Part 3

"Mang, aku lagi butuh bantuan, Tante Maura memaksa untuk segera dilunasi semua hutang-hutang yang bapak punya.Tetapi uangnya belum ada, apakah mamang bisa membantu kami?"kata Arkan sambil menatap lekat wajah mang Asep dengan penuh permohonan, dia berharap bahwa mang Asep bisa membantu dirinya.

"Memangnya kamu butuh uang berapa?" tanya mang Asep terhadap Arkan.

"Lima puluh juta,mang, itu beserta bunganya yang harus dibayarkan" jawab Arkan.

"Jika harus sebanyak itu saya tidak punya uang, andai saja saya punya uang sebanyak itu pasti aku akan membantu kamu "kata mang Asep sambil menatap lekat wajah Arkan.

"Tante Maura mengajukan syarat, jika dalam waktu satu kali 24 jam tidak bisa membayarnya maka aku harus siap menikah dengannya "kata Arkan lagi.

"Kalau uang hanya satu atau dua juta mamang bisa bantu, itu terlalu banyak bagaimana bisa mamang juga punya uang sebanyak itu sedangkan penghasilan hanya menjual sayuran "jawab bang Asep.

"Ada yang mau membeli motor aku nggak sih emang, nggak apa-apa aku jual yang penting bisa nambah-nambah uang"kata Arkan.

"Meskipun kamu jual itu motor, tidak akan bisa untuk melunasi semuanya" kata mang Asep.

"Iya juga sih,Mang," jawab Arkan sambil menatap lekat wajah mang Asep, dia sungguh sudah merasa frustasi dengan semua masalah yang ada.

"Apa aku terima saja permintaannya,Tante Maura, "kata Arkan minta pendapat mang Asep.

"Kalau kamu menikah hanya terpaksa hanya untuk melunasi hutang pikir-pikir dulu lah, takutnya nanti setelah menikah kamu menyesal"nasehat mang Asep.

" Tapi sudah tidak ada pilihan lain lagi, selain menuruti semua permintaan tante Maura "jawab Arkan sambil menatap lurus ke depan pandangannya kosong.

"Jika memang itu pilihan yang terbaik dan bisa menyelesaikan semua masalah, kenapa tidak.Toh Maura juga masih gadis meskipun umurnya di atas kamu ,mungkin Maura itu jodoh yang dikirim Tuhan untuk kamu "kata mang Asep sambil menatap lekat wajah Arkan.

"Entahlah,mang, apa berpikirnya semesta sedang mempermainkan hidupku.Perasaan masalah datang silih berganti tidak ada habisnya "jawab Arkan.

"jangan pernah bilang seperti itu, mungkin Tuhan punya rencana lain dibalik semua ini. kita ambil sisi positifnya saja dari semua masalah yang ada "nasehat mang Asep.

"Jika saja pada saat itu tidak gagal panen karena banjir, mungkin tidak akan pernah punya hutang sebanyak ini "kata Arkan lagi.

"Semua sudah digariskan terhadap sang kuasa, kita tidak bisa menolak takdir atau hukum alam yang terjadi semua itu sudah digariskan dan ditetapkan"

"Ya sudah kalau begitu, aku pamit pulang dulu ya mang, semoga ada solusinya sampai besok "pamit Arkan untuk segera pulang ke rumahnya.

"Hati-hati di jalan jika niatnya baik maka hasilnya pun akan baik "ucapan Asep sambil berdiri.

Arkan yang sudah berdiri setelah berpamitan, langsung melangkahkan kakinya untuk segera menuju sepeda motornya yang terparkir di halaman rumah mang Asep.Dia langsung menyalakan kendaraan tersebut untuk segera untuk segera memacu kendaraan tersebut.

sepanjang perjalanan pulang Arkan terus berpikir dan berpikir, bagaimana dia mencari cara agar mendapatkan uang sebanyak itu. Sedangkan waktunya hanya beberapa jam lagi dari waktu yang sudah ditentukan oleh tante Maura.

Setelah beberapa saat menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh, akhirnya kendaraan yang ditumpangi Arkan pun sudah sampai di depan rumah dengan tepat.

Arkan langsung turun dari sepeda motornya, lalu perlahan berjalan untuk segera masuk ke dalam rumah.

Arkan sudah berada di dalam rumah lalu dia masuk ke dalam kamarnya, setelah berada di dalam kamar langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.Dia berpikir keras antara menerima dan menolaknya, sungguh pilihan yang berat yang harus diterimanya.

Setelah beberapa saat dia merenung dan merenung, akhirnya tanpa terasa dia memejamkan matanya dan tertidur dengan pulas.

dengan harapan setelah tidur dia bisa melupakan sejenak semua yang ada di dalam hidupnya, Arkan bisa saja lari dari semua ini untuk menolak permintaan tante Maura. Tetapi bagaimana dengan kedua orang tuanya jika dirinya menolak semuanya.

Waktu bergulir begitu cepat siang telah berganti dengan sore begitu juga dengan sore telah berganti dengan malam. Arkan belum juga keluar dari kamarnya, entah apa yang dilakukan anak itu di dalam kamar apa masih tidur atau melakukan hal lain.

"Bah, coba lihat Arkan di dalam kamar takut terjadi sesuatu sama dia, soalnya dia dari siang belum keluar kamar"kata sang istri terhadap Sapri, dia meminta suaminya untuk melihat Arkan di dalam kamar. dia sangat khawatir terhadap keadaan Arkan pada saat ini.

"iya, Ibu, tunggu sebentar ya nanti Abah yang melihat Arkan ke kamarnya"jawab Sapri terhadap sang istri.

Setelah beberapa saat Sapri bangkit dari duduknya lalu berjalan perlahan, mendekat ke arah pintu kamar Arkan.Lalu Sapri mengetuk pintu kamar Arkan setelah beberapa saat tidak ada jawaban dari dalam kamar, dia memutar gagang pintu dengan perlahan lalu membukanya karena pintu tidak dikunci.

Setelah pintu terbuka, terlihat dengan jelas anak laki-lakinya masih tertidur pulas di atas tempat tidur.

Sapri berjalan perlahan mendekat ke arah tempat tidur, lalu duduk di tepi ranjang.

Sapri memberanikan diri untuk membangunkan Arkan, dia guncangkan kakinya"nak, bangun ini sudah malam"kata Sapri sambil menggoyang-goyangkan kaki Arkan.

Arkan yang sensitif dengan sentuhan, dia mengerjapkan matanya lalu melihat ke sekeliling kamar dan ternyata ada sang ayah di sampingnya sedang duduk.

"Ada apa, bah,?"tanya Arkan terhadap sang Sapri.

"ini sudah malam kenapa kamu belum bangun? apakah kamu sakit atau ada hal lain yang kamu pikirkan, jika kamu memikirkan tentang permintaan tante Maura.Lebih baik nggak usah memikirkannya,kamu bisa menolaknya.Adapun tante Maura mau mengambil sawah atau rumah biarkan saja"kata sang ayah terhadap Arkan, sambil menatap lekat wajah anak tersebut yang terlihat sangat lelah dan frustasi.

"Tapi kan, Bah, kita nggak punya apa-apa lagi selain sawah dan rumah. jika diambil kita mau tinggal di mana? terus makan dari mana?Itu salah satu sumber penghasilan kita hanya dari sawah "jawab Arkan sambil menatap lekat wajah sang Ayah.

"Kita bisa tinggal di mana saja,atau kita pindah ke kampung sebelah dan mencari pekerjaan lain sebagai buruh tani atau apa saja. yang penting kamu terbebas dari Tante Maura dan hutang terlunasi"kata Sapri terhadap sang anak.

"Ya sudahlah, Bah,jangan terlalu memikirkan hal itu di setiap masalah pasti ada jalan keluarnya "kata Arkan berusaha menenangkan sang ayah, meskipun di dalam otaknya juga semrawut entah harus melakukan apa.

Setelah berbicara seperti itu, Arkan bangkit dari tempat tidur lalu mengambil handuk dia berniat untuk segera membersihkan tubuhnya. berjalan perlahan keluar kamar untuk segera menuju kamar mandi sebab di rumah ini hanya ada satu kamar mandi yang digunakan bersama seluruh anggota keluarga.

Terpopuler

Comments

suharyantik

suharyantik

mungkin nanti kamu bisa merubah Maura agar td jd rentenir LG arkam

2023-02-08

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

mungkin memang maura jodohmu, arkan

2023-01-01

2

Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐

Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐

Arkan galau tingkat dewa🙈

2022-12-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!