Malam semakin larut, hanya terdengar suara-suara hewan malam di Kota Biramaki. Namun saat itu di taman Istana Tianwan Klan Macan Putih, terdengar suara deru angin puyuh yang terdengar menindas. Ketika kamu mencoba mengintip kedalam taman raja, maka kamu akan melihat sosok seorang pria tinggi besar berputar-putar dalam gerakan teknik tempur menggunakan tombak.
Orang itu adalah Appoloin Tianwan yang sedang mempraktekkan seni bela diri menggunakan tombak yang memanfaatkan elemen angin. Setiap gerakan sosokan atau tusukan tombaknya, pasti akan menimbulkan suara menderu-deru. Tubuhnya lenyap di dalam gulungan kelebat tombak.
Beberapa saat kemudian, Appoloin menghentikan tarian perangnya dengan nafas yang sama sekali tidak terlihat memburu layaknya praktisi ketika menyelesaikan satu pelatihan teknik beladiri.
"Apakah Tuan Yong telah memahami semua gerakan yang diperagakan tadi?" tanya Appoloin.
"Seandainya anda masih merasa belum paham sama sekali, ijinkan aku Tianwan ini untuk memperagakan teknik andalan Klan Macan Putih kami.
"Tidak perlu Tianwan" kata Sima Yong memotong.
"Ijinkan aku yang bodoh ini untuk melakukan ulangan semua gerakan 'Dua Belas Serangan Tombak Angin Puyuh' kata Sima Yong.
Teknik Serangan Tombak Angin Puyuh ini adalah teknik yang memanfaatkan elemen angin di dalam pertempurannya. Semua serangan dibagi kedalam dua belas tikaman, pukulan bertenaga besar yang tidak memberi kesempatan kepada lawan untuk melakukan serangan balik.
Dua belas Serangan Tombak Angin puyuh hanya dapat dilakukan, kalau seseorang memiliki akar cabang angin di dalam pusat energinya, atau setidaknya praktisi itu memiliki basis kultivasi angin. Basis kultivasi angin adalah hal yang sangat jarang sekali digunakan, karena selain sulit, manual atau petunjuk untuk mengerahkan dan mengatur kekuatan angin alam di dalam dua belas serangan tombak, tidak tersedia secara cuma-cuma.
Penguasaan kultivasi angin ini hanya didapatkan secara turun temurun. Sima Yong beruntung sekali. Dia menguasai chakra angin, sehingga teknik Serangan angin puyuh ini menjadi bertambah puluhan kali lipat tingkat bahayanya jika dibandingkan teknik asli yang diperagakan Appoloin tadi.
Dan lagi, di dalam prakteknya, semua senjata seorang petarung jarak pendek, dapat menggantikan senjata tombak itu dengan senjata apapun untuk guna praktisi mengeksekusi teknik tombak ini.
Appoloin berdiri melongo ketika melihat si anak muda melompat kedepan, dan lantas memperagakan Dua Belas Tikaman Tombak ini. Suara angin menderu bahkan terjadi puluhan kali lipat dibanding sebelumnya. Pohon-pohon berguncang, sampai-sampai daun-daun dan bunga plum yang menghiasi taman itu, berguguran ketakutan.
Tubuh Sima Yong lenyap di dalam kelebatan pedang, yang kini terlihat seperti kilat menari-nari menyelimuti tubuh nya. Dua belas Serangan Tombak Angin Puyuh, seketika berubah menjadi Dua Belas Serangan Pedang Angin Puyuh.
"Dia melakukan teknik ini menjadi jauh lebih berbahaya dari pemilik aslinya.
Bahkan angin serangan nya serasa mampu mencabik-cabik anggota tubuh musuh" batin Appoloin kagum.
Tian Wan Appoloin bertepuk tangan keras-keras ketika Sima Yong menyelesaikan pelatihan pedangnya.
"Anda mengeksekusi teknik itu bahkan jauh lebih baik dari pada yang aku peragakan. Tian Wan ini seketika merasa malu karena mencoba menggurui seorang ahli seperti Tuan Yong" Appolion membungkuk memberi hormat pertanda dia kagum dan mengakui ilmu kepandaian Sima Yong jauh di atas kemampuan dirinya sendiri.
Buru-buru SimaYong balas memberi hormat..
"Tidak perlu Tian Wan ini merasa kecil hati. Sesungguhnya aku adalah seorang pengendali angin" kata Sima Yong diikuti tatapan mata yang semakin kagum dari Appoloin.
"Memang harus ku akui, kemampuan kultivasi ku teramat baik. Aku juga memiliki senjata mumpuni yang sangat membantu aku di dalam suatu pertempuran tingkat tinggi.
Namun aku juga harus mengaku. Teknik pedang ku tidaklah banyak. Semua teknik yang aku miliki kebanyakan dari peringkat Surgawi belaka.
Memang aku memiliki Teknik Kecepatan Cahaya ketika mengeksekusi pedang. Namun itu bukanlah teknik pedang. Itu adalah kemampuan tambahan yang aku miliki untuk membantu kemampuan tempurku" kata Sima Yong panjang lebar.
"Oleh Karena itu, aku bersyukur sekali Tian Wan Appoloin ini bersedia menerapkan teknik senjata peringkat Kuasi Immortal seperti ini.
Kelak ketika aku akan bertempur melawan makhluk itu, aku tidak akan khawatir lagi"
Appoloin mengangguk-anggukkan kepalanya karena puas dengan kemampuan Sima Yong yang sangat cepat memahami intisari teknik pedang klan mereka. Ketika dia baru saja akan menanyakan siapa yang Sima Yong anggap sebagai lawan tangguh itu, si anak muda menyela kata-katanya.
"Dan sebagai tanda terima kasih ku. kuharap Tian Wan Appoloin tidak akan menolak hadiah dari ku" Sima Yong lantas kembali menuju area terbuka di tengah-tengah taman istana" Sima Yong tidak ingin berhutang budi percuma. Teknik Serangan Tombak Angi Puyuh itu adalah peringkat kuasi immortal yang amat langka. Dia harus membalas dengan hal yang sepadan.
"Teknik ini adalah Teknik Telapak tangan peringkat Kuasi Immortal. Teknik telapak ini aku namakan 'Enam Telapak Vajra'" kata Sima Yong.
Tanpa menunggu jawaban dari Appoloin, ia lantas melakukan gerakan Vajra yang disebutkan tadi. Mau tidak mau Appoloin terpaksa memperhatikan semua gerakan yang diperagakan Sima Yong. Pada mulanya Appoloin bersikap biasa-biasa saja ketika Sima Yong memulai eksekusi Telapak Vajra nya.
Namun lama kelamaan mulut Appoloin terbuka lebar karena melongo, dan sinar matanya berbinar-binar seperti seseorang yang haus dan lapar akan makanan. Adrenalin di dalam tubuhnya seketika meningkat ketika melihat anak muda itu mulai bergerak.
"Semua gerakannya mengeluarkan kilat dan petir !" jerit tertahan keluar dari bibir Appoloin.
Hati nya seketika dilanda kebahagiaan. Selama ini dia mampu menghasilkan energi angin di dalam teknik pertempuran milik klan mereka. Namun jika dibandingkan dengan Bijuu-bijuu yang rata-rata memiliki lebih dari satu kemampuan mengendalikan elemen dunia, membuat Appoloin merasa terganggu.
Saat ini di depan mata, secara kebetulan dia dianugerahi satu rejeki yang lama diidam-idamkan. Kemampuan tempur mengendalikan energi petir ! Appoloin hampir menangis karena berbahagia.
"Lihat saja nanti kalian kelompok Bijuu dan kaki tangannya !" seru Appoloin di dalam hati.
Enam Teknik Telapak Vajra ini Sima Yong ciptakan di Kota Terminus. Dia terinspirasi dari pertempurannya melawan Tuan Dermawan, Bijuu Berekor enam itu. Semua teknik didasarkan gerakan masing-masing ekor yang di ujungnya mengandung lidah petir. Tentu saja teknik ini membutuhkan katalisator untuk seseorang mampu menghasilkan energi petir di dalam pertempuran.
Sima Yong sendiri tidak kuatir ketika ia akan mengeksekusi Enam Telapak Vajra. Ditangannya ada satu artefak penghasil petir yang berasal dari ekor Jormungandr dan ekor Raijuu Tuan Dermawan.
Setelah ia menyelesaikan memperagakan Enam Telapak Vajra, Sima Yong menghampiri Appoloin. Appoloin yang dilanda rasa galau, seketika mengungkapkan perasaannya.
"Tuan Yong, harus aku aku kalau Teknik Telapak Vajra ini amatlah mematikan dan mengerikan.
Akan tetapi, dari mana aku dapat memicu agar petir dan kilat muncul? sementara aku bukanlah penyihir atau pengendali petir" kata Appoloin dengan sedih.
Sima Yong segera tertawa terbahak-bahak. Katanya..
"Jadi itukah yang menjadi ganjalan anda Tian Wan? Pantas saja meskipun antusias, namun anda memasang wajah sedih sepanjang aku memperagakan teknik Vajra itu"
Sambil berdiri lebih dekat lagi, Sima Yong berbisik..
"Tahukah anda? Ada satu tanaman di dunia ini yang dapat membantu anda mengeksekusi Enam Teknik Vajra tadi"
"Apakah itu Tuan Yong?" tanya Tian wan Appoloin seolah-olah kedua nya berbicara sangat rahasia.
"Bambu Petir. Ekstraksi Bambu petir akan memicu petir yang dapat digunakan seseorang yang bukan pengendali petir, ketika melakukan teknik Vajra ini" kata Sima Yong pelan.
"Aku akan menunjukkan di mana anda dapat membeli tanaman itu. Aku juga akan menunjukkan cara mengekstrak Bambu petir itu menjadi semacam pelet yang dapat digunakan selama pertempuran" kata Sima Yong.
Wajah Appoloin berubah menjadi cerah, seterang langit di siang hari. Semua kegalauan berupa awan mendung - untuk memicu energi petir, hilang sudah. Bibirnya tersungging melekung membentuk senyuman.
Bersambung
Dear pembaca, mohon untuk dukungan memberi like dan auto favorit novel ini agak membuat author meneruskan berkarya dengan novel lanjutan KDPU ini. Terima kasih <3
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Sugiharto
cerita ini semakin seru tkd thor
2024-01-03
1
Iron Mustapa
lanjutkan lanjutkan upupupupupup.. 😁
2023-10-20
1
Mbah Wiro
genjot terus thooor👍👍👍👍
2023-05-06
0