Antara Tuan Songshu dan Venulla

      Matahari mulai bersinar di Timur dengan warna kekuningan. Hutan Willow di bagian Selatan Kota Biramaki pelan-pelan merayap penuh kehangatan. Saat itu tampak satu sosok manusia berdiri dalam diam, dengan balutan pakaian tunik kelabu yang dilapisi jubah dalam warna selaras dengan tunik nya, membuat siluetnya terlihat mempesona.

   Angin pagi bertiup kencang, membuat pakaian anak muda itu melambai-lambai terlihat agung seperti lukisan dewa. Anak muda yang memiliki rambut berkilauan seperti bintang itu lalu memecah kesunyian pagi hari dengan suaranya yang terdengar dingin.

"Mengapa belum juga keluar?" begitu ia berkata. Namun keadaan sepertinya tetap hening.

   Daun-daun bergesekan dari ranting-ranting Willow yang bergelantungan, terdengar berirama mengikuti angin pagi waktu berlalu sepuluh tarikan nafas. Meskipun begitu tak jua terlihat gerakan apapun dari siapa yang disebut-sebut oleh sang anak muda.

Sekali lagi...

"Jika anak buah kamu saja berani untuk tampil dan menyerangku? mengapa kalian berdua masih saja bersembunyi di balik bayang-bayang hutan?" katanya mengulangi panggilan pertama tadi.

   Sepuluh Tarikan nafas kembali terlewati berlalu, dan keadaan hening di hutan Willow, membuat si anak muda mulai hilang kesabarannya.

"Baiklah kalau demikian" tangan kiri si anak muda terangkat setara dadanya, lalu kejadian unik terlihat. 

"Jangan salahkan aku kalau aku berubah menjadi kasar !"

   Tetesan embun yang tersisa di dedaunan pohon-pohon willow di hutan itu terlihat bergerak dengan sangat cepat. berkumpul menuju telapak tangan si anak muda yang kini terbuka membentuk satu gerakan khusus. 

   Gerakan berkumpulnya embun pagi terlihat demikian cepat, seolah-olah tangan anak muda itu adalah magnet yang menarik semua benda yang mengandung besi.

   Di dada anak muda itu terbentuk segel rumit yang dihiasi tulisan-tulisan yang mengandung mantra dan rune khusus. Ini adalah teknik yang berbahaya. Teknik itu adalah penggabungan kekuatan fisik dan juga kekuatan sihir akan dilancarkan anak muda tersebut.

"Pergi !" titah nya.

 Tsing - tsing - tsing !

   Ribuan jarum kecil melesat seperti ribuan lebah yang terbang dengan cepat kedalam hutan, tempat dimana pohon-pohon Willow bergoyang-goyang..

Trang - trang - trang !

   Dua sosok bayangan terlihat mencelat keluar dari bayang-bayang pepohonan Willow, melompat tinggi-tinggi diangkasa dalam usaha menghindari ribuan jarum kristal yang ditembakkan si anak muda. 

   Melihat kelebatan dua sosok itu, wajah anak muda itu lantas  mengulas senyuman tipis.

"Sangka ku kalian akan tetap bersembunyi dan tak mengindahkan rangkaian ribuan jarum itu"

   Menyusul setelah berhasil meloloskan diri dari terjangan serangan jarum krital, tampak dua sosok tubuh melayang pelan dan berdiri di hadapan anak muda itu. Wajah si anak muda yang awal-awal hanya tersenyum tipis, kini semakin melebar saat dua sosok yang kini berdiri tak jauh dari dirinya.

   Diam-diam anak muda ini menilai dua ahli yang baru nampak ini,

"Hmm.. Yang seorang adalah pria berperawakan menarik, dengan balutan jubah hijau emerald, mengenakan mahkota berbentuk daun-daun di kepala,  berkilauan dalam nuansa emas. 

   Penampilannya sangat rapi dan bersahaja, menunjukkan kalau dia seorang dari kalangan bangsawan" dia mulai mambandingkan mereka satu demi satu.

   Dia juga memperhatikan badan bagian atas baju emerald yang terlihat seperti manusia biasa, Dia tidak terkejut ketika melihat bagian bawa pria itu. Tubuh bagian bawahnya dalam bentuk badan seekor ular besar. Sedangkan wajah pria ini seluruhnya tertutup topeng hingga ke mata. 

   Anak muda itu (Sima Yong)  berkata dengan suara mengejek,

"Akhirnya kita bertemu Tuan Rongon, Raja Klan Ular" 

   Matanya kemudian berpindah kepada sosok yang lainnya. , yaitu sosok perempuan cantik dengan pakaian sexy mempertontonkan belahan dada. Tunik perempuan itu  demikian panjang, namun tak jua mampu menutup ekor bercabang yang menyembul keluar.

   Sambil mengerutkan kening, si anak muda bertanya,

"Dan perempuan cantik ini adalah?" satu pertanyaan serius, namun wajah Sima Yong sepertinya menyembunyikan tersenyum simpul.

***

   Mendengar pertanyaan si anak muda, perempuan yang dapat ditebak adalah Venula Yuan Kota Perdamaian berkata manja,

"Apakah wajah cantik ini tidak dapat membuatmu menebak siapa aku?" matanya di kedip-kedip dalam mimik seperti perempuan penggoda. Sementara ekornya mengibas-kibas, membuat Sima Yong menghitung di dalam hati jumlah ekor itu.

   Sima Yong menambahkan..

"Apakah kamu adalah Tuan Kota Perdamaian yang bernama Venulla?" tanya nya.

   Mendengar pertanyaan itu, Venulla semakin menjadi-jadi dalam bertingkah. Dia membuat gerakan-gerakan manja seolah ingin menarik perhatian si anak muda. 

   Namun mimik ceria di wajahnya berubah ketika mendengar Sima Yong membongkar kedoknya.

"Akan tetapi aku mendengar bahwa sesungguhnya tupai berekor tujuh itu adalah seorang laki-laki, bukan perempuan cantik seperti dirimu. 

   Bukankah begitu Tuan Songshu ke tujuh? Penyamaranmu menggunakan tanah liat benar-benar sempurna. 

   Anda terlihat benar-benar seperti perempuan sungguhan" kata Sima Yong penuh cibiran.

Bom !

   Suara ledakan terdengar lalu Venulla perempuan cantik itu berubah menjadi gumpalan asap putih. Sima Yong tertawa terbahak-bahak ketika melihat Venulla sekonyong-konyong merubah wujudnya menjadi sosok berjenis kelamin lain. 

   Vnulla kini terlihat seperti seorang pria setengah baya, memegang kipas di tangan dengan wajah yang merah padam. Katanya,

"Kurang ajar kau anak muda. Dari manakah kau tau wujud sebenarnya dari diriku?" tatapannya terlihat mengancam.

"Hahaha.. aku bertanya-tanya. Apa maksud anda selalu bersembunyi dalam rupa orang lain. Menjadi perempuan bernama Venulla misalnya.." kata Sima Yong. Ia lantas melanjutkan.

"Jadi seperti ini lah sosok yang sebenarnya dari Tupai berekor tujuh, bernama Tuan Songshu ketujuh?" kat Sima Yong mengejek.

   Tuan Songshu ke tujuh menggeram dalam amarah. Suaranya terdengar dalam dan berubah menjadi seram didengar.

"Karena kau telah melihat wujud asliku, tak ada lagi alasan untuk kau hidup !"

   Seketika sosok Tuan Songshu menghilang. Dia lenyap masuk kedalam tanah secara misterius.. Memang keistimewaan dari teknik Kaku sang Bijuu berekor tujuh adalah mampu untuk masuk ke dalam tanah, lalu membunuh lawan dari dalam tanah. Teknik ini adalah teknik bawaan yang diwarisi Tuan Songshu sebagai garis darah bawaannya.

Duar !

   Tiba-tiba Tuan Songshu itu muncul di bagian belakang Sima Yong, tangannya terkepal membentuk tinju yang dengan cepat menyodok punggung Sima Yong. Tinju itu bukanlah tinju sembarangan. Semua energi bumi atau tanah terkandung di dalam pukulan itu.

Wush !

   Raja Rongon klan Ular itu juga ikut berkelebat. Dia mengambil kesempatan dengan menghunus pedang dengan cepat, lalu menusuk dada si anak muda.  

Suuit !

   Pedang tajam penuh energi Qi terlihat mengancam dada Sima Yong, sementara dari arah belakang sodokan tinju energi tanah Tuan Songshu siap merusak isi dada Sima Yong. 

   Keadaan seperti ini adalah situasi yang amat sulit bagi seorang ahli bela diri. Dengan serangan dari depan berupa tusukan pedang maut, juga dari arah belakang berupa tinju berenergi tanah - yang akan mengguncang organ dalam, dengan gemuruh dan tidak kalah sengitnya, tidak membuat Sima Yong menjadi gugup.

"Telapak Vajra !" terdengar Sima Yong merapal mantra.

   Tubuh Sima Yong berputar cepat, menimbulkan gulungan angin disusul petir dan kilat berhamburan keluar dari bayangan tubuhnya.

Stun ! Stun ! Stun !

   Energi sengatan listrik kekuatan tinggi mendadak secara tak terduga menyengat dua ahli yang menerjang dalam kondisi mengapung. Kontan saja mereka berdua langsung menjadi kaku, setelah terkena stun sengatan listrik dari Sima Yong.

Bum ! dua sosok tubuh itu terjatuh ke tanah, sebelum tusukan dan pukulan mereka menyentuh tubuh Sima Yong.

"Celaka !

   Aku harus mengambil tindakan sekarang jika masih ingin hidup" pekik Tuan Songshu.

"Anak muda ini mencuri teknik bawaan Berang-berang berekor enam itu" (maksudnya adalah Tuan Dermawan - berang-berang ekor enam) 

   Meskipun tubuhnya dalam keadaan kaku terkena stun listrik, Tuan Songshu tetap mampu mengendalikan dan memerintahkan tanah untuk membelah. 

Bum ! Tubuh Tuan Songshu lenyap ketika tanah membelah dan menelan dirinya, tersisa Rongon tergeletak sendiri diatas tanah. 

   Rongon betul-betul dilanda rasa galau yang amat besar. Stun yang timbul dari sengatan listrik petir itu, cukup lama efek kakunya, ketika dia melihat anak muda itu mendekati dirinya dengan wajah tertawa.

"Aku harus membuka topeng ini. Aura kematian dari garis darah Basilisk satu-satunya tiket untuk selamat" batin Rongon. Dia berjanji dalam kesempatan pertama nanti, akan langsung membuka topengnya agar anak muda itu mati saat menatap matanya.

Bersambung

   Dear pembaca, mohon untuk dukungan memberi like dan auto favorit novel ini agak membuat author meneruskan berkarya dengan novel lanjutan KDPU ini. Terima kasih <3

Terpopuler

Comments

Iron Mustapa

Iron Mustapa

wuahahahahaha... gaya keduanya kayak pendekar tanpa tanding tp hanya dgn skali gebrak langsung keok.... 🤣🤣🤣

2023-10-20

0

Mbah Wiro

Mbah Wiro

🤣🤣🤣 cuman gitu doang hhhh😠

2023-05-06

0

lukaz sangkala

lukaz sangkala

bantai

2023-03-06

3

lihat semua
Episodes
1 Awal Cerita
2 Cakra Api Surgawi Hitam
3 Menuju Kota Perdamaian
4 Rongon Sang Raja
5 Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6 Kematian Kaishu
7 Aira sang Peluda
8 Seorang Grand Magus
9 Kemarahan Rongon
10 Kota Biramaki
11 Auman Macan Putih
12 Jamuan Makan Malam
13 Kanon Empat Musim
14 Enam Telapak Vajra
15 Rencana Melawan Tuan Yamato
16 Rencana Appoloin
17 Antara Tuan Songshu dan Venulla
18 Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19 Salinan Teknik Chakra Bumi
20 Mengekstrak Anggur Opium
21 Di Tengah Gurun Walapra
22 Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23 Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24 Empat Klan Mata Angin Dunia
25 Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26 Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27 DI Gerbang Timur (i)
28 Di Gerbang Timur (ii)
29 Villa Bunga Meihua di waktu malam
30 Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31 Murong Genjin
32 Kuil Pemujaan Kotengu
33 Di Hutan Motozawa
34 Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35 Malam di Pemakaman Purba
36 Reruntuhan Kuno
37 Perburuan di mulai
38 Patung Yang Berbicara
39 Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40 Kecemburuan Lebiro Mao
41 Di balik Lukisan itu
42 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44 Telah di Mulai
45 Perang di Mulai
46 Perang Dimulai (ii)
47 Perang di mulai (iii)
48 Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49 Last Battle (i)
50 Last Battle (ii)
51 Happy New Year 2023
52 Last Battled (ii)
53 Last Battled (iii)
54 Last Battled (iv)
55 Last Battled (v)
56 Last Battled (vi)
57 Last Battled (vii)
58 Di sisi Hutan Motozawa
59 Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60 Informasi Berharga
61 Arena Kota (i)
62 Arena Kota (ii)
63 Hutan Bisikan Mimpi
64 Delapan Lambaian Meihua
65 Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66 Kembali Ke Dunia merah
67 Tiga Alam (Three Realm)
68 Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71 Negeri Menhua (i)
72 Negri Menhua (ii)
73 Restoran Kubah Negeri Selatan
74 Di Ladang Gandum Desa Palancar
75 Sekte Mandasor
76 Informasi 4 Penatua
77 Informasi 4 Penatua (ii)
78 Acara Lelang Akbar
79 Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80 Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81 Nyonya Maya dan Keahliannya
82 Fenomena Sang Immortal
83 Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84 Pedang Sihir Es (i)
85 Pedang Sihir Es (ii)
86 Pedang Sihir Es (iii)
87 Nyonya Hong yang Terkejut
88 Awal Mulanya (i)
89 Awal Mulanya (ii)
90 Akademi Dunia Tengah
91 Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92 Hujan Di Gurun Terkutuk
93 Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94 Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95 Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96 Perang Tak Telupakan
97 Perang Tak Telupakan (ii)
98 Perang Tak Terlupakan (iii)
99 Perang Tak Terlupakan (iv)
100 Dua Benua Yang Menyatu
101 Pengumuman
102 Pedang Matahari Mengamuk
103 Sang Pembawa Pedang
104 Pedang Bintang
105 Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106 Benua Penyaringan Silver
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Awal Cerita
2
Cakra Api Surgawi Hitam
3
Menuju Kota Perdamaian
4
Rongon Sang Raja
5
Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6
Kematian Kaishu
7
Aira sang Peluda
8
Seorang Grand Magus
9
Kemarahan Rongon
10
Kota Biramaki
11
Auman Macan Putih
12
Jamuan Makan Malam
13
Kanon Empat Musim
14
Enam Telapak Vajra
15
Rencana Melawan Tuan Yamato
16
Rencana Appoloin
17
Antara Tuan Songshu dan Venulla
18
Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19
Salinan Teknik Chakra Bumi
20
Mengekstrak Anggur Opium
21
Di Tengah Gurun Walapra
22
Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23
Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24
Empat Klan Mata Angin Dunia
25
Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26
Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27
DI Gerbang Timur (i)
28
Di Gerbang Timur (ii)
29
Villa Bunga Meihua di waktu malam
30
Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31
Murong Genjin
32
Kuil Pemujaan Kotengu
33
Di Hutan Motozawa
34
Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35
Malam di Pemakaman Purba
36
Reruntuhan Kuno
37
Perburuan di mulai
38
Patung Yang Berbicara
39
Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40
Kecemburuan Lebiro Mao
41
Di balik Lukisan itu
42
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44
Telah di Mulai
45
Perang di Mulai
46
Perang Dimulai (ii)
47
Perang di mulai (iii)
48
Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49
Last Battle (i)
50
Last Battle (ii)
51
Happy New Year 2023
52
Last Battled (ii)
53
Last Battled (iii)
54
Last Battled (iv)
55
Last Battled (v)
56
Last Battled (vi)
57
Last Battled (vii)
58
Di sisi Hutan Motozawa
59
Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60
Informasi Berharga
61
Arena Kota (i)
62
Arena Kota (ii)
63
Hutan Bisikan Mimpi
64
Delapan Lambaian Meihua
65
Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66
Kembali Ke Dunia merah
67
Tiga Alam (Three Realm)
68
Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71
Negeri Menhua (i)
72
Negri Menhua (ii)
73
Restoran Kubah Negeri Selatan
74
Di Ladang Gandum Desa Palancar
75
Sekte Mandasor
76
Informasi 4 Penatua
77
Informasi 4 Penatua (ii)
78
Acara Lelang Akbar
79
Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80
Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81
Nyonya Maya dan Keahliannya
82
Fenomena Sang Immortal
83
Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84
Pedang Sihir Es (i)
85
Pedang Sihir Es (ii)
86
Pedang Sihir Es (iii)
87
Nyonya Hong yang Terkejut
88
Awal Mulanya (i)
89
Awal Mulanya (ii)
90
Akademi Dunia Tengah
91
Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92
Hujan Di Gurun Terkutuk
93
Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94
Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95
Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96
Perang Tak Telupakan
97
Perang Tak Telupakan (ii)
98
Perang Tak Terlupakan (iii)
99
Perang Tak Terlupakan (iv)
100
Dua Benua Yang Menyatu
101
Pengumuman
102
Pedang Matahari Mengamuk
103
Sang Pembawa Pedang
104
Pedang Bintang
105
Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106
Benua Penyaringan Silver

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!