Kanon Empat Musim

  Langit malam mulai terang tak berawan, rembulan tidak malu-malu lagi untuk bersembunyi, dan sekarang adalah saatnya waktu memasuki kentongan ketiga Cu-sie atau pukul sebelas malam. Akan tetapi taman tempat jamuan makan malam di istana Sang Tianwan masih saja penuh dengan tamu undangan.

   Hal apakah yang membuat semua tamu undangan menjadi betah berlama-lama di pesta taman itu? Mari kita selidiki. Tring ! - tring.. Jawaban itu terpecahkan ketika lamat-lamat suara petikan Gu Zheng terdengar lembut memasuki benak, dengan nada indah yang memiliki kekuatan magis dalam komposisi musik berjudul "Ketika Musim Gugur Tiba". Akhirnya Lagu ini usai.

Penonton meminta untuk di lanjutkan permainan musik itu. Sekali lagi waktu berlalu demikian cepat dan tanpa terasa telah tiga lagu panjang akan di mainkan anak muda itu.

"Tatkala Musim Semi tiba !"  

   Ini adalah komposisi ketiga dari rangkaian empat komposisi musik Magis yang digubah seorang Elf bangsawan di Negri Elf di Utara Benua Silver. Kala itu Sima Yong mempelajari banyak sekali teknik sihir dan permainan musik berkekuatan sihir ini dari Baron Wei.

Tring ! Petikan nada terakhir dari 'Tatkala Musim Semi' tiba telah selesai dimainkan Sima Yong. Namun ia melihat tak satupun tamu undangan yang berniat untuk beranjak pergi. Yang ada malahan wajah-wajah itu menatapnya penuh harap, seolah-olah berkata, "Lanjutkan permainan musik kekuatan jiwa itu !"

   Jelas sekali manfaat yang diterima semua pendengar permainan musik jiwa itu sangatlah besar. Sebagai pejuang atau petarung yang bertahan hidup sejak ratusan tahun yang lewat, hampir semua keturunan Ras Macan Putih di tempat ini telah mengalami beberapa kerusakan atau cedera pada jiwa mereka. Dan petikan Guzheng si anak muda, terasa bagaikan obat yang sekian lama di butuhkan luka jiwa mereka.

   Permainan Guzheng dalam komposisi rangkaian "Canon Empat Musim" yang dimainkan Sima Yong, membuat semua orang enggan pergi. Sima Yong menarik nafas dan berkata..

"Apakah tuan semua masih ingin mendengar lengkap 'Canon Empat Musim?" tanya nya.

   Serempak semua langsung berteriak bahwa mereka ingin permainan musik itu dilanjutkan. Memang Gubahan Baron Wei yang dia namakan 'Canon Empat Musim' terdiri dari empat musik yang berbeda-beda.

   'Ketika Musim Gugur Tiba' mewakili perasaan sejuk di dalam hati. Permainan musik ini akan membuat hari pendengar menjadi terasa rindu akan sesuatu. Rindu kampung halaman atau rumah dimana seseorang berasal. Dengan perasaan rindu akan hal-hal yang dahul dan nyaris terlupakan waktu itu, pelan-pelan jiwa mengalami pemulihan.

   Rangkaian kedua berjudul 'Musim Dingin di tebing Fairy Cliff'. Musik ini membawa perasaan kuat demikian mendalam di dalam hati. Lagu ini membuat jiwa yang lemah seakan-akan berubah menjadi seseorang berjiwa petarung yang handal.

   Lagu ketiga adalah 'Tatkala Musim Semi Datang' Lagu ini membawa kehangatan, dimana semua orang yang melatih diri di jalur menempuh keabadian merasakan gejolak hangat di dantian mereka. Lonjakan energi di dantian ini terasa seperti ada energi baru yang terbangun dan selama ini tidak mereka sadari. Energi baru ini seperti bersiap-siap membantu praktisi tersebut untuk memperoleh pencerahan dan menerobos ranah kultivasi bottleneck praktisi.

   'Musim Panas di Negri Elf' adalah lagu keempat dari rangkaian canon itu. Di bawah redupnya cahaya bintang dan rembulan, saat anak muda berparas elok duduk di tengah-tengah kumpulan ahli-ahli dari ras macan putih, ia memainkan gubahan terakhir karya seorang Bangsawan Elf.

   Pada saat lagu 'Musim Panas di Negri Elf' di petik, satu lagu bertempo cepat dan gembira lantas terdengar. Hewan-hewan malam seketika merapat, ikut bergoyang dan bernyanyi-nyanyi.  Burung-burung kecil, tupai bahkan Mismaya terlihat berjingkrak-jingkrak mengikuti irama lagu.

   Setelahnya beberapa saat musik di alunkan, pelan-pelan semua orang yang menghadiri jamuan makan malam itu berdiri tanpa sadar, lalu mulai meliuk-liukkan badannya mengikuti irama lagu Musim Panas di Negri Elf.

Kenyataannya musik ini di gubah berdasarkan lagu-lagu acak yang sering diperdengarkan kaum Elf ketika mereka mengadakan upacara tahunan, di dalam bunyi-bunyian yang menghipnotis siapapun. (pasti kamu masih ingat di novel sebelumnya ketika Kaum Elf dari Klan Malaikat Abu-abu melakukan ritual ini sebelum mereka berperang di Padang Bidadari di Benua Silver).

Lagu-lagu denga lirik acak ini jangan di pandang remeh. Ada aura magis di dalamnya, aura sihir yang kuat milik Elf-elf kuno yang bersemunyi di kedalam Hutan Fairy Cliff.

   Ratu dengan tidak malu-malu terlihat menggandeng Teci sang Griffin tua, dan mulai menari berpasangan. Appoloin Tianwan meminta dengan sopan agar Mismaya menari bersama dengan dia. Semua larut di dalam euforia bahkan terlihat seperti kesurupan.

   Tring ! petikan terakhir pertanda 'Musim Panas di Negri Elf' telah selesai dimainkan'. Wajah-wajah terkejut lantas mewarnai raut orang-orang itu. Namun dantian bergejolak dan rasa  hangat menjalar menembus hingga ke meridian.

   Semua undangan dan tuan rumah tampak ngos-ngosan ketika tarian mereka terhenti, tatkala Sima Yong mengakhiri Komposisi terakhir. Walaupun demikian, bola mata setiap orang berkilat-kilat seperti pertanda mereka memperoleh banyak sekali manfaat selepas mendengar komplit Canon Empat Musim tadi.

"Aku akan langsung pulang setelah Tian Wan kami mengumumkan acara selesai. Rasanya aku akan menerobos"

"Aku harus kembali secepatnya. Kebuntuan akan pemahaman teknik tombakku seketika menemui pencerahan. Aku akan kembali untuk melakukan pelatihan ulang"

   Satu demi satu praktisi dari Klan Macan Putih itu membatin dengan perasaan ingin bergegas pulang. Appoloin Tianwan sendiri seperti paham akan kata hati kaumnya, lalu dia memerintahkan mereka untuk kembali karena acara telah selesai.

   Dalam sekejap mata, taman yang tadinya cukup padat dengan tamu-tamu dari Klan Macan Putih, kini menjadi jauh berkurang setelah sebagian besar mereka kembali ke tempat masing-masing. Di sana tersisa Sima Yong dengan dua kawannya, serta petugas istana yang mulai membersihkan sisa-sisa kegaduhan pesta taman tadi, dan juga tuan rumah yaitu Appoloin Tianwan dan isteri.

"Tuan Yong.. aku tak menyangka sama sekali. Anda memberi hadiah yang amat berharga bagi Klan Macan Putih aku. Aku melihat sendiri begitu banyak anggota klan yang kini berada di penghujung bottleneck, dan akan melakukan penutupan diri guna menerobos tingkat kultivasi mereka" kata Appoloin sambil memberi tanda hormat di dadanya.

"Tidak perlu sungkan-sungkan. Tianwan sendiri telah menjamu kami dan memberi tumpangan seperti sekarang, ini adalah suatu penghormatan"balas Sima Yong sopan.

"Namun perasaanku amatlah tidak puas. Permainan musik yang memberikan manfaat besar untuk jumlah ksatria dari Klan Macan Putih kami yang banyak tadi, betul-betul membuat hatiku tidak akan pernah merasa lega, jika aku tidak membalas dengan memberi hadiah yang pantas bagi anda Tuan Yong" Kata Appoloin bersungguh-sungguh. Dia melanjutkan.

"Aku menjadi bertanya-tanya di dalam hati. Apakah Tuan Yong tidak keberatan jika aku memberi satu teknik pertempuran yang menjadi teknik andalan klan macan putih kami?" Kata Appoloin dengan yakin.

   Tentu saja Sima Yong terkejut. Teknik beladiri atau kultivasi yang diandalkan oleh satu klan atau sekte, hanya akan diturunkan bagi generasi penerus atau jenius-jenius yang dianggap layak menerima warisan itu.

   Dengan serius Appoloin berkata,

"Aku menganggap Tuan Yong adalah bagian dari Klan Macan Putih kami. Anda adalah kerabat di mataku sebagai Tianwan.

   Ketulusan anda memainkan 4 rangkaian musik secara lengkap tadi, mencerminkan anda tidak merasa keberatan dengan memberi manfaat bagi Klan Macan Putih kami' melihat wajah sungguh-sungguh itu, Sima Yong berbalik merasa tidak enak hati jika menolak tawaran sang Tianwan.

"Seni Tombak Angin Puyuh, dasar kultivasi elemen angin dari Klan Macan Putih akan aku berikan kepada Tuan Yong, sebagai orang yang kami anggap saudara, yang dengan tulus membantu saudara-saudara aku memperoleh manfaat dengan musik jiwa tadi"

   Appoloin Tianwan lantas secara ajaib telah memegang tombak di tangannya. Itu adalah tombak yang merupakan artefak peninggalan Tianwan-tian wan sejak awal klan mereka berdiri. Sima Yong terlihat kagum tatkala melihat artefak tombak yang terdengar menderu seperti deru suara angin itu.

 

Bersambung

   Dear pembaca, mohon untuk dukungan memberi like dan auto favorit novel ini agak membuat author meneruskan berkarya dengan novel lanjutan KDPU ini. Terima kasih <3

Terpopuler

Comments

Iron Mustapa

Iron Mustapa

lanjutkan bro😎😎😎😎😎

2023-10-20

1

Anak Adam

Anak Adam

kmn kaki berpijak selalu ada sahabat mendekat. hebat Sima yong. bang Jim Fei ma kpn muncul

2023-04-07

2

~Kaipucino°®™

~Kaipucino°®™

😂😂😂😂😂

2023-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Cerita
2 Cakra Api Surgawi Hitam
3 Menuju Kota Perdamaian
4 Rongon Sang Raja
5 Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6 Kematian Kaishu
7 Aira sang Peluda
8 Seorang Grand Magus
9 Kemarahan Rongon
10 Kota Biramaki
11 Auman Macan Putih
12 Jamuan Makan Malam
13 Kanon Empat Musim
14 Enam Telapak Vajra
15 Rencana Melawan Tuan Yamato
16 Rencana Appoloin
17 Antara Tuan Songshu dan Venulla
18 Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19 Salinan Teknik Chakra Bumi
20 Mengekstrak Anggur Opium
21 Di Tengah Gurun Walapra
22 Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23 Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24 Empat Klan Mata Angin Dunia
25 Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26 Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27 DI Gerbang Timur (i)
28 Di Gerbang Timur (ii)
29 Villa Bunga Meihua di waktu malam
30 Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31 Murong Genjin
32 Kuil Pemujaan Kotengu
33 Di Hutan Motozawa
34 Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35 Malam di Pemakaman Purba
36 Reruntuhan Kuno
37 Perburuan di mulai
38 Patung Yang Berbicara
39 Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40 Kecemburuan Lebiro Mao
41 Di balik Lukisan itu
42 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44 Telah di Mulai
45 Perang di Mulai
46 Perang Dimulai (ii)
47 Perang di mulai (iii)
48 Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49 Last Battle (i)
50 Last Battle (ii)
51 Happy New Year 2023
52 Last Battled (ii)
53 Last Battled (iii)
54 Last Battled (iv)
55 Last Battled (v)
56 Last Battled (vi)
57 Last Battled (vii)
58 Di sisi Hutan Motozawa
59 Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60 Informasi Berharga
61 Arena Kota (i)
62 Arena Kota (ii)
63 Hutan Bisikan Mimpi
64 Delapan Lambaian Meihua
65 Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66 Kembali Ke Dunia merah
67 Tiga Alam (Three Realm)
68 Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71 Negeri Menhua (i)
72 Negri Menhua (ii)
73 Restoran Kubah Negeri Selatan
74 Di Ladang Gandum Desa Palancar
75 Sekte Mandasor
76 Informasi 4 Penatua
77 Informasi 4 Penatua (ii)
78 Acara Lelang Akbar
79 Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80 Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81 Nyonya Maya dan Keahliannya
82 Fenomena Sang Immortal
83 Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84 Pedang Sihir Es (i)
85 Pedang Sihir Es (ii)
86 Pedang Sihir Es (iii)
87 Nyonya Hong yang Terkejut
88 Awal Mulanya (i)
89 Awal Mulanya (ii)
90 Akademi Dunia Tengah
91 Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92 Hujan Di Gurun Terkutuk
93 Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94 Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95 Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96 Perang Tak Telupakan
97 Perang Tak Telupakan (ii)
98 Perang Tak Terlupakan (iii)
99 Perang Tak Terlupakan (iv)
100 Dua Benua Yang Menyatu
101 Pengumuman
102 Pedang Matahari Mengamuk
103 Sang Pembawa Pedang
104 Pedang Bintang
105 Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106 Benua Penyaringan Silver
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Awal Cerita
2
Cakra Api Surgawi Hitam
3
Menuju Kota Perdamaian
4
Rongon Sang Raja
5
Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6
Kematian Kaishu
7
Aira sang Peluda
8
Seorang Grand Magus
9
Kemarahan Rongon
10
Kota Biramaki
11
Auman Macan Putih
12
Jamuan Makan Malam
13
Kanon Empat Musim
14
Enam Telapak Vajra
15
Rencana Melawan Tuan Yamato
16
Rencana Appoloin
17
Antara Tuan Songshu dan Venulla
18
Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19
Salinan Teknik Chakra Bumi
20
Mengekstrak Anggur Opium
21
Di Tengah Gurun Walapra
22
Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23
Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24
Empat Klan Mata Angin Dunia
25
Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26
Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27
DI Gerbang Timur (i)
28
Di Gerbang Timur (ii)
29
Villa Bunga Meihua di waktu malam
30
Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31
Murong Genjin
32
Kuil Pemujaan Kotengu
33
Di Hutan Motozawa
34
Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35
Malam di Pemakaman Purba
36
Reruntuhan Kuno
37
Perburuan di mulai
38
Patung Yang Berbicara
39
Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40
Kecemburuan Lebiro Mao
41
Di balik Lukisan itu
42
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44
Telah di Mulai
45
Perang di Mulai
46
Perang Dimulai (ii)
47
Perang di mulai (iii)
48
Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49
Last Battle (i)
50
Last Battle (ii)
51
Happy New Year 2023
52
Last Battled (ii)
53
Last Battled (iii)
54
Last Battled (iv)
55
Last Battled (v)
56
Last Battled (vi)
57
Last Battled (vii)
58
Di sisi Hutan Motozawa
59
Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60
Informasi Berharga
61
Arena Kota (i)
62
Arena Kota (ii)
63
Hutan Bisikan Mimpi
64
Delapan Lambaian Meihua
65
Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66
Kembali Ke Dunia merah
67
Tiga Alam (Three Realm)
68
Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71
Negeri Menhua (i)
72
Negri Menhua (ii)
73
Restoran Kubah Negeri Selatan
74
Di Ladang Gandum Desa Palancar
75
Sekte Mandasor
76
Informasi 4 Penatua
77
Informasi 4 Penatua (ii)
78
Acara Lelang Akbar
79
Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80
Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81
Nyonya Maya dan Keahliannya
82
Fenomena Sang Immortal
83
Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84
Pedang Sihir Es (i)
85
Pedang Sihir Es (ii)
86
Pedang Sihir Es (iii)
87
Nyonya Hong yang Terkejut
88
Awal Mulanya (i)
89
Awal Mulanya (ii)
90
Akademi Dunia Tengah
91
Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92
Hujan Di Gurun Terkutuk
93
Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94
Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95
Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96
Perang Tak Telupakan
97
Perang Tak Telupakan (ii)
98
Perang Tak Terlupakan (iii)
99
Perang Tak Terlupakan (iv)
100
Dua Benua Yang Menyatu
101
Pengumuman
102
Pedang Matahari Mengamuk
103
Sang Pembawa Pedang
104
Pedang Bintang
105
Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106
Benua Penyaringan Silver

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!