"Jangan bersikap bodoh" kata Venula dingin.
"Bukankah kau masih memiliki tangan kanan dari garis darah keturunan Arabhar dan Peluda?
Kau hanya perlu melambaikan tangan, dan dua bidak mu itu akan bergerak mewakili kamu melawan anak muda berbaju kelabu itu" kata Venula memprovokasi
Ketika Venula melihat kalau Rongon si raja ular masih berpikir untuk mengikuti instruksi Yamato no Orochi atau akan melawannya, Venula tupai berekor tujuh itu dengan licik membujuknya..
"Lagipula, untuk apa kau memelihara dua tangan kanan yang tingkat kultivasinya setara denganmu?
Aku mendengar kalau keturunan Arabhar bernama Kaishu dan Peluda bernama Aira itu memiliki kultivasi di ranah SAGE level sembilan. Peringkat itu bukankah sama dengan mu bukan?" mata Venula menyala dalam aura culas.
"Apakah kau tidak kuatir? Suatu saat nanti ketika mereka mereka berdua bertambah kuat, lalu berbalik melawan dan merebut kedudukanmu, apakah kau siap?" ini adalah kata-kata provokasi yang jelas-jelas menghasut.
Lama-kelamaan Rongon mulai terbakar oleh rasa iri dan ketidakpuasan. Dia memang merasa tidak suka ketika dahulu mendengar berita kalau dua panglima yang menjadi tangan kanan dan tangan kirinya itu berhasil menerobos di ranah SAGE level 9.
"Dua orang itu berhasil menerobos hanya dengan berkultivasi selama lima puluh tahun saja. Itu pertanda bakat dan kemampuan beladiri yang lebih tinggi dibanding aku.
Sedangkan aku? Lihatlah.. aku bahkan menghabiskan waktu selama seratus lima puluh tahun dan dengan segala pengorbanan barulah dapat menjadi SAGE level sembilan.
Tidak akan menutup kemungkinan di masa datang, keduanya akan menembus Alam Melintas Immortal terlebih dahulu dibanding diriku, lalu kemudian dinobatkan menjadi raja di klan kami?"
Rongon si raja Klan Ular benar-benar telah termakan hasutan Venula. Dia tidak menyadari ketika diam-diam garis mulut Venula membentuk lengkungan pertanda senyum kemenangan.
"Sudahkah kau mengambil keputusan?" tanya Venula menyela lamunan Rongon.
Dengan wajah yang kini berubah menjadi lebih keras dari sebelumnya, Rongon menjawab cepat pertanyaan itu,
"Aku telah memutuskan.
Katakan pada Tuan Yamato, kalau kami dari Klan Ular akan siap menghadang si anak muda berpakaian kelabu.
Kaishu dan Aira yang akan memulai peperangan dengan menghadang langkah si anak muda"
"Bagus, jika demikian kita telah sepakat. Aku akan mengabari Tuan Yamato, dan Eliksir serta salinan teknik penguasaan cakra air akan dikirimkan jika kalian berhasil membunuh anak muda berjubah kelabu itu" kata Venula bengis.
Venula, gadis kecil itu lantas berubah menjadi tupai kecil berekor tujuh, yang dengan gerakan sangat cepat langsung tenggelam dan menghilang di dalam tanah. Memang kelebihan Kaku dari kelompok Bijuu ini adalah bertempur dari dalam tanah dan meloloskan diri lewat jalur bawah tanah. Ketika Kaku si tupai berekor tujuh ini memegang benda tanah liat, maka wujud apapun di muka bumi ini dapat ditiru bentukannya dengan sempurna.
******
Perlu dijelaskan singkat disini. Khaisu dan Aira yang juga menjadi panglima perang Klan Ular itu sebenarnya berasal dari ras ular bernama Arabhar dan Peluda.
Arabhar adalah ras ular yang dapat terbang yang meluncur di udara menggunakan sayap, yaitu flaps kulit yang terhubung dengan tulang yang menonjol keluar. Ketika makhluk Arabhar ini mengembangkan sayapnya, dari jauh dia terlihat seperti kapal yang mengembangkan layar lebar-lebar, sehingga seringkali mengecoh lawan yang mengira itu adalah sebuah kapal biasa.
Sedangkan Peluda adalah suatu jenis ular mitos yang berbentuk mirip dengan naga-naga di Benua Barat, yang sekujur tubuh memiliki duri-duri panjang, menyerupai hewan landak.
Sore itu langit terlihat cerah dengan awan-awan tipis yang kadang berserakan, membentuk semacam kabut tipis menghias langit yang mulai berubah warna jingga. Saat itu tampak melintas di langit, satu makhluk roh berwujud kepala rajawali, berbadan elang dan berkaki singa, bergerak cepat ke arah selatan. Itulah Griffin.
Tampak dua sosok manusia yang duduk di punggung Griffin - yang auranya menunjukkan dua orang itu adalah orang dewasa dan seorang bertubuh kecil, mirip anak-anak. Keduanya asik berbicara, ketika itu diam-diam pria itu - Sima Yong menangkap beberapa pasang mata mengawasi mereka dari kedalaman hutan, dengan tatapan misterius.
Lalu ketika hari semakin gelap, mata-mata yang mengintai mereka itu semakin lama semakin banyak - terasa seperti hantu yang memburu tanpa henti.
"Strix !" desis Mismaya pelan.
"Apakah yang dimaksud dengan Strix?" taya Sima Yong pendek.
Sambil membuang kotoran nafas dalam-dalam dari paru-parunya, Mismaya menjawab.
"Strix adalah ras avencia yang dipercaya sebagai makhluk pembawa kabar buruk !" suara Mismaya mengecil.
"Apa maksud kau wahai peri kecil" tanya Sima Yong makin penasaran.
"Konon kabarnya sebagai pertanda kabar buruk, ketika Strix menunjukkan dirinya, maka akan terjadi pertumpahan darah.
Strix adalah makhluk ras unggas yang menyantap daging dan meminum darah manusia" kata Mismaya.
Wajah Sima Yong menunjukkan ekspresi lucu. Dia tidak terlalu percaya dengan takhayul seperti kisah-kisah bohong itu. Lalu ia berkata mencoba meredakan ketegangan Mismaya,
"Jadi dia, Stix itu adalah pertanda buruk bagi seseorang? Oke.. sepertinya aku harus waspada untuk perjalan ke depan nanti.
Namun dalam hal ini aku masih tetap percaya diri, makhluk yang muncul nanti untuk bertempur denganku akan dapat aku taklukkan.
Tak perlu kau menjadi takut hai peri kecil" kata Sima Yong menghibur sambil menepuk-nepuk kepala Mismaya. Namun Mismaya tetap lesu, hanya mengangguk serta berusaha memasang wajah biasa saja.
Tapi sesungguhnya di dalam hati kecilnya Peri itu ketakutan. Sebagai penghuni Realm Magical Beast ini, dia tahu benar. Mahluk-mahluk seperti Stix ini ketika mereka muncul, dapat dipastikan akan terjadi bencana kematian.
Griffin terbang dengan stabil dan mulai memasuki kawasan hutan lebat di bawah sana, pertanda mereka mulai memasuki wilayah Klan Ular. Mendadak Griffin yang sejak keberangkatan hanya diam saja, tiba-tiba bersuara,
"Ada kapal besar di depan. Satu kapal roh dengan layar yang sangat besar. Namun aku tidak melihat adanya aura kehidupan di buritan kapal itu"
Sima Yong menjadi kaget. Dia tak menyangka kalau Griffin itu dapat berbicara.
"Rupanya kamu dapat berbicara. Mengapa tidak sejak awal kau memberitahukan kami ? Bukankah lebih menyenangkan jika kita bercakap cakap ketika menempuh suatu perjalanan?"
Sambil mendengus dingin Griffin itu berkata,
"Aku juga sebuah makhluk mitology - magical beast. Ketidak berdayaanku menembus King enam lah yang membuatku belum dapat bertransformasi wujud menjadi manusia.
Tak perlu tuan terlalu kaget dengan kemampuan bicaraku"
Sima Yong terdiam. Dia sedikit malu di tegur oleh Griffin itu. Dia merasa dirinya terlalu bodoh ketika terkejut mendengar si Griffin berbicara seperti manusia biasa.
"Tak perlu bersedih dan tertekan tuan muda. Sebaiknya anda fokus kepada kapal roh yang semakin mendekati kita" kata Griffin itu.
Sementara itu kapal roh itu semakin lama semakin dekat, kini hanya berjarak beberapa tombak dari arah mereka. Siam Yong menyentuh pedangnya, ketika kapal itu kini saling berpapasan, dan dia melihat di sisi kiri kapal, adalah penampakan kosong tanpa ada kehidupan sedikitpun di kapal itu.
"Apakah ini aman?" tanya Mismaya, masih bersikap hati-hati.
Namun walaupun mereka merasa bahwa keadaan telah aman-aman saja, semua orang yang berada di atas Griffin, termasuk Griffin itu sendiri, secara tiba-tiba merasa tengkuk mereka merinding.
Perasaan merinding itu di sebabkan munculnya satu aura pedang yang sangat kuat dan tajam, terasa mendekat dari arah belakang mereka, bersiap-siap menghancurkan mereka dengan aura pedang.
"A-apa ini" desis Mismaya ngeri.
Bersambung
Dear pembaca, mohon untuk dukungan memberi like dan auto favorit novel ini agak membuat author meneruskan berkarya dengan novel lanjutan KDPU ini. Terima kasih <3
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Iron Mustapa
lanjutkan bro.. 😍😍😍😍😍😍😍
2023-10-19
0
Ari Akmal
gass thor
2023-05-27
0
Mbah Wiro
lanjuuut...🌹🌹
2023-05-06
0