan kebetulan dia menemukan korek api sehingga Radit bisa membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh keduanya.
Kirana dan Radit kini duduk di atas tikar dengan menghadap ke arah api unggun, tapi tubuh keduanya masih saja merasa kedinginan.
Radit yang melihat Kirana menggigil pun langsung mendekatinya. Radit menggosokan kedua tangannya lalu dia tempelkan di pipi Kirana.
Radit dan Kirana saling berpandangan dengan jantung yang berdetak kencang. Keduanya merasakan desiran hangat dalam dada mereka, sampai akhirnya Radit secara tidak sadar mendaratkan sebuah ciuman kepada Kirana.
Semakin lama ciuman tersebut semakin dalam dan menuntun sehingga membuat gairah keduanya bangkit.
Radit dan Kirana sampai tidak sadar jika saat ini tubuh mereka telah sama-sama polos tanpa menggunakan sehelai benang pun.
Dengan kondisi tubuh yang kedinginan, akhirnya Radit dan Kirana saling menghangatkan. Keduanya telah terbuai oleh kenikmatan sesaat dengan melakukan sebuah hubungan terlarang.
Radit dan Kirana yang sama-sama baru merasakan surga dunia pun akhirnya terlelap dengan saling berpelukan.
Beberapa jam kemudian Kirana terbangun dari tidurnya. Dia merasakan seluruh badannya terasa sakit apalagi pada bagian inti tubuhnya.
Dengan memunguti satu persatu pakaiannya, Kirana menangis menyesali semua perbuatan yang telah dia lakukan bersama Radit.
Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku sampai melakukan dosa yang sangat besar? Bagaimana kalau keluargaku mengetahuinya? Mereka pasti akan merasa kecewa kepada ku, ucap Kirana dalam hati.
Kirana memandang wajah tampan Radit yang masih terlelap. Dia memutuskan meninggalkan Radit karena takut jika Radit tidak bersedia bertangung jawab atas perbuatan yang telah mereka lakukan.
"Selamat tinggal Kak Radit," ucap Kirana dengan menitikkan air mata.
Radit baru membuka mata ketika cahaya Mentari menerpa dirinya lewat dinding gubuk yang sudah berlubang. Dia merasa kaget karena tidak mengenakan sehelai benang pun.
Radit kembali mengingat kejadian semalam yang telah dia lakukan dengan Kirana, dia merasa sangat berdosa karena telah merenggut kesucian perempuan yang telah dia selamatkan, apalagi ketika dia melihat bercak darah yang menempel di atas tikar bekas Kirana tidur.
"Kirana kamu dimana? maafkan aku Kirana, seharusnya aku melindungimu karena aku yang telah menyelamatkanmu dari gangguan para pemuda yang hendak menodai kamu, tapi apa yang sudah aku perbuat, karena pada kenyataannya aku sendiri yang sudah merenggut kesucianmu," gumam Radit dengan mengacak rambutnya secara kasar.
"Aku harus mencari kamu kemana Kirana? aku tidak mau menjadi seorang bajingan yang tidak bertanggungjawab. Kirana, dimana pun kamu berada, aku pasti akan berusaha menemukan mu," sambung Radit yang sudah bertekad akan mencari keberadaan Kirana untuk bertanggung jawab.
*
*
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Noraizah Kadri
semangat mau bc
2023-09-01
2
Lina Zascia Amandia
Keren bgt paya Kak Rini yg ini byk pembacanya.... like n sub mampir dah sebagai wujud dukungan smg mkn sukses...
2023-02-22
4
Sri Wulandari
lepas dri 4 singa...trtangkap oleh 1 srigala eh ..
kirana² apes nian..
2023-02-19
2