Pagi Hari.
Arkan sudah berada di kampus, bersama temannya yaitu Jaka. Mereka sedang berada di kantin.
"Kamu yakin mau pergi jauh?" tanya Jaka terhadap Arkan.
"Iya, kalau sawah sama rumah jadi di jual" jawab Arkan.
"Memangnya siapa yang akan membeli nya? "
"Kemaren sudah sudah ada janji sama, Pak Widodo tetangga kampung sebelah tapi cuma lewat telepon" jawab Arkan.
"Kalau laku di jual, nanti kamu akan tinggal di mana terus mata pencaharian dari mana? " tanya Jaka terhadap Arkan.
"Rencana nya kalau laku sesuai harga yang ku mau itu masih ada sisa dari hutang. Nah itu buat ongkos ke luar kota, kita akan mengadu nasib di sanah"
"Terus bagaimana dengan kuliah kamu? sayang loh jiga harus berhenti, banyak orang menginginkan beasiswa seperti kamu" kata Jaka Menyayangkan jika harus berhenti kuliah.
"Ya mau bagaimana lagi, mungkin ini sudah takdir ku"
"Jangan putus asa begitu lah, siapa tahu ada hal baik setelah ini. Tapi menurut ku jangan lah kamu sampai berhenti kuliah, jika kamu pergi ke luar kota dan hanya mengandalkan tenaga untuk menjadi buruh tani di sana. Aku rasa bukan pilihan yang tepat" nasehat Jaka terhadap Arkan.
"Jika aku nggak melakukan ini, ya berarti harus menuruti semua permintaan dari Tante Maura" kata Arkan.
"Kenapa kamu nggak coba saja menikah dengan nya, toh dia itu masih gadis meskipun umurnya di atas kamu" kata Jaka.
"Kamu itu, ngomong apa sih mana bisa menikah tanpa di dasari dengan cinta" jawab Arkan kesal.
"Kan cinta bisa tumbuh seiring berjalan nya waktu" jawab Jaka sambil menatap lekat wajah sahabat nya itu, yang sudah terlihat sangat frustasi.
"Kamu sih enak ngomong seperti itu, coba kalau kamu yang ngalamin di lamar sama Nenek-nenek yang ada nanti aku mati minum susu kadaluwarsa" jawab Arkan dengan nada bicara sedikit kesal terhadap sahabat nya itu.
"Tapi kan masih ori" jawab Jaka sambil tertawa kecil.
Setelah beberapa saat mereka berbincang, akhirnya memutuskan untuk segera masuk kelas. Sebab waktu menerima materi pelajaran dari dosen akan segera di mulai.
Arkan dan Jaka berjalan beriringan, untuk menuju kelas mereka. Setelah beberapa saat keduanya sudah sampai di kelas yang di tuju, sudah terlihat di dalam kelas mahasiswa dan mahasiswi yang sudah duduk dengan rapih di tempatnya masing-masing.
Mereka sedang menunggu kedatangannya dosen yang akan memberikan materi.
Arkan dan Jaka langsung duduk berdampingan,setelah beberapa saat dosen sudah memasuki ruang kelas.
Materi segera di mulai, sang dosen memberikan materi terhadap semuanya.
Mereka serius mendengarkan dosen memberikan materi, tetapi pikiran Arkan melayang jauh ke angkasa. Dia tidak tahu apa yang di sampaikan oleh dosen hari ini, hingga pada akhirnya sang dosen sadar bahwa Arkan sedang melamun. Dosen tersebut mendekat ke arah Arkan dan bertanya.
"Apa yang kamu pikirkan? " tanya dosen tersebut, sambil menepuk bahu Arkan.
Dengan refleks Arkan menjawab "Iya Tante Maura"
Semua orang yang ada di ruangan tertawa keras, mendengar Arkan memangil dosen laki-laki dengan sebutan tante Maura.
Sang dosen langsung membulatkan matanya"Sejak kapan Nama saya berubah jadi Maura"kata sang dosen tersebut.
"Maaf Pak" ucap Arkan dengan nada bicara penuh permohonan.
"Ya sudah, kalian semua fokus dengan apa yang saya sampai kan" kata Pak dosen sambil berjalan, kembali ke depan kelas.
Setelah beberapa saat mata kuliah yang di sampaikan telah selesai, Pak dosen sudah keluar dari ruangan.
Arkan dan Jaka masih berada di dalam, temenan-teman yang lain sudah pada keluar semua.
"Ayolah, kita pulang" Jaka mengajak Arkan untuk pulang.
"Males" jawab Arkan singkat.
"Terus kamu mau menginap di sini? "
"Ya nggak, aku ikut ke rumah kamu saja. Pasti kalau ke rumah sudah ada Nenek peot lagi di sanah" kata Arkan, dia nggak mau pulang ke rumahnya.
"Iya, rumah ku selalu terbuka untuk mu" jawab Jaka.
"Ya sudah kita pulang sekarang" ajak Jaka.
Akhirnya mereka berdua keluar dari ruangan, untuk segera menuju tempat parkir. setelah beberapa saat mereka sudah berada di tempat parkir, Jaka mengambil kendaraannya lalu mempersilahkan Arkan untuk segera masuk ke dalam kendaraan yang akan mereka tumpangi.
setelah mereka berada di dalam kendaraan, Jaka mulai menyamakan kendaraannya Setelah beberapa saat, dia mulai menginjak gas dengan perlahan.Kendaraan mulai melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan area parkiran kampus.
Perjalanan yang mereka lalui lumayan jauh, hingga membutuhkan beberapa waktu yang lumayan lama untuk sampai di rumah Jaka.
Setelah cukup lama mereka berada di dalam perjalanan, akhirnya mereka sudah sampai di rumah Jaka. Dia menghentikan kendaraannya tepat di depan rumah, Jaka mengajak Arkan untuk turun dari kendaraannya. mereka sudah berada di depan rumah lalu berjalan perlahan untuk segera masuk ke dalam rumah, setelah beberapa saat mereka sudah berada di dalam rumah.
Jaka mempersilahkan Arkan untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu, dia memanggil pelayan untuk segera membawakan minuman untuk Arkan.Sebab Arkan terlihat sangat lelah sekali.
Setelah beberapa saat pelayan datang, dengan membawa dua cangkir minuman.Lalu dia meletakkannya di atas meja dan mempersilahkan Arkan untuk meminumnya.
"Terimakasih" ucapkan terhadap pelayan tersebut.
"Sama-sama "jawablah yang tersebut sambil tersenyum tipis ke arah Arkan, lalu berjalan kembali meninggalkan ruang tamu untuk segera pergi ke dapur.
"Minum dulu lah itu kopinya! "perintah Jaka terhadap Arkan.
"Iya terima kasih banyak, maaf sudah merepotkanmu "kata Arkan sambil menatap lekat wajah sahabatnya itu.
"Simpan saja maafnya buat nanti lebaran, sekarang masih jauh puasa aja belum "jawab Jaka.
"Minta maaf itu nggak mesti nunggu lebaran, sekarang pun bisa.Bagaimana kalau umurku nanti nggak nyampe ke lebaran atau ke bulan suci Ramadan ,sedangkan aku mempunyai banyak salah sama kamu atau banyak merepotkan kamu "kata Arkan sambil menatap lekat wajah sahabatnya.
"Jangan ngomong seperti itu aku ikhlas membantu kamu, kita kan sahabat masa kayak gitu aja merepotkan.Aku senang kamu mau menginap di sini menjadi teman aku"
" Aku pikir semua orang kaya itu tidak mau berteman dengan orang miskin seperti aku, sedangkan kamu beda jauh dari mereka. "kata Arkan.
"Bagi ku manusia itu tidak ada bedanya, mau kaya ataupun miskin tetap sama-sama makan nasi dan berpijak di bumi yang sama. dan bernaung di langit yang sama pula, kecuali mereka makannya batu atau emas."kata Jaka terhadap Arkan, dia tidak pernah membedakan status sosial mau berteman dengan siapapun, asalkan membuat dirinya nyaman.
"Ya tetap saja kadang aku yang merasa malu berteman dengan kamu, aku hanya orang miskin anak petani sedangkan kamu anak pejabat"kata Arkan.
"Ya sudahlah jangan bahas itu terus, mendingan kita ke kamar dulu istirahat takutnya kamu mandi"ajak Jaka terhadap Arkan.
Setelah beberapa saat mereka berdua bangkit dari duduknya,lalu berjalan perlahan menuju kamar Jaka yang ada di lantai atas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
jangan berhenti kuliah, arkan
2023-01-01
2
Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐
🤣🤣🤣🤣🤣 belum-belum udah kebayang Tante Maura
2022-12-27
1
Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐
🤣🤣🤣 ternyata jauh banget hayalan nya
2022-12-27
1