Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu

   Rongon adalah Raja Klan ular yang merupakan keturunan Basilisk, salah satu ras ular yang adalah raja makhluk reptilia. Benjolan tengkorak kepala nya berbentuk seperti mahkota, sehingga penampakan Rongon selalu terlihat mengenakan mahkota. Meski memiliki kultivasi yang tinggi, namun jarang sekali yang mengetahui bahwa kartu truf raja klan ular ini terletak pada bola mata nya.

   Konon, barang siapa yang melihat mata Basilisk, niscaya makhluk tersebut akan tewas. Itulah sebabnya di dalam kesehariannya, Rongon mengenakan topeng tipis, yang sekalian melindungi satu bola matanya, agar dia dapat bersosialisasi dalam hidup sehari-hari tanpa merasa risih. 

   Sayang sekali kemampuan bawaan Mata Kematian Basilisk ini hanya dimiliki sebelah bola mata Rongon, yaitu mata kanannya/ Kenyataan bahwa sering sekali seiring berjalannya waktu, banyak sekali kelebihan-kelebihan gen sakti bawaan Basilisk berkurang di dalam garis darah Rongon.

******

   Saat ini, tiada disangka sama sekali oleh Rongon, kalau lawan yang dia hadapi ternyata memiliki kemampuan untuk mengendalikan chakra petir seperti kepunyaan Berang-berang ekor enam, si Tuan Dermawan itu.

   Jika saja itu hanyalah petir atau kilat biasa, meskipun berefek menghancurkan dan membinasakan, namun di hadapan ahli-ahli SAGE seperti Rongon dan Tuan Songshu, setidaknya teknik defense bawaan mereka masih mampu untuk bertahan pada sambaran pertama lidah petir. Pengalaman Rongon, dia akan mengalami cedera parah setelah serangan kedua dari element enam petir sang Berang-berang Raijuu.

   Rongon sama sekali tidak menyangka bahwa anak muda ini bukan saja menguasai elemen petir, namun si anak muda bahkan mampu memberi efek kejutan Stun - yang mengakibatkan korban sengatan akan mengalami masa stagnasi dan kondisi seperti mati suri dalam waktu enam tarikan nafas.

   Di dalam keadaan genting seperti ini, satu-satunya cara untuk tetap hidup adalah memanfaatkan kekuatan garis darah bawaan Basilisknya. Rongon menghitung di dalam hati, masa enam tarikan nafas berlalu dan dia akan menggunakan kekuatan Mata Kematiannya guna mengutuk si anak muda.

"Satu, dua, tiga, empat..." Rongon menjadi girang ketika melihat anak muda itu terlalu sibuk dengan menusuk jarinya ke dalam tanah, sambil sesekali melayang terbang, karena tanah yang dia pijak secara mendadak tenggelam, efek Tupai licik itu menggunakan skill bawaannya sebagai pengedali bumi (pengendali bumi adalah element tanah).

"Lima !..." Rongon menjadi girang ketika masa memasuki hitungan keenam dan si anak muda teralu sibuk melawan Kaku Tupai berekor tujuh.

"Enam !" Rongon membuka penutup mata kanan nya ketika efek stun lenyap dan tubuhnya dapat bergerak bebas kembali. Akan tetapi mata kanan itu masih dalam posisi terpejam.

"Ketika nanti aku bertatapan langsung dengan anak terkutuk ini, mata kematian ini akan menjemput jiwamu pergi ke neraka" kutuk Rongon.

   Tubuhnya melayang kearah anak muda itu, ekor ularnya di libas kearah Sima Yong.

"Mata Kematian !" kutuk Rongon ketika mata kanannya terbuka. Hatinya gembira, selama ini tidak ada seorangpun yang dapat lolos dari kutukan mata kematian Basilisk.

   Aura gelap seketika memancar dari mata itu. Waktu seolah terhenti, bahkan semilir angin pun tidak terasa ketika mata kematian terbuka. Semua energi kebahagiaan lenyap dari Hutan Willow terserap dalam-dalam oleh kekuatan gaib ketika Rongon membuka lebar-lebar mata kanan terkutuk itu.

   Namun raut bahagia di wajah Rongon lenyap seketika. Mata ketemu mata, dan kepala Rongon seketika sakit dilanda nyeri mendalam. Tepat di hadapannya berdiri tiga kepala makhluk berambut ular, yang lantas membuat dunia semakin membeku.

"I-ini adalah?.." Rongon tidak sempat melanjutkan kata-katanya ketika sekujur tubuhnya seketika kaku dan membatu. 

   Sosok Rongon sang raja klan ular yang perkasa itu terjatuh ke tanah di Hutan Willow dalam diam, dengan bunyi keras dan menimbulkan debu dimana-mana. 

   Lalu sebuah pedang berwarna merah, pedang sihir yang merupakan artefak kekuatan kuno melesat dan memotong kepala Rongon sang raja ular. Sima Yong mencongkel biji mata kanan Rongon, yang pelan-pelan mulai membatu mengikuti kepala dan seluruh anggota badannya.

   Anak muda itu tersenyum mengamati lekat-lekat biji mata kematian. Dia terpikir bahwa mata terkutuk ini akan di sulingnya sebagai refiner sihir untuk menjadi satu artefak sihir lainnya. 

"Keberuntungan tidak lari dari ku. Bertambah satu artefak sihir" batin Sima Yong.

   Di saat genting seperti itu, sekonyng-konyong Smia ong mendengar mendengar suara gemuruh reruntuhan tanah. Rupa-rupanya Tuan Shongsun sang Tupai Ekor Tujuh itu telah mengosongkan tanah di bagian bawah tempat Sima Yong  berdiri tadi, dengan niat menjebak si anak muda.

   Sima Yong terjatuh ke dalam tanah yang kini terlihat seperti jurang dalam tiada berkesudahan. Tuan Shongsun sebagai pengendali Bumi rupa-rupanya telah membuat bagian bawah tanah menjadi jurang yang dalam, begitu dalam seluas setengah lie.

Wush !

   Tubuh Sima Yong meluncur deras di bawah tanah jatuh bebas kedalam jurang di bawah tanah ini. Sebagai ahli Pengendali Bumi, Tuan Shongsun telah memblokir semua kemampuan penerbangan, ketika mangsanya telah berada di domain jurang yang dia ciptakan. Bahkan efek element tanah itu memblokir semua efek element berupa chakra.

   Dalam lima tarikan nafas masa jatuh bebas itu, Sima Yong melihat ke bagian bawah jurang, satu mulut mahluk tupai menganga lebar, terbuka dengan gigi runcing-runcing, menanti dan bersiap-siap menelan dirinya yang jatuh bebas itu.

"Chakra angin !" Sima Yong tertegun. Chakra angin miliknya tidak bekerja di tempat ini.

"Halilintar !" pekik Sima Yong sambil membuat cengkraman memanggil petir. Tidak juga berhasil. Yang terlihat hanyalah kerdip-kerdip percikan lidah api listrik.

"Chakra air !" kembali si anak muda memanggil air guna membentuk pedang. Tidak berhasil. Semua jenis elemen seperti terblokir di domain ini..

"Celaka, jika aku tidak berhasil membunuhnya, maka aku sendiri yang akan menjadi santapan makhluk licik ini" maki Sima Yong di dalam hati.

   Detik-detik berbahaya semakin mendekat, dan semua otak anak muda itu bekerja untuk mengeksekusi teknik berbahaya. Sihir melawan sihir, fisik melawan fisik. Sihir mempan terhadap fisik dan fisik tidak bermanfaat terhadap sihir. Ketika semua di ditandingkan maka hasilnya akan sepadan.

   Saat ini, Sima Yong dalam keadaan terdesak teringat akan satu benda surgawi miliknya, yang jarang sekali digunakan.

"Api Hitam Pembakar Jiwa !" desis Sima Yong.

   Memang Api Hitam Pembakar Jiwa adalah api yang hanya dapat dipakai di dalam pengolahan atau menyuling benda-benda roh sebagai refiner, atau menyuling pil dan ramuan roh.

   Namun beberapa waktu yang lalu, Sima Yong berhasil membuat artefak sarung tangan yang berasal dari kulit ekor Jormungandr dan ekor Raijuu, ketika itu di Kota Terminus. Sarung tangan ini menjadi katalisator benda sihir, sehingga Sima Yong dapat memanfaatkan Api Hitam Pembakar jiwa, menjadi senjata layaknya teknik Chakra Geni.

   Api Hitam Pembakar jiwa - peringkat dua dalam urutan api surgawi, memang telah tersedia di dalam dantiannya, sehingga teknik memanfaatkan api ini tidak seperti penggunaan chakra pada umumnya yaitu memanggil api dari langit dan bumi lalu memanipulasinya menjadi senjata tempur. 

   Semangat Sima Yong seketika bangkit. Tangannya melambai dan dari dantiannya mengalir energi Api Hitam Pembakar Jiwa.

"Menyala !" titah Sima Yong ketika jaraknya semakin dekat dengan mulut menganga sang tupai berekor tujuh - saat ini merubah diri menjadi tupai raksasa.

   Jeritan pilu terdengar ketika Api hitam bercampur putih keluar dari tangan Sima Yong - melalap habis tubuh Tupai jadi-jadian Tuan Shongsu. Api hitam itu tidak berhenti sampai tubuh tupai jadi-jadian itu berubah menjadi debu hitam, tak bersisa sama sekali.

   Sima Yong jatuh dan membuat gerakan berguling dalam teknik yang indah, sehingga tubuhnya tidak cidera.

"Huff... hampir saja. Tupai pengendali Bumi ini betul-betul berbahaya. Dia sanggup memblokir semua elemen alam di dalam domain ciptaannya" kata Sima Yong sambil menghapus peluh di keningnya. 

Bersambung

   Dear pembaca, mohon untuk dukungan memberi like dan auto favorit novel ini agak membuat author meneruskan berkarya dengan novel lanjutan KDPU ini. Terima kasih <3

Terpopuler

Comments

Iron Mustapa

Iron Mustapa

untung authornya msh ingat dgn api hitam.... 🤣🤣🤣

2023-10-20

0

Muslim Selamanya

Muslim Selamanya

terlalu kaya sehingga jadi pelupa 😆😆

2023-09-15

0

Muslim Selamanya

Muslim Selamanya

kenapa ga terbang aja jagoan kita ini

2023-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Cerita
2 Cakra Api Surgawi Hitam
3 Menuju Kota Perdamaian
4 Rongon Sang Raja
5 Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6 Kematian Kaishu
7 Aira sang Peluda
8 Seorang Grand Magus
9 Kemarahan Rongon
10 Kota Biramaki
11 Auman Macan Putih
12 Jamuan Makan Malam
13 Kanon Empat Musim
14 Enam Telapak Vajra
15 Rencana Melawan Tuan Yamato
16 Rencana Appoloin
17 Antara Tuan Songshu dan Venulla
18 Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19 Salinan Teknik Chakra Bumi
20 Mengekstrak Anggur Opium
21 Di Tengah Gurun Walapra
22 Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23 Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24 Empat Klan Mata Angin Dunia
25 Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26 Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27 DI Gerbang Timur (i)
28 Di Gerbang Timur (ii)
29 Villa Bunga Meihua di waktu malam
30 Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31 Murong Genjin
32 Kuil Pemujaan Kotengu
33 Di Hutan Motozawa
34 Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35 Malam di Pemakaman Purba
36 Reruntuhan Kuno
37 Perburuan di mulai
38 Patung Yang Berbicara
39 Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40 Kecemburuan Lebiro Mao
41 Di balik Lukisan itu
42 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44 Telah di Mulai
45 Perang di Mulai
46 Perang Dimulai (ii)
47 Perang di mulai (iii)
48 Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49 Last Battle (i)
50 Last Battle (ii)
51 Happy New Year 2023
52 Last Battled (ii)
53 Last Battled (iii)
54 Last Battled (iv)
55 Last Battled (v)
56 Last Battled (vi)
57 Last Battled (vii)
58 Di sisi Hutan Motozawa
59 Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60 Informasi Berharga
61 Arena Kota (i)
62 Arena Kota (ii)
63 Hutan Bisikan Mimpi
64 Delapan Lambaian Meihua
65 Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66 Kembali Ke Dunia merah
67 Tiga Alam (Three Realm)
68 Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71 Negeri Menhua (i)
72 Negri Menhua (ii)
73 Restoran Kubah Negeri Selatan
74 Di Ladang Gandum Desa Palancar
75 Sekte Mandasor
76 Informasi 4 Penatua
77 Informasi 4 Penatua (ii)
78 Acara Lelang Akbar
79 Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80 Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81 Nyonya Maya dan Keahliannya
82 Fenomena Sang Immortal
83 Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84 Pedang Sihir Es (i)
85 Pedang Sihir Es (ii)
86 Pedang Sihir Es (iii)
87 Nyonya Hong yang Terkejut
88 Awal Mulanya (i)
89 Awal Mulanya (ii)
90 Akademi Dunia Tengah
91 Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92 Hujan Di Gurun Terkutuk
93 Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94 Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95 Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96 Perang Tak Telupakan
97 Perang Tak Telupakan (ii)
98 Perang Tak Terlupakan (iii)
99 Perang Tak Terlupakan (iv)
100 Dua Benua Yang Menyatu
101 Pengumuman
102 Pedang Matahari Mengamuk
103 Sang Pembawa Pedang
104 Pedang Bintang
105 Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106 Benua Penyaringan Silver
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Awal Cerita
2
Cakra Api Surgawi Hitam
3
Menuju Kota Perdamaian
4
Rongon Sang Raja
5
Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6
Kematian Kaishu
7
Aira sang Peluda
8
Seorang Grand Magus
9
Kemarahan Rongon
10
Kota Biramaki
11
Auman Macan Putih
12
Jamuan Makan Malam
13
Kanon Empat Musim
14
Enam Telapak Vajra
15
Rencana Melawan Tuan Yamato
16
Rencana Appoloin
17
Antara Tuan Songshu dan Venulla
18
Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19
Salinan Teknik Chakra Bumi
20
Mengekstrak Anggur Opium
21
Di Tengah Gurun Walapra
22
Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23
Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24
Empat Klan Mata Angin Dunia
25
Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26
Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27
DI Gerbang Timur (i)
28
Di Gerbang Timur (ii)
29
Villa Bunga Meihua di waktu malam
30
Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31
Murong Genjin
32
Kuil Pemujaan Kotengu
33
Di Hutan Motozawa
34
Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35
Malam di Pemakaman Purba
36
Reruntuhan Kuno
37
Perburuan di mulai
38
Patung Yang Berbicara
39
Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40
Kecemburuan Lebiro Mao
41
Di balik Lukisan itu
42
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44
Telah di Mulai
45
Perang di Mulai
46
Perang Dimulai (ii)
47
Perang di mulai (iii)
48
Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49
Last Battle (i)
50
Last Battle (ii)
51
Happy New Year 2023
52
Last Battled (ii)
53
Last Battled (iii)
54
Last Battled (iv)
55
Last Battled (v)
56
Last Battled (vi)
57
Last Battled (vii)
58
Di sisi Hutan Motozawa
59
Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60
Informasi Berharga
61
Arena Kota (i)
62
Arena Kota (ii)
63
Hutan Bisikan Mimpi
64
Delapan Lambaian Meihua
65
Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66
Kembali Ke Dunia merah
67
Tiga Alam (Three Realm)
68
Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71
Negeri Menhua (i)
72
Negri Menhua (ii)
73
Restoran Kubah Negeri Selatan
74
Di Ladang Gandum Desa Palancar
75
Sekte Mandasor
76
Informasi 4 Penatua
77
Informasi 4 Penatua (ii)
78
Acara Lelang Akbar
79
Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80
Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81
Nyonya Maya dan Keahliannya
82
Fenomena Sang Immortal
83
Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84
Pedang Sihir Es (i)
85
Pedang Sihir Es (ii)
86
Pedang Sihir Es (iii)
87
Nyonya Hong yang Terkejut
88
Awal Mulanya (i)
89
Awal Mulanya (ii)
90
Akademi Dunia Tengah
91
Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92
Hujan Di Gurun Terkutuk
93
Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94
Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95
Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96
Perang Tak Telupakan
97
Perang Tak Telupakan (ii)
98
Perang Tak Terlupakan (iii)
99
Perang Tak Terlupakan (iv)
100
Dua Benua Yang Menyatu
101
Pengumuman
102
Pedang Matahari Mengamuk
103
Sang Pembawa Pedang
104
Pedang Bintang
105
Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106
Benua Penyaringan Silver

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!