Rongon Sang Raja

  Griffin itu terbang membelah langit, melaju sangat cepat melintasi Sungai Hutan Mistis dan melayang mengarah ke bagian Selatan Realm Magical Beast itu.

"Sebelum mencapai Kota Perdamaian, dan sesuai dengan peta yang aku lihat, kita harus melintasi dua wilayah klan magical beast.

   Wilayah Klan ras ular yang paling duluan, menyusul Klan ras macan putih.   Jika kita berhasil menembus dua wilayah itu, selanjutnya Kota Perdamaian akan menjadi tempat istirahat sebelum kita bergerak menuju Bukit Sihl" kata Sima Yong, sambil tangannya membuka-buka lembaran peta.

Tanpa melihat dia berkata kepada Mismaya.

"Adakah hal penting yang harus aku ketahui tentang dua klan itu?" tanya nya kepada Mismaya.

   Mismaya terkejut. Beruntung pengetahuannya amat luas mengenai isi Realm ini. Peri itu lantas meriwayatkan pengetahuannya tentang ras ular dan ras macan putih.

Dengan mimik serius Mimaya memulai kisah iu...

"Ras ular adalah ras yang cukup berkuasa dan memiliki pengaruh di belahan Realm ini ..." 

   Jadi untuk selanjutnya author yang akan menjelaskan dialog dalam bentuk narasi agar tidak membosankan, yang isinya sesuai dengan percakapan diantara Mismaya dengan Protagonis kita Sima Yong.

   Di dalam Realm Magical Beast, setiap klan ras tertentu, biasanya memiliki patriark atau semacam penguasa yang disebut rakyat ras nya dengan sebutan raja. 

   Pemimpin mereka dipanggil dengan raja, dalam hal ini menunjukkan bahwa sosok itu yang paling dipermuliakan di antara ras mereka itu. Sosok raja itu adalah figur yang memiliki garis keturunan kuno makhluk legendaris langsung, di samping dia juga harus memiliki keahlian dan kekuatan diatas rata-rata rakyat atau anggota keluarga di klan mereka.

   Klan ular dipimpin oleh Rongon yang mereka sebut dengan gelar raja. Kabar burung bercerita bahwa raja Rongon ini adalah keturunan langsung dari mahluk mitologi ular jenis Basilisk dan memiliki garis darah makhluk mitos itu. 

   Basilisk adalah makhluk mitology yang dikenal sebagai raja dari semua makhluk reptilia, dimana Basilisk memiliki ciri fisik berupa badan berbentuk seperti kadal atau ular yang sangat besar, dengan tonjolan pada tengkorak kepala yang membentuk semacam mahkota.

   Kesaktian tertinggi dari pembawa garis darah Basilisk adalah pada matanya. Kabarnya siapapun yang melihat mata dari Basilisk, akan tewas seketika. Mismaya terlihat bergidik ketika selesai menceritakan tentang Rongon - raja Klan ular dari wilayah yang akan mereka lewati.

"Akan tetapi kebenaran garis darah bawaan dari Basilisk belum dapat diterima kebenarannya. Raja Rongon itu selalu mengenakan semacam topeng guna menutupi wajahnya sehingga tidak seorangpun yang pernah melihat matanya secara langsung" kata Mismaya.

"Baik.. informasimu sangatlah membantu. Terima kasih Mismaya" kata Sima Yong sambil merenung-renung. 

"Kekuatan garis darah sekuat apakah yang dimiliki oleh Rongon ini? Apakah dia mewarisi kekuatan leluhur Basilisk nya 100 atau minimal 50 persen saja? Jika memang Rongon itu memiliki kekuatan sedahsyat itu, ketika bertempur nanti aku akan menggunakan teknik menutup mata sebagai jalan keluar terbaik" batin Sima Yong menenangkan diri.

******

   Malam yang gelap, bintang-bintang hanya terlihat sebagian saja, sementara bulan tertutup awan menyisakan aura mistis di sepanjang jalan dari Kota Terminus menuju Kota Klan ular yang disebut Kota Shunjin. Kala itu seorang pria mengenakan jubah berwarna hijau emerald, terlihat berjalan seperti melayang dan dengan badan bergoyang-goyang seperti menyeret tubuh di hutan tepian Kota Shunjin.

   Penampilan pria itu terlihat cukup unik, dimana dia memiliki potongan tubuh bagian atas menyerupai seorang pria kekar dari pinggang ke atas, sementara anggota tubuh bagian pinggul hingga ke kaki berbentuk seperti badan seekor ular besar.

   Penampilannya wajahnya terlihat sangat agung, dimana rambut panjang nuansa emas nya tampak tersisir rapi ke belakang dan di selip mahkota dari daun-daun yang berwarna perak dan emas. Guna melengkapi penampilan agungnya itu, dia menutup seluruh tubuhnya dengan satu jubah panjang berwarna emerald, yang terlihat berkilauan dan bergerak-gerak, ketika dia berjalan - terlihat mirip dengan kulit ular. 

   Sayang sekali pria itu menutup wajahnya dengan selembar topeng kulit yang tipis, sepertinya dia ingin menyembunyikan penampilan wajahnya. Bahkan mata nya sendiri seperti dilapisi satu selaput khusus sehingga tidak ada seorangpun yang dapat melihat sorot matanya.

   Pria itu seperti berlari terus menuju pada satu lokasi yang lebih dalam dan gelap dari hutan perbatasan antara daerah kekuasaan ras ular dan ras macan putih, lalu dia berhenti. Suaranya yang sangat dingin lantas terdengar bergema. Itu adalah satu suara yang amat dingin seperti dinginnya angin musim salju yang terasa menusuk dalam ke tulang-tulang.

"Keluarlah kamu tupai kecil. Tiada gunanya untuk menyamar atau bersembunyi dalam bentuk apapun di hadapanku. 

   Aroma tubuhmu, yang menjadi ciri khas tupai jadi-jadian itu tidak dapat berbohong dari penciuman ras reptil kami" kata pria berbadan setengah ular itu.

   Suara yang terdengar samar-samar hingga pada akhir menjadi jelas, yang merupakan satu suara tawa terkikik lepas seketika terdengar bergema, meruntuhkan sepi lengang di hutan perbatasan itu.

"Hihihi... Aku tak menyangka kalau penyamaran sesempurna ini masih dapat diketahui oleh Rongon, sang raja dari klan ular Realm Magical Beast ini"

   Pelan-pelan dari dari kegelapan malam, muncul siluet seorang wanita dalam potongan tubuh yang seksi. Wanita ini mengenakan pakaian dengan belahan dada yang rendah, berusaha menyembulkan dua buah bukit gempal dari bagian dada, sementara bagian bawah tunik yang seharusnya di lapisi celana panjang, tampak jelas paha putihnya yang mengintip dalam warna putih dan mulus. Wajahnya mungil kecil dan manis berpotongan kuaci

"Apa kabarmu Rongon?" kata perempuan itu.

   Bukannya mendapat balasan ramah atau sapaan mesra, yang ada pria setengah ular bernama Rongon itu mencibir dengan nada yang merendahkan.

"Sosok siapa lagikah yang kau tiru ini Venula? Apakah kau masih menggunakan tanah liat untuk menjadi sihir berganti rupa lagi? Ataukah kamu menyamar menggunakan alat rias tertentu" tanya Rongon berpura-pura bodoh. lanjutnya.

"Tapi ah... aku lupa sesuatu. Kau adalah adalah penyalin rupa yang mengandalkan tanah liat untuk berubah bentuk" Rongon tertawa puas ketika melihat wajah Venula berubah menjadi jelek.

"Tutup mulutmu. Aku berkunjung kesini bukan karena keinginanku.

   Bagiku, lebih baik aku diam-diam di Kota Perdamaian sebagai tuan kota, ketimbang memohon untuk berbicara dengan makhluk berbentuk tidak jelas seperti kau" balas Venula marah.

   Dengan santai Rongon balas memaki. 

"Lalu mau mu apa? Katakan saja apa yang diinginkan tuan Yamato dengan cepat. Aku alergi berlama-lama dengan kalian kelompok Bijuu.

   Jika saja aku tidak mengingat Tuan Yamato sebagai ras reptil terbesar saat ini, aku tidak mau berhubungan dengan kalian" kata Rongon ketus.

   Kenyataan sebenarnya bahwa Rongon adalah yang disebut Raja ras ular, sangat tidak menghormati kelompok Bijuu, yakni keturunan makhluk mitos yang memiliki ekor lebih dari satu. Hal itu membuat Venula sang Kaku - tupai berekor tujuh keturunan makhluk mitos dari Benua Timur itu amat tidak senang.

   Dengan bersikap dingin Venula berkata,

"Perintah Tuan Yamato bahwa kalian dari ras ular harus menghalangi anak muda itu untuk melintas dan memasuki Kota Perdamaian aku"

"Apa? kalian ingin aku terlibat dalam permusuhan melawan anak muda itu?

   Aku bahkan bukan berasal dari aliansi kelompok berekor banyak seperti kau. Lalu mengapa aku harus terlibat pertikaian ini?" jawab Rongon dengan gusar.

"Itu bukan urusanku. 

   Yang aku tahu, jikalau anak muda itu tahu-tahu memasuki Kota Perdamaian, Tuan Yamato berjanji akan meluluhlantakkan klan reptil kamu" kata Venula tersenyum puas.

"Aku tidak memiliki banyak pasukan yang dapat menghalangi anak muda itu.

   Kau sendiri tahu bukan?Kabar burung bercerita kalau anak muda itu memiliki kultivasi yang demikian tinggi. Konon kultivasinya tidak terbaca, namun dia dengan mudah mengalahkan Jormungandr, Raijuu dan Stimfalia bodoh itu" teriak Rongon sengit.

Bersambung

   Dear pembaca, mohon untuk dukungan memberi like dan auto favorit novel ini agak membuat author meneruskan berkarya dengan novel lanjutan KDPU ini. Terima kasih <3

Terpopuler

Comments

fariezka

fariezka

iyakah?

2024-03-05

0

Iron Mustapa

Iron Mustapa

gasssspooolll thor

2023-10-19

0

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Semangat Thor 💪💪

2023-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Cerita
2 Cakra Api Surgawi Hitam
3 Menuju Kota Perdamaian
4 Rongon Sang Raja
5 Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6 Kematian Kaishu
7 Aira sang Peluda
8 Seorang Grand Magus
9 Kemarahan Rongon
10 Kota Biramaki
11 Auman Macan Putih
12 Jamuan Makan Malam
13 Kanon Empat Musim
14 Enam Telapak Vajra
15 Rencana Melawan Tuan Yamato
16 Rencana Appoloin
17 Antara Tuan Songshu dan Venulla
18 Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19 Salinan Teknik Chakra Bumi
20 Mengekstrak Anggur Opium
21 Di Tengah Gurun Walapra
22 Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23 Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24 Empat Klan Mata Angin Dunia
25 Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26 Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27 DI Gerbang Timur (i)
28 Di Gerbang Timur (ii)
29 Villa Bunga Meihua di waktu malam
30 Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31 Murong Genjin
32 Kuil Pemujaan Kotengu
33 Di Hutan Motozawa
34 Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35 Malam di Pemakaman Purba
36 Reruntuhan Kuno
37 Perburuan di mulai
38 Patung Yang Berbicara
39 Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40 Kecemburuan Lebiro Mao
41 Di balik Lukisan itu
42 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44 Telah di Mulai
45 Perang di Mulai
46 Perang Dimulai (ii)
47 Perang di mulai (iii)
48 Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49 Last Battle (i)
50 Last Battle (ii)
51 Happy New Year 2023
52 Last Battled (ii)
53 Last Battled (iii)
54 Last Battled (iv)
55 Last Battled (v)
56 Last Battled (vi)
57 Last Battled (vii)
58 Di sisi Hutan Motozawa
59 Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60 Informasi Berharga
61 Arena Kota (i)
62 Arena Kota (ii)
63 Hutan Bisikan Mimpi
64 Delapan Lambaian Meihua
65 Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66 Kembali Ke Dunia merah
67 Tiga Alam (Three Realm)
68 Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71 Negeri Menhua (i)
72 Negri Menhua (ii)
73 Restoran Kubah Negeri Selatan
74 Di Ladang Gandum Desa Palancar
75 Sekte Mandasor
76 Informasi 4 Penatua
77 Informasi 4 Penatua (ii)
78 Acara Lelang Akbar
79 Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80 Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81 Nyonya Maya dan Keahliannya
82 Fenomena Sang Immortal
83 Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84 Pedang Sihir Es (i)
85 Pedang Sihir Es (ii)
86 Pedang Sihir Es (iii)
87 Nyonya Hong yang Terkejut
88 Awal Mulanya (i)
89 Awal Mulanya (ii)
90 Akademi Dunia Tengah
91 Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92 Hujan Di Gurun Terkutuk
93 Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94 Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95 Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96 Perang Tak Telupakan
97 Perang Tak Telupakan (ii)
98 Perang Tak Terlupakan (iii)
99 Perang Tak Terlupakan (iv)
100 Dua Benua Yang Menyatu
101 Pengumuman
102 Pedang Matahari Mengamuk
103 Sang Pembawa Pedang
104 Pedang Bintang
105 Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106 Benua Penyaringan Silver
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Awal Cerita
2
Cakra Api Surgawi Hitam
3
Menuju Kota Perdamaian
4
Rongon Sang Raja
5
Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6
Kematian Kaishu
7
Aira sang Peluda
8
Seorang Grand Magus
9
Kemarahan Rongon
10
Kota Biramaki
11
Auman Macan Putih
12
Jamuan Makan Malam
13
Kanon Empat Musim
14
Enam Telapak Vajra
15
Rencana Melawan Tuan Yamato
16
Rencana Appoloin
17
Antara Tuan Songshu dan Venulla
18
Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19
Salinan Teknik Chakra Bumi
20
Mengekstrak Anggur Opium
21
Di Tengah Gurun Walapra
22
Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23
Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24
Empat Klan Mata Angin Dunia
25
Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26
Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27
DI Gerbang Timur (i)
28
Di Gerbang Timur (ii)
29
Villa Bunga Meihua di waktu malam
30
Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31
Murong Genjin
32
Kuil Pemujaan Kotengu
33
Di Hutan Motozawa
34
Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35
Malam di Pemakaman Purba
36
Reruntuhan Kuno
37
Perburuan di mulai
38
Patung Yang Berbicara
39
Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40
Kecemburuan Lebiro Mao
41
Di balik Lukisan itu
42
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44
Telah di Mulai
45
Perang di Mulai
46
Perang Dimulai (ii)
47
Perang di mulai (iii)
48
Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49
Last Battle (i)
50
Last Battle (ii)
51
Happy New Year 2023
52
Last Battled (ii)
53
Last Battled (iii)
54
Last Battled (iv)
55
Last Battled (v)
56
Last Battled (vi)
57
Last Battled (vii)
58
Di sisi Hutan Motozawa
59
Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60
Informasi Berharga
61
Arena Kota (i)
62
Arena Kota (ii)
63
Hutan Bisikan Mimpi
64
Delapan Lambaian Meihua
65
Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66
Kembali Ke Dunia merah
67
Tiga Alam (Three Realm)
68
Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71
Negeri Menhua (i)
72
Negri Menhua (ii)
73
Restoran Kubah Negeri Selatan
74
Di Ladang Gandum Desa Palancar
75
Sekte Mandasor
76
Informasi 4 Penatua
77
Informasi 4 Penatua (ii)
78
Acara Lelang Akbar
79
Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80
Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81
Nyonya Maya dan Keahliannya
82
Fenomena Sang Immortal
83
Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84
Pedang Sihir Es (i)
85
Pedang Sihir Es (ii)
86
Pedang Sihir Es (iii)
87
Nyonya Hong yang Terkejut
88
Awal Mulanya (i)
89
Awal Mulanya (ii)
90
Akademi Dunia Tengah
91
Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92
Hujan Di Gurun Terkutuk
93
Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94
Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95
Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96
Perang Tak Telupakan
97
Perang Tak Telupakan (ii)
98
Perang Tak Terlupakan (iii)
99
Perang Tak Terlupakan (iv)
100
Dua Benua Yang Menyatu
101
Pengumuman
102
Pedang Matahari Mengamuk
103
Sang Pembawa Pedang
104
Pedang Bintang
105
Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106
Benua Penyaringan Silver

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!